Dia adalah Asiyah, sang mawar dalam gurun pasir yang teguh akan keimanannya.
/╲/\╭(•‿•)╮/\╱\
Dua tahun kemudian...
Senyum cerah menghiasi semua wajah di aula ini, tak terkecuali Asiy. Di sampingnya sudah ada orang tuanya, kakaknya dan adiknya yang kini tingginya sudah hampir sama dengannya. Ini bukan acara sederhana jadi Asiy meminta agar semuanya hadir termasuk kakaknya yang kini sedang sibuk mengembangkan perusahaannya.
Hari ini adalah hari kelulusan Asiy dari SMA An-Nur. Seragam kelulusan berbentuk kebaya membuat Asiy terlihat elegant, anggun seperti wanita jawa yang halus mendayu.
Sesi pemotretan resmi sudah selesai setengah jam yang lalu. Dan kini mereka hanya selfie sendiri sendiri. Seperti Asiy yang kini sedang berpose di depan kamera bersama ketiga sahabatnya yang sudah menemaninya selama ia tinggal disini. Walau tidak sekamar karena berbeda jurusan kecuali Aqila.
Azim dengan muka datarnya terus menbidik adik dan temannya dengan kamera di tangannya. Awalnya sih ia mau mau saja, tapi karena ini sudah sangat lama dan yang di foto hanya dik dan teman teman adiknya dengan hasil jepretan yang sudah sangat banyak membuatnya menyesal sudah menyetujui permintaan adiknya.
"Mbak, pulang yuk mbak" ajak Uzan pada Asiy, ia sudah sangat bosan disini. Bukan hanya bosan tapi juga karena rayuan Azim yang sedang jeda memotret lantaran modelnya sedang mengobrol dengan teman temannya.
"Bentara kenapa?" Tolak Asiy.
"Kasian ayah sama ibu juga kalau nungguin lama" Asiy menatap kedua orang tuanya yang sedang mengobrol dengan wali snatri lain.
"Ibu cuma nggak mau ganggu mbak Asiy, tapi sebenarnya ibu juga udah capek" ujar Uzan terus mendesak.
"Ya udah bentar. Mbak pamitan sama yang lain fulu" Uxan mengangguk lalu menghampiri Azim dengan jempol teracung, berhasil.
"Pulang sekarang bu?" Tanya Asiy pada ibunya. Ia sudah berpamitan pada yang lain, tidak ada air mata. Air mata mereka sudah dihabiskantadi malam.
"Kalau mau sama temennya dulu enggak papa. Ibu tungguin" ibu tersenyum membuat Asiy justru tidak enak.
"Nggak deh bu, sekarang aja"
"Ya udah ayo" lalu Asiy menghampiri ayahnya dan kedua saudaranya yang langsung antusias untuk segera pulang.
"Barangnya mana?"
"Masih di gerbang, bentar Asiy ambil"
"Azim bantuin adik kamu!" perintah ayah yang langsung disetujui Azim,daripada semakin lama, pikirnya.
/╲/\╭(•‿•)╮/\╱\
Sampai di pagar rumah, Asiy sedikit terkejut melihat Arkan yang duduk di atas motornya. Melihat yang ditunggu datang, Arkan turun dari motornya, membuka pagar agar sang pemilim rumah masuk. Ia lalu menuntun motornya masuk ke pekarangan rumah Asiy. Ia memang sudah seakrab itu dengan keluarga Asiy.
Asiy sebenarnya kaget, tapi karena Arkan yang memang selalu ke Magelang tiap liburan, Asiy maklum. Ya, selama ini seperti apa yang didoakan Arkan. Setiap liburan ia bisa ke Magelang dan menghabiskan waktu bersama Asiy.
"Langsung disuruh masuk aja" Perintah ayah. Kedua orang tuanya sudah lelah jadi langsung masuk tanpa menyambut kedatangan Arkan.
"Mas pergi dulu ya" ucap Azim yang belum keluar dari mobil.
"Hati hati"
KAMU SEDANG MEMBACA
love you in my prostration
RomancePLAGIAT DILARANG MENDEKAT, PLEASE!!!! ayahku memberi ku nama Asiyah agar aku bisa setangguh Asiyah sang mawar gurun pasir. Namun ayahku tak ingin aku menikah dengan lelaki seperti Fir'aun, ayahku ingin aku menikah dengan lelaki sebaik Ali. Sesuci ci...