Chapter 42

1.7K 287 14
                                    

Dahlah ni buku kayaknya mau nyaingin mom for us chapternya (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

_________________

Hari ini Haechan senang, sangat senang. Meskipun dia ditinggal sendiri oleh keluarganya yang punya jadwal masing-masing, ia tidak masalah. Dia akan menghabiskan hari ini dengan berjalan-jalan di sekitar Seoul dan membeli makanan atau pernak pernik yang menurutnya lucu.

Ia bahkan sudah membuat daftar untuk tempat-tempat yang akan ia kunjungi hari ini. Sebagian dari pengalamannya di kehidupan sebelumnya dan sebagian lainnya dari internet.

Awalnya ia memiliki daftar panjang tempat yang ingin dia kunjungi, tapi... itu benar-benar terlalu panjang. Secara literal.

Ada dua halaman penuh mengenai tempat yang ingin dia kunjungi, jadi pada akhirnya dia memilih lima tempat untuk hari ini. Sisanya bisa ia kunjungi di akhir pekan berikutnya.

Tadinya ia mau mengajak Jaemin dalam perjalanan ini, tapi sahabatnya itu sudah dimonopoli oleh kembarannya untuk melakukan kencan. Jadilah Haechan sendiri. Chenle juga pergi bersama Jisung, setelah sepupunya itu mengumpulkan keberanian untuk mengajak adik kelasnya pergi hari ini.

Daehwi sendiri sedang gencar mendekati anak kelas sebelah yang bernama Samuel. Seorang blasteran yang pandai menari. Dia juga ikut klub menari di sekolah dan terkenal karena talentanya itu.

Yah hanya Haechan yang tidak punya rencana untuk pergi dengan seseorang. Bahkan kakak sulungnya pergi dengan Yeonjun.

Kehidupan percintaannya dalam kehidupan ini benar-benar menyedihkan. Tapi tidak apa, dia tidak berekspektasi untuk memiliki kekasih dalam waktu dekat ini.

Adapun alasan mengapa dia sangat senang hari ini adalah karena siklus menstruasinya untuk bulan ini sudah berakhir. Setelah lima hari menderita dengan mood yang naik turun, dia akhirnya bisa kembali seperti sebelumnya.

Dalam lima hari itu Jeno selalu menjadi sasaran amukannya, membuat pemuda satu itu sedikit menjauh selama periode waktu itu. Dia takut dilempar cangkir lebih tepatnya.

Ia juga jadi lebih lengket pada kakak sulungnya, dan juga teman-teman kakaknya. Apalagi yang perempuan. Terutama Yeonjun.

Ia sering melakukan sesi curhat dengannya mengenai pengalaman menstruasinya yang tidak menyenangkan itu. Yeonjun tertawa gemas mendengar ceritanya, ia juga memahami apa yang Haechan rasakan karena dia juga pernah ada di posisinya.

Lalu gadis yang lebih tua itu memberinya tips-tips untuk membuat masa-masa periode bulanannya tidak terasa seperti neraka.

Oh sungguh, Haechan rasanya ingin menciumnya jika dia bukan seorang gadis sekarang. Yeonjun adalah gadis yang dewasa walaupun terlihat nakal.

"Ma! Pa! Haechan pergi!" pamitnya sambil berlari keluar rumah dengan tas selempang kecil yang berisi dompet, ponsel, dan earbuds hadiah dari Chenle saat ulang tahun gadis itu.

Iya, Chenle lebih suka memberikan hadiah saat ia berulang tahun bukannya diberi hadiah. Dan yang pasti, hadiahnya juga tidak main-main.

Dan barang-barang mewah yang Haechan punya kebanyakan berasal dari hadiah yang Chenle berikan.

Maklum saja, orang tuanya adalah crazy rich Korea.

Ia naik bus untuk pergi ke tempat pertama, ada bazar komik hari ini dan ia ingin pergi kesana untuk membeli beberapa. Salahkan Sunwoo, teman sekelasnya yang menularkan virus otaku pada Haechan.

⋯ ⊰ ᯽ ⊱ ⋯

Di mansion besar keluarga Nakamoto, Winwin melihat putranya sudah rapi dengan setelan casual nya ditambah kacamata berframe tipis membingkai wajahnya.

"Kau mau pergi?" tanya Winwin saat melihat Renjun berjalan kearahnya.

Renjun berdeham untuk menjawab pertanyaan sang ibu, lalu mengecup pipinya sebelum berkata. "Aku butuh sketchbook baru dan beberapa kuas, sekalian mencari inspirasi baru untuk menggambar."

Sang ibu mengangguk, lalu mengusap pundak lebarnya. "Hati-hati."

Renjun hanya mendengus geli, "aku hanya pergi ke toko buku, bukan berperang."

"Kemanapun kau akan pergi, akan selalu ada bahaya yang mengikutimu. Jadi, hati-hatilah." ujar Winwin.

Renjun mengangguk lalu pamit untuk pergi. Ia tidak membawa Ducati kesayangannya, kali ini Renjun membawa Mini Cooper berwarna merah hadiah dari sang ayah.

Dalam perjalanan ia ditemani dengan iringan musik dari playlist lagu Ballad miliknya. Sesekali ia akan ikut terbawa dan menyenandungkan liriknya.

Ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang tersedia, lalu keluar dan berjalan kaki sebentar menuju toko yang menjadi langganannya.

Suasana tenang bisa ia rasakan saat pintu masuk dibuka, bunyi lagu yang sedang hits diputar menjadi musik latar belakang. Deretan rak berisi peralatan melukis maupun menggambar berjajar.

Bukan hanya itu, ada juga peralatan tulis lainnya yang biasa digunakan oleh siswa maupun orang kantoran.

Ia langsung ke bagian rak incarannya, mengambil beberapa kuas dan cat akrilik yang ia rasa sudah habis dalam persediaannya sembari melihat-lihat cat-cat baru yang dipajang di sana.

Bunyi notifikasi membuyarkan konsentrasinya, ia secara sekilas membaca pop up yang ditampilkan pada lock screen ponselnya dan mengangkat alis. "Acara kaum otaku?"

Ia mendengus geli lalu kembali mengantongi ponselnya dan mengambil belanjaannya.

Selesai membayar, ia keluar dan kembali berkendara. Ia ingin refreshing sebentar, berharap inspirasi akan datang padanya.

Jangan salah, walaupun tidak terkenal Renjun merupakan seorang pelukis dengan  karya yang sudah diakui oleh para pelukis yang lebih senior. Karyanya juga beberapa kali terjual dengan harga yang luar biasa dan menghiasi rumah-rumah kalangan kelas atas.

Tapi sekarang ia sedang tidak ada ide, dan sedikit malas sebenarnya. Jadi, mungkin jalan-jalan sebentar akan membuat semangatnya kembali.

Ia putuskan untuk pergi ke acara yang tadi dibicarakan teman-temannya, hitung-hitung nostalgia dengan kampung halamannya. Yahh... walaupun tidak seberapa.

Tempatnya cukup ramai, ada banyak cosplayer yang hadir dan stand makanan khas Negeri Matahari Terbit disini. Kebanyakan dari mereka yang datang pasti fans karakter anime tertentu dan ingin membeli versi komiknya. Atau, orang yang datang karena ingin melihat teman mereka menjadi cosplayer.

Atau bisa jadi orang yang datang untuk berburu komik dan merchandise yang harganya biasanya lebih murah daripada di toko.

Beberapa kali ia sempat terdorong karena padatnya pengunjung yang datang, namun ia tidak menyalahkan mereka. Toh, acara seperti ini tidak datang setiap hari jadi wajar saja jika padat pengunjung. Ditambah lagi ini akhir pekan.

Ketika sedang menikmati waktunya, sosok yang familiar tertangkap oleh netranya. "Penari balet itu?" gumamnya.

Gadis itu terdorong beberapa kali oleh pengunjung lain yang ingin bersua foto dengan seorang cosplayer yang cosplay menjadi tokoh dari manga dan anime Jujutsu Kaisen, Gojo Satoru.

Para otaku itu berteriak histeris seperti tengah bertemu idola mereka—yahh... mungkin merasa senang karena karakter fiksi favorit mereka akhirnya terlihat nyata?—hingga membuat daerah sekitarnya menjadi kacau.

Tanpa berpikir panjang Renjun berjalan menuju gadis malang itu, lalu sebelum ia terjatuh karena terdorong oleh massa, ia menarik lengan kecilnya dan mendekapnya erat.

Bisa ia rasakan, tubuh pendek itu menegang dalam pelukannya. Dan, entah kenapa rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik perut Renjun saat ia merasakan tubuh pendek itu dalam pelukannya, hingga tanpa sadar ia mempererat pelukannya pada gadis itu.

"Sssstt... kau aman sekarang." bisik Renjun dengan suara rendahnya.

To be continued

Fyi, aku tadi baca part 40 dan malah pengen nangis. Sial, baper sama tulisan sendiri...

Kek... Kek... Gembel banget TT

Reborn as a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang