Makan malam diakhiri dengan aksi berebut kue muffin cokelat buatan Taeyong, tentunya ini dilakukan oleh sepasang saudara kembar. Hingga akhirnya Mark harus memotong kue terakhir agar mereka bisa diam.
Dan benar saja!
Si kembar kembali akur, dan makan dengan tenang. Sang ayah dan Mark menghela nafas lega, sementara Taeyong terkekeh geli. Ia bangkit untuk membereskan alat-alat makan dan mencucinya, diikuti oleh Jaehyun.
Sepasang suami istri itu bekerja sama untuk membereskan meja makan dan mencuci peralatan makan yang kotor.
"Saatnya nonton TV!" Seru Jeno, ia langsung melesat ke ruang tengah dan duduk di karpet dengan remote di genggamannya.
Dibelakangnya, Mark mengikuti setelah membantu Taeyong membawa piring-piring kotor dan meletakkannya di sink.
Ia duduk di sofa tunggal, dan ikut menonton sesekali mengobrol dengan adiknya itu. Sementara Haechan pergi ke kamarnya setelah selesai makan, tentunya untuk membawa hadiah.
Dia berjalan diam-diam dan duduk di sandaran sofa tempat Mark duduk lalu merangkul kakaknya itu. "Untukmu oppa, terima kasih sudah menjadi kakak yang baik untukku dan Jeno!" Ujarnya sambil tersenyum lebar.
Jeno yang melihatnya langsung pura-pura merajuk, ketika ia sudah siap mengeluarkan kata-katanya, tubuh Haechan sudah ada disampingnya. Tangan gadis itu meletakkan sebuah kotak yang lebih kecil dari milik Mark, dan tersenyum. "Untukmu, terima kasih sudah menjadi kakak dan saudara yang baik."
Mark dan Jeno terdiam, dan menatap si bungsu dengan pandangan yang sulit diartikan. Haechan yang merasakan pandangan mereka menjadi salah tingkah.
"Uhm... Aku tidak pandai memilih hadiah, tadi... Aku dibantu teman saat memilihnya. Tapi aku benar-benar tulus untuk memberikannya! Kalian adalah kakak yang baik, sangat baik. Aku tidak peduli dengan kakak lain di dunia ini, tapi..." Haechan menghela nafas panjang, lalu tersenyum manis. "Kalian adalah kakak paling hebat di dunia, aku sangat beruntung karena bisa memiliki kakak seperti kalian. Aku harap... Kita bisa menjadi kakak beradik lagi di kehidupan yang akan datang. Aku sayang kalian.."
Setelah menyelesaikan kata-katanya, tubuh Haechan diterjang Jeno. Pemuda itu memeluknya erat, dan bisa ia dengar isakan lirih dari pemuda yang lebih tua delapan menit darinya itu. Lalu, Mark ikut memeluknya dan Jeno.
Mereka bertiga berpelukan dengan Haechan berada ditengah.
"Maaf kami belum bisa menjadi kakak yang terbaik, maaf kami tidak bisa melindungimu, maaf kami tidak menyadari rasa sakitmu. Haechan... Maafkan kami.." gumam Jeno disela-sela isakannya.
Mark sudah tidak bisa berkata-kata lagi, apa yang ingin ia ucapkan sama dengan Jeno. Mereka merasa gagal sebagai seorang kakak, dan menahan perasaan bersalah itu diam-diam.
Tapi ketika Haechan memberi mereka hadiah dan mengucapkan kata-kata terima kasih tersebut, pertahanan mereka runtuh.
Apa yang selama ini mereka tahan, akhirnya keluar. Membuat Mark dan Jeno lega.
Haechan tertegun, ia pikir Jeno dan Mark hanya akan mengucapkan terima kasih sebagai balasan atas hadiah yang ia berikan. Ia tidak menyangka mereka akan memeluknya dan meminta maaf seperti ini.
Haechan balas merengkuh tubuh saudaranya, dan menyandarkan kepalanya di bahu Jeno. Kehangatan dari saudaranya adalah salah satu hal yang tidak pernah ia rasakan di kehidupan lamanya, selain kurangnya kasih sayang orang tua.
Hendery kakaknya, tak pernah sekalipun memperlakukan Haechan dengan baik. Dia hanya peduli dengan dirinya sendiri dan posisinya sebagai penerus perusahaan.
Hendery membenci Haechan, karena menurutnya karena Haechan lah orang tua mereka berpisah. Ia menyalahkan Haechan atas segalanya. Bahkan kematian kakek mereka, Hendery menuduhnya sebagai pembawa sial.
Haechan sempat menangis, kata-kata kakaknya itu benar-benar menyakitinya. Dan membuatnya berpikir bahwa salah baginya untuk lahir ke dunia.
Tapi, dulu ia tidak berpikir untuk mengakhiri hidupnya sama sekali. Sebagai gantinya, ia akan melakukan kenakalan dan membuat sang ayah pusing karena semua kelakuan nakalnya.
Saat pulang, sang ayah akan mengamuk dan memarahinya habis-habisan. Lalu setelahnya, Hendery akan menatapnya dengan sinis dan mengatakan bahwa dia adalah anak yang tak diinginkan dan mirip dengan sampah.
Pertama kali Hendery mengatakannya, Haechan memukul wajah pemuda yang lebih tua darinya dengan keras, lalu setelah beberapa kali mendengar kata-kata yang sama, ia menjadi terbiasa dan menulikan pendengarannya.
Berusaha tak peduli meski hati kecilnya tetap berdenyut sakit.
Tapi sekarang, ia punya dua kakak. Dua kakak yang selalu menjaganya, memberinya perhatian dan kasih sayang yang semestinya. Memberitahunya bahwa dia tidak sendirian di dunia yang kejam ini.
Kakak yang merasa takut ketika dirinya terluka dan khawatir kala dirinya merasa sedih, kakak yang akan menanyakan bagaimana harinya di sekolah, dan kakak yang akan menjahilinya lalu tertawa bersama.
Disini, di kehidupan ini, Haechan merasa benar-benar beruntung meskipun harus hidup sebagai seorang gadis.
Semua kasih sayang yang tak pernah ia rasakan, ia bisa rasakan sekarang. Meskipun di sekolah, ada banyak orang yang membencinya karena wajahnya.
Haechan bisa tahan dengan hinaan dari orang lain, tapi tidak dengan keluarganya. Ia hanya ingin keluarganya, dan hanya itu.
Persetan dengan cemoohan mereka terhadap wajahnya yang penuh jerawat, asalkan ia bisa bahagia dengan keluarganya.
"Bagaimanapun, aku benar-benar bersyukur pada Tuhan. Jika bisa mendapatkan kakak sebaik kalian, aku rela menukar apapun dengan itu.." ujar Haechan dengan suara parau.
Setetes air mata menetes dari mata bulatnya yang indah.
Jaehyun dan Taeyong melihat ketiganya dengan pandangan haru, mereka tak menyangka bahwa putri kecil mereka sedewasa ini.
Taeyong menangis dalam diam, melihat putrinya bisa terus terang dengan perasaannya membuatnya lega. Ia pikir Haechan akan menutup dirinya lagi, ia pikir semua sikap atraktif nya selama ini bisa saja berubah kembali sewaktu-waktu, dan mereka akan kehilangan putri mereka untuk selamanya.
Tapi hari ini, melihatnya mengucap syukur dan berterima kasih pada kedua kakaknya, Taeyong yakin putrinya tidak akan pergi. Haechannya akan tetap bersama mereka, bersamanya.
Ia bisa kembali memeluknya, membelainya, dan memberikan kasih sayangnya pada putri bungsunya.
Jaehyun mengelus pundak sang istri, ia tersenyum bangga pada putrinya. Senang dengan perubahan baik pada diri Haechan. Matanya sedikit memerah, menahan air mata haru yang akan keluar.
Kini, keluarganya benar-benar lengkap. Si bungsu benar-benar telah kembali pada mereka, dan tidak akan pernah pergi.
To be continued
_______
Siapa yang naro bawang?! Ngaku?!
Gak tau lah aku nih kok emosional banget:'
Pulsa dong gocengg aja:((
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as a Girl
FanficKarena sifat bajingan nya, Haechan dikutuk oleh gadis-gadis yang menyukainya. Dan terlahir kembali menjadi seorang wanita. Bagaimana kehidupannya setelah itu? Tekan baca jika kalian tertarik~ A/n : CERITA INI MENGANDUNG UNSUR GENDER SWITCH/GS!! Se...