part 21

53 5 0
                                    

Allah emmang memberikan hambanya, apa yang ia niatkan.

/╲/\╭(•‿•)╮/\╱\

Qey sudah benar benar menjadi anggota BEM, meskipun niat awalnya tidaklah benar, Qey tetap dapat mempertanggung jawabkan pilihannya. Ya walau sering mengeluh, seperti saat ini.

"Kenapa lagi?" Tanya Sania nelihat wajah kucel Qey saat masuk kelas.

"Capek" Qey menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya yang ditaruh di atas meja.

Qey mengangkat wajahnya, masih dengan raut wajah yang sama. Menopang wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Nggak boleh kayak gini" Asiy menarik tangan Qey yang menopang wajahnya.

"Eh iya lupa" Qey mengganti posisi dengan punggung tangan yang menempel di wajahnya, masih tetap menopang wajah. Tapi ini diperbolehkan, karena kalau kita menopang wajah dengan telapak tangan, kita meniru perbuatan setan. Setan sering melakukan hal tersebut.

"Kamu sendiri yang milih jadi anggota BEM, nggak boleh mengeluh" ucap Asiy menasehati.

"Nggak ngeluh Asiy, cuma mau cerita aja" Qey membela diri.

"Keluar aja kalau aku mah" ucap Sania tanpa pikir panjang.

"Nggak bis keluar masuk BEM gitu aja lah, San"

"Iya,nggak bisa seenak jidat. Lagian nih ya, setelah aku masuk BEM ini, aku jadi bisa beberapa kali ngobrol sama kak Azam yang ganteng itu" Qey cengengesan.

"Kan itu emang tujuan awal kamu" Sania berujar sarkas.

"Allah memang memberikan hambanya apa yamg mereka niatkan" ujar Asiy.

"Iya, bener. Aku sama kak Azam jadi deket gitu, awalnya sih grogi tapi karena udah sering, lama lama jadi biasa aja. Kak Azam friendly juga sih orang nya, jadi nyambung kalau diajak ngobrol sama cerita" Qey bercerita dengan sangat antusias.

Asiy menurunkan pandangan pada rok nya, Asiy sudah menduga ini pasti akan terjadi. Tapi kenapa ia masih belum siap mendengar kedekatan mereka? Ada sebuah rasa tidak rela setiap kali Qey menceritakan Azam padanya. Asiy masih setia menyebut nama itu dalam sujud nya, Azam Asy-Syirbini.

"Tapi satu yang bikin aku kagum selama ini sama kak Azam. Kak Azam itu tiap cerita, jalan, atau apapun sama aku dia nggak pernah liatin aku. Beda kalau jalan sama cowok. Dia itu jaga pandangan banget, jadi makin suka" Qey menunjukkan wajah imut nya, ya Qey memang baby face, sangat imut, semua orang tidak akan bosan melihat wajahnya itu.

"Mungkin bukan jaga pandangan, tapi emang malis aja liat wajah kamu" ucap Sania membuat kedua alis Qey bertaut, tidak terima dengan ucapan nya barusan.

"Jangan suudhon" kenapa Asiy ikut tidak terima ya?

"Tuh dengerin Asiy bilang, kamu mah pikirannya suudhon mulu, sama semua cewek juga kak Azam kayak gitu kok" Qey masih ngotot membela Azam.

"Ya mungkin karena dia udah punya gandengan, udah ada seseorang di hatinya. Jadi males sama semua cewek disini, kamunya aja yang nggak tau" Sania masih mengeluarkan argumennya.

"Ih, Sania! Kamu tuh nggak bisa nyenengin temen bentar apa? Asiy, belain Qey lah. Sania tuh nyebelin banget" Qey menarik narik lengan Asiy dan Asiy hanya diam,memikirkan ucapan Sania barusan.

Apa benar yang diucapkan Sania barusan? Bisa saja sih kalau Azam memang punya kekasih. Dia tampan, pintar, alim, sopan, tinggi, putih, dewasa, cewek mana yang tidak menyukai Azam? Jika memang Azam sudah punya kekasih, maka Asiy harus bersiap merasakan patah hati untuk yang pertama kali dalam hidupnya.

love you in my prostrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang