Di kediaman Nakamoto, Jaemin hampir mengeluarkan semua koleksi dress miliknya. Tak satupun dari mereka membuatnya puas, sementara ia memiliki janji sebentar lagi untuk bertemu dengan Jeno.
Untuk kencan pertama mereka.
Ya, kencan.
Dia ingin terlihat cantik hari ini, walaupun sebenarnya ia tetap cantik memakai pakaian sehari-hari miliknya.
Ia mendengus kala mencoba entah dress keberapa miliknya. Saat ia hendak berganti kembali, sebuah suara menghentikannya.
"Wah, lihat... kau mengacak-ngacak lemari seperti seekor kucing yang akan melahirkan.." Renjun berdiri sambil bersandar pada daun pintu. Wajahnya tampak mengejek dengan sebelah alis terangkat.
Jaemin hanya menatapnya dan merengut, "seolah-olah kau tidak pernah membuat kamarmu berantakan!"
Setelahnya ia kembali mencari pakaian yang sekiranya cocok untuk bertemu Jeno nanti, mengabaikan saudaranya yang terdiam tak bisa membalas.
Toh, ia benar. Renjun sangat sering membuat kamarnya berantakan jika lepas kendali atas emosinya.
"Mau kemana kau?" tanya Renjun, ia duduk di ujung ranjang milik saudarinya itu sambil mengangkat sebuah dress merah muda yang tergeletak di dekatnya.
"Bertemu seseorang." jawab Jaemin asal.
Renjun mengangkat alisnya, "kau punya pacar?"
Jaemin nyaris tersedak air liurnya, bagaimana Renjun tahu?! Ia bahkan belum memberitahu ayah dan Ibu mereka.
"Oh? Jadi benar? Siapa? Salah satu si kembar Jung ya?" sambung Renjun saat melihat Jaemin tidak membalas. Ia menyeringai puas.
Jaemin berbalik dan mendengus, "urus urusanmu sendiri! Kenapa juga aku harus memberitahumu siapa pacarku?"
Ia lalu berjalan menuju kamar mandi dan mengganti dress-nya. Sementara Renjun merebahkan tubuhnya di ranjang luas nan empuk itu.
Sebenarnya, ia tidak peduli siapa yang menjadi pasangan saudarinya. Tapi ia akan turun tangan jika mereka berani membuatnya menangis. Dan ia juga tidak pernah mengatakannya pada Jaemin. Menurutnya itu tidak perlu.
Yah walaupun dia sedikit iri karena Jaemin bisa dekat dengan dua bersaudara Jung itu, sementara ia tidak. Salahnya juga sebenarnya karena tidak pandai berbaur dengan orang lain.
Seketika, pikirannya melayang pada saat kompetisi menari itu. Saat dimana Eric bisa meraih pinggang gadis itu, tersenyum padanya, dan memeluknya.
Sementara Renjun hanya bisa menatap gadis itu dari jauh, bahkan saat siswa-siswi lain melemparkan kata-kata buruk padanya.
Pengecut, Renjun akui itu.
Ia bahkan tidak bisa mengucapkan kata maf pada Jaemin karena sering melemparkan kata-kata pedas padanya, dan terus memasang wajah tak peduli dan tak bersalahnya.
Ia bahkan muak dengan dirinya sendiri.
"Kenapa kau masih disini??" tanya Jaemin saat ia selesai berganti.
Renjun hanya meliriknya sekilas tanpa ada niat untuk bangun.
"Nana.." panggilnya.
Jaemin membeku saat panggilan itu keluar dari saudaranya. Sudah lama sejak Renjun terakhir kali memanggilnya dengan nama itu.
"..hmm?" ia bergumam, mencoba acuh tak acuh dan mulai berdandan.
"Maaf."
Hanya satu kata, tanpa ada kata tambahan lain. Renjun berdiri dan keluar kamar setelah menyimpan dress yang sedari tadi ia pegang membiarkan kesunyian menyelimuti kamar saudarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as a Girl
FanfictionKarena sifat bajingan nya, Haechan dikutuk oleh gadis-gadis yang menyukainya. Dan terlahir kembali menjadi seorang wanita. Bagaimana kehidupannya setelah itu? Tekan baca jika kalian tertarik~ A/n : CERITA INI MENGANDUNG UNSUR GENDER SWITCH/GS!! Se...