"Mau sampai kapan kalian berpegangan tangan?" Ujar Hyunjae dengan alis tertaut kala mereka berada di ruang transit.
Hanya ada dirinya, Eric dan Haechan saat ini. Karena peserta lainnya tengah bersiap untuk tampil.
Baik Eric maupun Haechan tertegun dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh senior mereka, lalu menatap kearah tautan tangan mereka.
"Maaf!!" Seru keduanya kompak, tak lupa melepaskan genggaman tangan mereka.
Hyunjae tertawa terbahak-bahak melihat sepasang remaja itu yang tampak kikuk kala dirinya memergoki mereka yang berpegangan tangan.
Belum lagi telinga Eric tampak memerah dan ia menjadi lebih gugup daripada saat sebelum tampil. Ia menggaruk tengkuknya canggung dan tak berani menatap Haechan.
"Jangan malu-malu seperti itu, apa kalian tidak sadar sejak tadi kalian berdua sudah seperti pasangan kekasih? Bahkan aku dan Juyeon kalah romantis dari kalian." Hyunjae semakin mengejek mereka.
Haechan merengut, bibirnya sedikit maju dan tampak menggemaskan. "Eonni..."
"Sudah-sudah, ayo ganti pakaian kalian. Pengumuman kemenangannya masih lama, setelah ini kalian bisa melihat-lihat penampilan yang lain atau berkeliling disekitar sini." Hyunjae mengakhiri sesi menggoda mereka, ia tersenyum dan membereskan pakaian anak-anak ballet lain yang berserakan di ruang transit mereka.
Haechan dan Eric mengangguk, mereka lalu mengambil pakaian ganti masing-masing lalu masuk ke bilik ganti yang tersedia.
"Hyunjae eonni..." Panggil Haechan, kepalanya menyembul dari balik tirai.
Hyunjae yang tengah merapikan letak tas-tas peserta lomba lainnya menengok kala gadis itu memanggil. "Kenapa Haechan? Apa kau butuh bantuan?"
"Aku tidak punya make up remover untuk menghapus riasan wajah.." jelas Haechan, "apa eonni punya? Jika iya, bolehkah aku minta?"
Sebelum Hyunjae menjawab, Eric lebih dulu memotong. Dia juga ikut menyembulkan kepalanya dari balik tirai ganti. "Jangan! Jangan dulu dihapus riasannya, nanti kita berfoto dengan Jaemin juga Jeno setelah penampilan grup Jeno."
"Tapi aku tidak merasa berjanji untuk berfoto dengannya..." Sanggah Haechan. Ia mencoba mengingat, apakah ia pernah menjanjikan itu kepada saudaranya atau tidak.
"Memang." Balas Eric, "aku yang mengatakan itu pada Jeno dan yang lain, kita akan berfoto setelah semuanya selesai tampil." Dengan wajah tak berdosa ia mengatakan itu semua.
Haechan hampir saja mengumpat jika tidak ingat ada Hyunjae diantara mereka, alhasil gadis berpipi chubby itu hanya mendengus dan menutup kembali tirai gantinya.
Hyunjae terkekeh kecil, dan menggeleng maklum. Haechan itu masih kekanakan, bahkan dibanding dengan Daehwi dan Dongpyeo sekalipun.
Ia lalu melanjutkan kegiatannya untuk membereskan ruang transit dan membiarkan dua ballerina muda itu berganti pakaian.
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Eric keluar lalu melipat kostum yang dipakainya dengan rapi sebelum memasukkannya kedalam tas. Ia mengambil ponselnya dan menanyakan teman-temannya perihal penampilan mereka.
Tak lama, Haechan juga selesai. Ia berdiri disamping Eric dan melipat kostum ballet nya masih dengan riasan dan gaya rambut yang seperti sebelumnya.
"Haechan." Panggil Eric.
Saat ini mereka tinggal berdua karena Hyunjae kembali ke auditorium tempat mereka mengikuti lomba tadi untuk menjemput yang lain.
Gadis itu menoleh, tangannya masih melipat kostum yang ia kenakan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as a Girl
FanfictionKarena sifat bajingan nya, Haechan dikutuk oleh gadis-gadis yang menyukainya. Dan terlahir kembali menjadi seorang wanita. Bagaimana kehidupannya setelah itu? Tekan baca jika kalian tertarik~ A/n : CERITA INI MENGANDUNG UNSUR GENDER SWITCH/GS!! Se...