part 29

57 4 0
                                    

"Istri?" Arkan memandang Asiy. Asiy tersenyum kikuk mengapa Azam harus hadir di tengah-tengah mereka? Asiy jadi merasa sedang ketahuan selingkuh.

"Iya, Kan, mas Azam ini suami aku" Asiy menyentuh lengan Azam, Azam tidak menghindar.

"Lo? kok malah masuk sini sih? Udah ketemu klien belum?" Agam datang belum memahami situasi.

"Loh?" Tuan Visiger ada di sini sepertinya. Agam mengulurkan tangannya pada Arkan. Arkan menyambutnya tanpa memberikan jawaban.

"Kenapa ketemuannya jadi di minimarket?" Agam masih belum merasakan aura berbeda di sekitarnya.

Tanpa berkata Arkan melangkah keluar diikuti Agam dan Azam sesaat setelah adzan menyuruh Asiy akan segera pulang.

(´∩。• ᵕ •。∩')

"Kok tadi bisa ketemu Arkan lagi?" Tanya Azam pada Asiy yang sedang membaca novel di sampingnya mereka sedang duduk bersisihan menyandar di kepala ranjang, jam sudah menunjukkan pukul 11.00 tapi mereka masih terjaga.

"Nggak sengaja mas. Ya kan dia klien mas Azam, mungkin banget kalau dia ke mini market tadi dan lihat aku"

"Jangan ngobrol berdua lagi"

"Kenapa?" Asiy menatap Azam, Azam balik menatap Asiy lama.

"Aku nggak suka cara dia ngomong ke kamu, bukan kayak temen aku paham maksud tatapannya. Lagian nanti jadi fitnah" Azam mengelus rambut hitam Asiy yang hanya di cepol asal.

"Emang kayak gimana?"

"Ya pokoknya aku nggak suka. Dia suka kamu kan?"

"Ya nggak tahu lah" Asiy mengalihkan tatapannya.

"Ya ini mas beritahu. Dia suka kamu jadi kamu nggak boleh deket-deket. Bukan berarti mas memutuskan pertemanan kalian, tapi mas hanya menjaga apa yang mas punya" Azam tersenyum melepas cepolan Asiy karena lebih suka rambut asli digerai, untuk kesekian kalinya kasih dibuat baper oleh Azam. Asiy mengangguk ini perintah suaminya. Dan perintah suami wajib dilakukan selama tidak menentang syariat.

(´∩。• ᵕ •。∩')

Bina dan Aqila datang ke rumah membuat Asiy tersenyum senang. Azam pergi dari kemarin karena mengurus bisnisnya yang sedang ada kendala. Jadilah Asiy suntuk sendiri meskipun ada mertua dan adik iparnya. Adik iparnya sebenarnya orang yang humble tapi karena sibuk jadi jarang berkomunikasi.

"Jalan yuk!" ajak Bina

"Ke mana?" Saat Asiy akan bertanya Aqila sudah menanyakan hal yang sama.

"Alun-alun gimana? malam minggu nih pasti rame"

"Oke" Aqila menyetujui dengan cepat tanpa berpikir panjang.

"Tapi ini malam loh" Asiy agak keberatan.

"Sejak kapan malam minggu itu siang, Asiy?"

"Ayolah" karena mereka bersikeras mengajaknya ke sana dan mereka sudah jarang jalan bareng. Asih pun menyetujuinya.

"Aku pamit Umi dulu"

"Oke" Asiy masuk kamar Umi. Umi sedang membaca Alquran.

"Assalamualaikum Umi" ucap Asiy dari depan pintu.

love you in my prostrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang