"Mom! Mom!" seorang pria berteriak penuh semangat kala ia masuk kedalam kediaman mewah itu.
Dibelakangnya, beberapa pelayan menatap khawatir pria itu. Namun si objek yang menjadi pusat kekhawatiran mereka tidak menyadarinya. Ia masih dalam mood bagusnya dan ingin membagi hal itu dengan sosok yang telah melahirkannya.
"Mom!" ia sekali lagi memanggil.
"Mom disini sayang, kenapa hm?" sahut seorang wanita yang berusia lima puluhan dari arah tangga.
Ia turun perlahan, dengan senyum yang tersemat di bibirnya ia mendekati si sulung yang memanggilnya.
"Ada apa? Apa kau menemukan sesuatu yang menarik saat jalan-jalan?" sambungnya sembari menarik pelan tangan pria muda yang lebih tinggi darinya itu menuju sofa.
"Mom! Dia masih hidup! Aku melihatnya! Dia ada disana!" Ujar pria muda itu sembari menunjuk sembarang kearah luar.
Matanya sarat akan kebahagiaan seperti telah menemukan harta karun.
Wanita paruh baya itu menatapnya dengan tatapan sendu, ia tahu betul siapa yang dimaksud si sulung. Tapi ia tidak memutus antusiasme si sulung, di biarkannya ia bercerita tentang sosok yang ia temui beberapa waktu lalu dengan penuh semangat.
Matanya terlihat hidup, dengan binar yang sudah lama tak ia lihat. Walaupun jauh di lubuk hatinya ia merasa sedih.
"... tapi dia pergi, dan meninggalkanku sendirian. Mom, kita harus menjemputnya! Rumahnya disini, dia harus ada disini!" ujarnya mengakhiri cerita.
Ten, sang ibu hanya mengelus kepala si sulung dengan lembut. "Nanti mom akan coba bujuk, ya? Dery tunggu saja dirumah bersama aunty dan Noona.."
Si sulung mengernyitkan keningnya, "kenapa?"
"Haechan mungkin masih marah, jadi... biar mom dan dad saja yang bujuk." jawabnya, seraya menahan rasa sesak yang kini kembali ia rasakan.
Pria muda itu tampak berpikir sejenak sebelum kemudian mengangguk setuju. "Baiklah! Nanti Dery akan memberinya pie susu dan membacakannya cerita seperti biasa!"
Ten tersenyum tipis dan mengangguk kecil, biarlah ia bersandiwara saat ini. Ia tidak tega jika harus mengatakan bahwa si bungsu Seo sudah tak bisa lagi bersama mereka.
⋯ ⊰ ᯽ ⊱ ⋯
Dua hari setelah Haechan menangis itu, ia akhirnya kembali masuk sekolah. Ya, ia mengalami demam tinggi sebelumnya hingga tak bisa kemana-mana.
Jeno bahkan tidak ingin masuk sekolah, ia beralasan bahwa dirinya harus menjaga saudarinya hingga ia sembuh. Tapi kemudian Jaehyun membawanya keluar dari kamar Haechan dan mengantarnya ke sekolah.
Ya, ia akui niatnya itu baik. Tapi membolos itu tidak bisa dibenarkan. Lagipula ada dirinya dan sang istri yang bisa mengurus Haechan bergantian.
Walaupun sempat merajuk, tapi dengan iming-iming menu makan malam favoritnya, akhirnya Jeno mau masuk sekolah.
Kembali ke masa sekarang, ketika bel pulang berbunyi Haechan keluar kelas bersama dengan Lea dan Jaemin. Tapi ketika sudah sampai didepan pintu, mereka terkejut.
Jeno dan teman-temannya sudah ada disana. Yang mana menjadi perhatian banyak siswa siswi yang lewat.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Lea dengan kening mengkerut. "Kalau Jeno aku tahu dia disini untuk menjemput pacarnya, tapi kalian sisanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as a Girl
FanfictionKarena sifat bajingan nya, Haechan dikutuk oleh gadis-gadis yang menyukainya. Dan terlahir kembali menjadi seorang wanita. Bagaimana kehidupannya setelah itu? Tekan baca jika kalian tertarik~ A/n : CERITA INI MENGANDUNG UNSUR GENDER SWITCH/GS!! Se...