part 17

55 7 0
                                    

Allah memisahkan mereka agar rasa mereka tak semakin jauh. Allah Maha Tau dengan segala skenarioNya yang terbaik.

/╲/\╭(•‿•)╮/\╱\

Visiger, nama perusahaan raksasa yang sangat disegani dalam dunia bisinis, itu yang dikatakan Azim karena Arkan tak pernah menyombongkan kekayaannya dan menceritakan perusahaan rakasasa miliknya iti. Tapi Arkan sering menyombongkan wajahnya yang memang tampan itu.

Tapi tanpa diberi tau pun Asiy tau, beberapa produk yang dipakainya ber merk Visiger. Arkan juga sering membawakan produk terbaru miliknya.

"Kita udah lama kenal, udah saling memahami, idah tau jati diri masing masing. Kita belum bisa bersatu ya?" Tanya Arkan, Asiy diam. Arkan sudah sering menanyakan hal ini dan seaering itu juga Asiy hanya diam.

"Kalo gue masuk islam, lo mau sama gue?"

"Enggak"

"Kenapa?"

"Karena kamu masuk islam bukan karena Tuhan aku, tapi karena makhluk ciptaannya. Itu salah, agama nggak bisa dipermainkan" ujar Asiy tegas, berharap Arkan paham.

"Tapi kita tetep jadi temen deket gini kan?"

"InsyaAllah"

"Maksudnya?" Arkan terlihat bingung.

"Aku usahain" Arkan tersenyum tipis. Kecewa? Jelas! Tapi Arkan tak mau memaksa, tak mau jika Asiy justru membencinya.

"Lo tau kenapa gue kesini sekarang, bukan habis wisuda?" Tanya Arkan membiarkan Asiy menebak, Asiy menggeleng. Tak menemukan alasan.

"Karena habis wisuda gue langsung ke Jerman" Arkan menatap lurus ke depan.

"Ngapain?" Tanya Asiy kaget.

"Kuliah lah masak main. Kenapa kaget gitu? Takut kangen ya?" Arkan menaik turunkan alisnya, menggoda.

"Enggak, kok dadak gini bilangnya"

"Ya terus kapan, lo aja baru pulang. Papa yang suruh, gue cuma bisa iyain. Ini berat, Siy. Balik ke Jakarta aja gue udah kangen sama lo. Apalagi ke Jerman, gue pasti kangen banget sama lo" tatapan Arkan sulit dijelaskan.

"Liburan pulang kesini nggak?"

"Enggak"

"Kenapa?"

"Disana gue juga ngurus perusahaan cabang di Jerman. Kata papa buat latihan" bahu Arkan merosot, terlihat snagat terpaksa.

"Berapa tahun?"

"Empat tahun, nggak akan lama, gue usahain. Lo bisa jaga hati?"

Asiy bingung. Asiy orang yang setia, dia bisa menjaga hati. Dua tahun ini dia menjaga hatinya, buakn untuk Arkan tapi untuk Azam seseorang yang baru datang sebentar yang bahkan entah ada di bumi bagian mana sekarang. Azam, nama yang selalu mengisi sujud sujud nya.

Kalian tau kenapa Asiy bisa memenangkan banyak perlombaan? Selain karena kemurahan Allah, ini juga karena Azam. Karena buku yang diberikan Azam waktu itu. Disitu Asiy menulis rumus rumus matematika dan semangat mempelajarinya. Asiy harap dia bisa bertemu lagi dengan Azam.

"Kita beda Arkan" Asiy menghela napas lelah, berapa kali ia harus menjelaskan? Arkan mengacak rambutnya frustasi.

"Gue pamit, Siy. Salam buat semuanya" Arkan langsung pergi bahkan tanpa menoleh lagi ke belakang. Membuat Asiy sedikit merasakan nyeri di dadanya. Bahkan Asiy belum membuatkan minum tapi Arkan sudah pergi.

/╲/\╭(•‿•)╮/\╱\

'Ting' Asiy membuka ponselnya.

love you in my prostrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang