Azam Asy Syirbini, cowok sholeh dan rajin yang banyak disukai guru, karena sifat dan kecerdasannya Azam kerap diminta guru untuk mbadali atau menggantikan guru yang sedang halangan.
Waktu itu, tanpa sengaja Azam melihat santriwati di bawah tiang bendera bersama temannya, mungkin mereka disuruh pak Amir, pak Amir memang sangat disiplin. Azam sebenarnya ingin segera berlalu, tapi melihat wajah gadis itu yang terlihat sangat pucat membuat Azam diturunkan niatnya.
Benar dugaan Azam, gadis itu pingsan, karena jarak yang dekat Azam langsung berlari menahan tubuh gadis itu yang akan ambruk dengan lengan atas nya. Azam tidak ingin menjadi lelaki murahan yang dengan mudah menyentuh lain mahramnya. Ketika itu ada pengurus Putri yang melihat, langsung mendekat dan menolong Azam membantu santriwati tadi.
Sebenarnya kalau ada hal seperti ini, yang terlihat terlibat bisa terkena takziran. Tapi Azam meyakinkan kalau dirinya hanya tidak sengaja menolong dan tidak saling kenal. Jadi mereka tidak mendapat takziran.
Waktu itu untuk yang pertama kali bagi Azam disuruh untuk private sama santriwati, Azam sungguh benar-benar gugup, sebagai santri berbicara dengan yang lain mahram saja tidak pernah, ini langsung disuruh private. Tapi karena kepandaian Azam dalam mengatur raut wajahnya, Azam terlihat biasa saja.
Asiyah nama itu asing di telinganya kata gurunya Asiyah memang adik kelasnya. Jadi pantas saja kalau tidak saling kenal ternyata Asiyah adalah orang yang sama dengan yang pernah Azam tolong karena pingsan.
Selama beberapa kali pertemuan Azam tidak pernah memandang wajahnya, kata abahnya, bukan hanya wanita yang bisa dicap murahan, tetapi laki-laki juga bisa. Lelaki murahan adalah yang suka memandang yang lain mahram dan senang menggoda wanita yang belum halal olehnya, jadi Azam benar-benar menjaga pandangannya kepada lain mahram.
Walau begitu terkadang Azam tanpa sengaja melihat Asia atau yang sering dipanggil Asiy lalu beristighfar menurut Azam, Asiy adalah orang yang cerdas Asiy bisa memahami materi kelas 11 dan 12 dengan mudah meski dia masih kelas 10 menurut Azam Asiy juga bukan tipe perempuan yang banyak tingkah
Azam ikut senang begitu tahu ASI menang entah mendapat dorongan dari mana hingga Azzam berani memberi hadiah untuk Asiy lewat gurunya.
(´∩。• ᵕ •。∩')
Saat kuliah, Azam menjadi anggota BEM, entah kenapa Azam berdoa agar Asiy masuk perguruan ini. Dan benar saat ospek Azam melihat Asiy.
Kejadian 3 tahun lalu kembali terulang, wajah Asiy terlihat sangat pucat hingga Azam khawatir, Azam tahu kalau Asiy tidak suka panas, Azam berjaga di belakang Asiy dan benar. Asiy pingsan Azam langsung membopongnya karena tidak ada cara lain di pikirannya, menuju ruang kesehatan, salah satu teman Asiy mengikuti Azam begitu sampai di ruang kesehatan Azam pamit, tapi Azam masih menyempatkan melihat Asia dari jendela, persis seperti kejadian 3 tahun lalu.
Azam beberapa kali mengajak bicara pada Asiy. Hingga akhirnya Azam sadar, Azam berdoa agar dipertemukan lagi pada Asiy karena Azam mencintainya. Setelahnya Azam memilih menghindar, Azam tidak mau jika rasa sukanya terhadap Asiy justru membuat banyak kemaksiatan. Sebisa mungkin Azam mengurangi interaksi mereka, walau Azam selalu mendoakan Asiay. Bukankah bukti terbaik mencintai adalah mendoakan?
Hingga lulus Azam tetap menjaga jarak dengan Asiy, orang yang selalu ada dalam doanya. walau sudah lulus, Azam kerap ke universitasnya karena Azam diajak berbisnis oleh dosennya, pak Suroto, bersama dua temannya Rendy dan Agam.
Waktu itu tanpa sengaja Azam melewati kantin fakultas sastra. Karena memang dekat dengan fakultasnya di sana Azam melihat Asiy duduk berdua bersama temannya. Karena Azam mendengar namanya disebut, Azam berhenti untuk mendengarkan percakapan mereka.
"Kamu suka kan sama kak Azzam?" Tanya temannya itu dan siapapun pasti tahu jawaban yang sebenarnya dari bagaimana Asiy merespon.
Dari sana Azam merasa yakin untuk kembali meneruskan rasa cintanya. Azam banyak mencari tahu tentang Asiy dari banyak orang, hingga tanpa sengaja Azam bertemu Asiy dan tahu kalau Asiy adalah salah satu santriwati di pesantren An-Nur. Pesantren yang didirikan oleh abahnya dan mungkin akan diteruskan olehnya.
Setelah Azam salat istikharah dan merasa yakin Azam langsung meminta pada Abah dan uminya untuk melamarkan Asiy. Umi dan Abah pun menyetujuinya dengan mudah, dan begitu hingga hari pernikahan terlaksana kan atas izin Allah. Azam memang tidak menyebut nama Asiy dalam sujudnya tapi Azam selalu menyebut nama Asiy dalam doanya, untuk semua kebaikannya.
(´∩。• ᵕ •。∩')
Asiy tidak tahu harus merespon bagaimana terhadap cerita dari sisi Azam. Asiy benar-benar tidak menyangka kalau Azam juga mencintainya. Entahlah, Asiy tidak tahu bagaimana merespon semua ini. Intinya ia sangat berterima kasih dan bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
"Tapi mas Azzam kan dulu dekat sama Ata?" Tiba-tiba pertanyaan itu melintas di otaknya dan segera diutarakan. Azam mengangguk.
"Kenapa nggak takut bakal berbuat maksiat, kan kalian sering ngobrol bareng" Asiy bertanya.
"Karena ngobrolnya nggak cuma berdua. Dan karena aku yakin, kalau aku tidak akan mencintainya" Azam tersenyum lagi.
"Seyakin itu?" Asiy memiringkan kepalanya.
"Iya, karena dalam doaku selalu ada nama kamu. Hingga Allah memberikan rasa cinta ini hanya padamu, dari dulu, saat ini, dan untuk seterusnya" Azam tersenyum Asiy benar-benar tidak tahu harus merespon bagaimana.
Semoga pernikahan ini dapat menjadi awal yang membahagiakan dalam ridho Allah subhanahu wa ta'ala.
KAMU SEDANG MEMBACA
love you in my prostration
RomansaPLAGIAT DILARANG MENDEKAT, PLEASE!!!! ayahku memberi ku nama Asiyah agar aku bisa setangguh Asiyah sang mawar gurun pasir. Namun ayahku tak ingin aku menikah dengan lelaki seperti Fir'aun, ayahku ingin aku menikah dengan lelaki sebaik Ali. Sesuci ci...