Chapter 21

3.8K 491 5
                                    

Sesuai janjinya pada kedua adik kembarnya, Mark sudah menunggu di depan gerbang sekolah 10 menit menjelang bel pulang.

Sambil menunggu mereka, ia mendengarkan musik dan mengobrol dengan teman-temannya melalui telepon. Mendiskusikan tentang tugas kuliah dan proyek yang akan dilaksanakan setelah mereka kembali ke Kanada.

Ketika bel pulang berbunyi, Mark mengalihkan perhatiannya pada gerbang sekolah yang sudah dibuka.

"Kita sambung nanti, sekarang aku akan menghabiskan waktu dengan kedua adikku dulu." Ujar Mark.

"Dua?" Beo pemuda diseberang panggilan.

"Ya, aku punya adik kembar. Ingat dulu aku sempat ingin pulang dengan keadaan yang kacau?" Jawab Mark.

"Tentu saja! Kau sangat mengerikan saat itu, bagaimana kami tidak ingat?" Timpal seorang gadis.

Omong-omong, mereka melakukan panggilan kelompok. Jadi, Mark terhubung dengan lingkar pertemanannya sekarang.

"Itu karena salah satu adikku nyaris bunuh diri." Mark menjelaskan.

Dulu, ia hanya mengatakan pada mereka bahwa dia ingin bertemu adiknya. Dan tidak mengatakan mengenai kondisinya secara rinci, karena pikirannya yang kalut dan perasaan khawatir yang terus menghantuinya.

Teman-temannya sontak terdiam, akhirnya mereka mengerti kenapa Mark sangat keras kepala dan ingin pulang. Dia takut kehilangan salah satu orang tersayangnya.

"Dia adalah gadis yang manis, penurut walaupun sedikit jahil, dan selalu mengikutiku seperti anak ayam..." Sambung Mark, lalu menghela nafas berat. "aku merasa sangat bersalah karena tidak bisa melindunginya..."

"Itu bukan salahmu Mark, itu adalah takdir. Mungkin kau menyayangi adikmu, tapi Tuhan memiliki rencana untuk mengujinya. Anggap saja itu adalah ujian yang Tuhan berikan untuk adikmu, dan lihat? Dia berhasil bukan?" Sahut seorang gadis dari panggilan, suaranya sangat tenang dan lembut. "Itu artinya adikmu adalah gadis yang kuat, percayalah padanya. Dan percaya pada dirimu, kau sudah melakukan yang terbaik untuk menjadi pelindungnya. Akan ada saatnya adikmu menemukan pelindung abadinya, dan tidak selamanya kau bisa terus melindunginya dibalik tubuhmu."

Mark terdiam memikirkan perkataannya, temannya benar. Tak selamanya Mark akan melindungi Haechan, akan ada saatnya dimana gadis kecil itu menemukan pangerannya.

"Hyunsuk benar Mark, kau tidak bisa terus menyembunyikannya dibalik tubuhmu. Aku tidak melarangmu untuk melindungi adikmu sendiri, tapi kau juga harus ingat dengan mimpimu. Apakah kau akan merelakan semuanya begitu saja? Andai saat itu kau langsung kembali ke Seoul, mungkin kau akan dikeluarkan oleh pihak universitas." Sahut temannya yang lain. Yoonbin.

"Hidup ini kejam Mark, biarkan adikmu tumbuh menjadi gadis yang kuat agar dia bisa bertahan di dunia ini. Jangan jadikan dia vas bunga yang mudah pecah dan kau simpan dalam lemari. Jadikan dia sebuah pedang agar ia bisa melindungi dirinya sendiri." Lucas, sahabatnya mengingatkan.

Mark mengangguk dalam diam, semua yang dikatakan mereka benar. Tidak salah baginya untuk melindungi Haechan, tapi jika dia juga melupakan kehidupan dan mimpinya, itu salah. Tak selamanya ia menjadi tameng untuk adik perempuan satu-satunya itu.

Yang bisa ia lakukan adalah, melindunginya hingga pangeran yang akan menjadi pelindungnya tiba.

"Kalian benar, aku akan melindunginya hingga dia bisa menjaga dirinya baik-baik." Ujar Mark dengan senyum simpul di bibirnya. "Terima kasih.."

"Jangan sungkan! Lagipula, adikmu adik kami juga. Benarkan??"

"Itu benar!!"

"Lain kali ajak kami untuk bertemu dengan kedua adikmu ya Minhyung Jung!"

Reborn as a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang