Hai?
______
Hari perlombaan pun tiba, Haechan beserta Eric dan teman-teman yang menjadi perwakilan dalam lomba sudah ada di lingkungan Universitas Seoul.
"Untuk ballerina di aula dalam, nanti ikut denganku." Ujar Ny. Minghao, tangannya menggandeng bocah kecil berusia sekitar lima tahunan.
"Baik!!"
Haechan menepuk bahu saudaranya, lalu mengikuti Ny. Minghao bersama dengan yang lain. Termasuk Eric.
Mereka belum memakai kostum ballerina, dan masih menggunakan pakaian biasa. Nanti di ruang tunggu, mereka akan mulai berganti dan menyiapkan penampilan.
"Kau tampak cantik hari ini." Ujar Eric berbasa-basi.
Haechan tertawa kecil, "yahhh... Ini berkat bantuan dari teman-temanku, terima kasih pujiannya."
Eric mendengus geli, "mereka menjadi ahli kecantikan selama dua Minggu ini?"
Haechan mengangguk, "bibiku juga, dia sangat antusias saat tahu aku menjadi peserta lomba ini. Dia segera membawaku ke salon kecantikan untuk treatment rutin, bahkan sebelum aku sempat meminta izin pada orang tuaku."
Eric tertawa kecil, "dia pasti sangat antusias untuk melihatmu.."
"Dia lebih tidak sabar dari orang tuaku, kau tahu? Jisung sampai merajuk karena ibunya lebih perhatian padaku daripada dirinya." Balas Haechan.
Eric tertawa lepas, remaja sekaku Jisung bisa merajuk juga ternyata. Itu adalah hal yang mengejutkan sekaligus lucu.
Saat mereka sampai di ruang transit untuk ballerina, Ny. Minghao memerintahkan mereka untuk segera bersiap.
Mereka disediakan empat bilik ganti, jadi semuanya harus bergantian. Beberapa anak ada yang menata rambutnya terlebih dahulu sebelum mengganti bajunya, ada juga yang mulai berdandan lalu memilih untuk ganti terakhir.
Haechan sudah mengganti pakaiannya, kostum ballerina ini khusus dibuatkan oleh ibunya Eric tempo hari. Wanita itu bilang, dia berharap untuk melihat sepasang rekan ballet itu bisa membawa pulang gelar juara.
Dia juga ingin melihat Eric tampil maksimal dengan kostum ballet yang pantas, bukan hanya yang dipakai untuk latihan saja.
Ya, ibunya Eric adalah penjahit profesional. Dia bekerja di salah satu cabang boutique milik Ny. Yixing, ibu dari Chenle.
Haechan duduk di kursi yang disediakan, lalu memangku sebuah cermin kecil untuk melihat penampilannya. Ia kemudian membuat sebuah kepang kecil dari sebagian rambutnya, mengikatnya dengan pita merah muda dan membuat simpul yang indah.
(Ituloh hair style ala-ala barbie)
Ia lalu mengenakan anting kecil dan kalung dengan liontin kristal bening yang cantik.
"Kau belum berdandan?" Tanya Eric saat ia sudah selesai berganti baju, dan tengah sibuk memasukkan pakaiannya kedalam tas.
"Aku menunggu Jaemin, dia bilang dia akan mendandaniku." Jawab Haechan.
Eric mengangguk, "tadi kulihat dia sedang mengobrol dengan Chenle diluar. Sebentar lagi pasti masuk."
Benar saja, beberapa menit kemudian Jaemin masuk ke ruangan transit sambil membawa kotak make up nya.
"Maaf membuatmu menunggu." Jaemin mulai membuka kotak make up miliknya, dan mempersiapkan apa yang ia butuhkan.
Setelah merasa cukup, ia mulai memoleskan make up pada wajah Haechan. Dari mulai foundation hingga blush on dan shading untuk menyesuaikan dengan kostum mereka hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as a Girl
FanfictionKarena sifat bajingan nya, Haechan dikutuk oleh gadis-gadis yang menyukainya. Dan terlahir kembali menjadi seorang wanita. Bagaimana kehidupannya setelah itu? Tekan baca jika kalian tertarik~ A/n : CERITA INI MENGANDUNG UNSUR GENDER SWITCH/GS!! Se...