Bab 30

7K 271 7
                                    

Tiga hari kemudian, acara yang dinantikan telah tiba. Alfan beserta dengan kedua orang tua dan mertuanya sepakat untuk datang bersama ke acara perhelatan Jakarta Fashion Week yang diadakan setahun sekali ini.

Mereka tidak bisa menyembunyikan rasa bangga yang teramat karena akhirnya Bulan bisa masuk dalam bagian ini. Menjadi desainer muda yang berbakat dan bisa ikut serta dalam pameran mode terbesar di Asia Tenggara.

Mereka telah duduk di kursinya masing-masing. Acaranya begitu ramai dihadiri oleh para sosialita, pers lokal maupun asing, pembeli dan pecinta mode, bahkan banyak selebriti yang turut andil datang hanya untuk melihat koleksi dari berbagai desainer berbakat ini.

Sementara Bulan, ia ada di belakang panggung melihat persiapan para model yang akan memakai busana rancangannya. Mulai dari busana casual, formal sampai gaun malam. Ia terlihat begitu bersemangat dan juga sangat percaya diri.

“Nona, keluarga Anda sudah tiba,” bisik asistennya.

Bulan mengangguk. “Terima kasih infonya.”

Kemudian terdengar suara MC yang menyampaikan pembukaan, susunan acara dan mulai memperkenalkan nama-nama desainer yang malam ini ikut serta dalam acara malam ini. Ada sekitar 150 desainer yang malam ini ikut serta menunjukkan rancangannya. Ketika namanya disebut, ada perasaan haru yang menyerbu dadanya, matanya berkaca-kaca penuh kebahagiaan.

Sepuluh menit sebelum mereka keluar. Bulan kembali memastikan penampilan para modelnya.

Setelah itu mereka berbaris rapi dan siap meliukkan badan memamerkan busana yang dipakai.

Kurang lebih enam model milik Bulan sudah keluar. Hanya tinggal dua model khusus gaun malam yang akan muncul di sesi akhir.

Bulan hanya mengawasi dari belakang panggung yang terdapat layar datar yang menampilkan para model itu berjalan dengan anggun.

Suara tepuk tangan riuh terdengar memenuhi ruangan ketika para model itu kembali ke belakang.

Akhirnya dua model miliknya berjalan keluar dengan sangat anggun dan mempesona. Gaun yang dipakai begitu indah dan sangat mewah.

Dua model itu benar-benar sangat menjiwai dengan busana yang dikenakan. Terlihat sangat anggun, tegas dan penuh kharisma.

Suara MC terdengar memanggil namanya. Bulan membeku dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan. Sampai asistennya menyentuh tangannya hingga membuatnya tersadar bahwa panggilan untuknya masih menanti.

Perlahan Bulan mengatur napasnya sebelum berjalan dengan dagu terangkat dan wajah yang cantik dengan bibir yang melengkung tipis.

“Ini dia, desainer muda dengan busana rancangan yang begitu memikat mata. Nona Queena Bulan Latief.”

Tepuk tangan kembali terdengar. Bulan tidak menyangka akan berada di atas panggung ini. Ini seperti mimpi baginya.

Tidak akan ada usaha yang akan mengkhianati hasil. Ini adalah hal di luar dugaannya.

Bulan tidak menyangka dari sekian banyak desainer yang ikut serta, ternyata karyanya mampu memikat para pemangku industri kreatif dan mode.

“Perempuan muda, cantik, berbakat dan juga memiliki selera yang begitu indah,” puji MC tersebut akan begitu ia sudah begitu di tengah-tengah panggung di dengan sorot lampu yang mengarah ke arahnya.

Perwakilan dari FCM Group yang menyelenggarakan acara naik ke atas panggung dan memberikannya buket bunga dan juga memberikannya piala berwarna emas ke arahnya.

“Selamat atas pencapaian luar biasa Anda, Nona. One day Anda akan meraih kesuksesan lebih dari ini. FCM Group siap membantu Anda jika diperlukan.”

“Terima kasih banyak.”

Bulan menatap semua tamu undangan yang hadir dengan mata yang berkaca-kaca. Kemudian, matanya tertuju pada barisan di mana keluarganya duduk. Mami Tari memberikan senyum bangga. Ketika matanya bersitabrak dengan Alfan, lelaki itu juga menatapnya, kemudian melemparkan senyum lebar yang begitu memikat.




To Be Continue ....


ISTRI DI ATAS KERTAS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang