Di kelasnya, Jeno bisa melihat teman-temannya tengah bercanda sambil menyalin pekerjaan rumah milik Rowoon. Ah, ia ingat ada tugas fisika yang diberikan minggu lalu oleh Jeon ssaem.
Untungnya, Mark sudah mengajarinya saat ia meminta bantuan untuk mengerjakan pr satu itu. Jeno tidak suka pelajaran yang menyangkut tentang hitungan, rasanya itu akan membuatnya muntah.
Jeno lebih suka teori, karena menurutnya itu lebih mudah karena hanya mengandalkan daya ingatnya.
Ia segera menghampiri mejanya yang berada di dua baris paling belakang, lalu duduk di samping Renjun yang juga ikut mengobrol. Tidak sibuk dengan alat gambarnya seperti biasa.
Didepannya, Eric tengah memukul-mukul badan Sungchan yang main mengambil cemilan miliknya. Pemuda itu tampak sangat kesal sekali.
"Tumben kau bawa bekal?" Ujar Sungchan kala melihat tas biru yang diletakkan di meja.
"Hanya ingin." Balas Jeno sambil mengedikkan bahunya. "Untukmu, titipan dari Haechan. Katanya terima kasih untuk yang kemarin."
Ia mengeluarkan satu kotak makan siang berwarna hijau dan mendorongnya pada Eric, pemuda itu tampak terkejut dengan telinga memerah.
Dirinya tak menyangka bahwa Haechan akan membuatkannya bekal, Eric pikir doa mungkin hanya akan membelikannya sekaleng cola atau susu kotak. Bekal makan siang ini benar-benar diluar ekspektasi dirinya.
Sungchan yang duduk disebelahnya, bisa dengan jelas melihat perubahan warna kulit temannya itu. Ia terkekeh geli, "kenapa telingamu memerah?"
Mendengar pertanyaannya, yang lain juga langsung melihat telinga pemuda bermarga Sohn itu.
"Merah sekali! Apa kau menyukainya?" Ujar Rowoon yang duduk disebelah Sungchan, ia menarik kursinya agar bisa ikut mengobrol tadi.
Eric salah tingkah, lalu menutup kedua telinganya dan menatap garang pada yang lain. "apa-apaan?! Telingaku hanya sensitif! Jangan salah paham!"
Sungchan dan Rowoon tertawa bersama, sementara Renjun terkekeh kecil dengan Jeno.
"Sebelum kau mendekatinya, seharusnya kau meminta restu dari saudaranya dulu." Celetuk Renjun, membuat Rowoon dan Sungchan semakin tergelak.
Sementara korban mereka hanya mendengus kesal karena diejek habis-habisan.
"Wahh!! Apa yang kalian bicarakan sampai tertawa seperti ini?!" Tanya Hyunjin yang tiba-tiba datang, ia langsung menarik kursi dari meja sebelah dan duduk disamping Jeno.
"Teman kita ada yang sedang jatuh cinta!" Jawab Rowoon masih tertawa.
"Oh ya?! Siapa??" Hyunjin mendekatkan tubuhnya dengan meja, bersiap untuk mendengarkan.
"Eric menyukai kembaran Jeno!" Sungchan menunjuk wajah pemuda bersurai merah muda itu dengan wajah menyebalkannya.
Dengan dramatis Hyunjin menutup mulutnya dengan tangan kanan, lalu menunjuk Eric dan Jeno bergantian. Efek kebanyakan menonton drama mungkin, pemuda satu itu kan selalu mendrama.
"Kau?! Menyukai Haechan?!" Pekik Hyunjin, "sejak kapan?!"
"Hei Jen! Apa kau akan mengizinkan saudarimu didekati oleh cloning mu ini??" Hyunjin kembali bertanya.
Dia menjadi orang yang sangat berisik jika sudah dalam mode dramaqueen nya.
"Hei!" Eric berseru tak terima, teman-temannya tidak ada yang berguna sama sekali dan malah menertawakannya.
Jeno ikut tertawa, ia mengedikkan bahunya. "Jika kakak dan ayah ku mengizinkan, aku pasti akan mengizinkan. Kau lebih membutuhkan restu mereka daripada restuku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as a Girl
FanfictionKarena sifat bajingan nya, Haechan dikutuk oleh gadis-gadis yang menyukainya. Dan terlahir kembali menjadi seorang wanita. Bagaimana kehidupannya setelah itu? Tekan baca jika kalian tertarik~ A/n : CERITA INI MENGANDUNG UNSUR GENDER SWITCH/GS!! Se...