"Shodaqollahul Adhim" aku tersenyum kepada lelaki di depan ku setelah barusan aku menyelesaikan murajaahku.
"Makin lancar hafalannya" lelaki di depan ku ikut tersenyum, tangannya mengelus kepala ku yang tertutup mukena.
"Kan di tikror tiap hari" aku berusaha merendah. Karena ini bukan hal yang hebat. Karena mas Azam mengharuskan ku mentikror satu juz setiap hari setelah ashar.
Di waktu itu, selain mentikror agar hafalanku tetap terjaga, juga untuk meluangkan waktu bersama disela kegiatan kami. Karena saat malam hari pun, mas Azam belum tentu bisa meluangkan waktu. Tapi saat ba'da ashar ini sebisa mungkin mas Azam meluangkan waktunya, setelah apapun dirinya.
"Mas mau ke rumah Faris dulu" ucap mas Azam.
"Ada apa disana?" Tanya ku basa basi karena mas Azam dan temannya itu, Faris memang sering pergi bersama untuk menghadiri acara.
"Faris mau melamar cewek dan meminta mas untuk menemani" jawab mas Azam sambil berdiri untuk bersiap siap. Aku menyusul dan melepaskan mukena putih yang dari tadi masih kupakai. Membantu menyiapkan pakaian yang akan dipakai mas Azam.
Ingatan ku mendadak memutar kejadian dari beberapa tahun silam, perjalanan ku bertemu mas Azam. hingga hari ini...
***-_-***
Hai, aku bikin cerita lagi nih.... Dukung yha...
KAMU SEDANG MEMBACA
love you in my prostration
RomantizmPLAGIAT DILARANG MENDEKAT, PLEASE!!!! ayahku memberi ku nama Asiyah agar aku bisa setangguh Asiyah sang mawar gurun pasir. Namun ayahku tak ingin aku menikah dengan lelaki seperti Fir'aun, ayahku ingin aku menikah dengan lelaki sebaik Ali. Sesuci ci...