Yey selamat udah sampai chapter segini
__________
Sudah berbulan-bulan sejak saat itu, Haechan tak lagi memikirkan keluarga lamanya. Ia sekarang bahagia, dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya dan ia sayangi.
Dibanding saat awal-awal ia berpindah tubuh, kini ia sudah tak memiliki banyak teman. Satu persatu mereka yang ia sayangi menemukan tambatan hati masing-masing, dan ia menjadi saksi bagaimana mereka bersatu.
Ia ikut senang sungguh. Melihat teman-teman serta kedua saudaranya bisa bahagia dengan pasangan mereka. Walaupun ia tidak lagi menjadi prioritas, tapi Haechan tak masalah. Ada ayah dan ibunya plus paman dan bibinya yang selalu memberinya cinta.
Yahhh walaupun ada sedikit rasa sepi yang ia rasakan di sudut hatinya. Seolah-olah ada kepingan puzzle yang hilang dan belum ia temukan pasangannya.
Tapi tak apa, ia sudah cukup puas untuk keadaannya saat ini.
Ah! Ada satu hal lagi yang berbeda sekarang, kecurigaan dan pendapatnya mengenai Renjun mulai menghilang. Ia mengakui bahwa Renjun adalah pemuda yang baik, terlepas dari masa lalunya dan insiden menampar sahabatnya.
Seperti sekarang, mereka berdua duduk dibawah pohon apel di bagian belakang area sekolah, membicarakan hal-hal kecil ataupun sekedar mereview anime favorit masing-masing.
"Aku suka Howl." ujar Haechan sambil memperbaiki postur duduknya.
Renjun menoleh dan menatapnya dengan lembut, "karena dia seorang gentleman?"
Mendengarnya Haechan tertawa kecil, "begitulah." jawabnya. "Sophie adalah gadis yang beruntung bisa mendapatkan hati pria seperti Howl."
Hening menyelimuti keduanya, bukan sebuah keheningan yang memuakkan. Itu adalah hening yang nyaman, dengan sesekali angin meniup rambut mereka dan suara anak-anak yang tengah beraktivitas menjadi musik latar.
Mereka seperti ada di dunia yang berbeda, sebuah tempat yang hanya ada keduanya namun tidak jauh dari dunia nyata yang hiruk pikuk.
Keheningan itu pecah oleh suara tawa Haechan, sambil menyelipkan rambutnya ia berkata. "Aku bicara apa sih? Sangat tidak jelas!"
Namun Renjun tetap memberinya tatapan hangat. "Kau berhak mendapatkannya, kau juga berhak seperti Sophie yang bisa mendapatkan Howl."
Entah kenapa rasanya seperti ada yang aneh dengan dirinya, Haechan merasa perutnya dipenuhi kupu-kupu. Bahkan sikapnya juga berubah menjadi kikuk setelah mendengar perkataan Renjun.
"Y-yah... Itupun jika ada.." gumamnya sambil tersenyum tipis.
Tanpa ia memperhatikan, Renjun tersenyum teduh. Aku akan menjadi Howl untukmu, Sophie ku.
Bel masuk berbunyi tak lama kemudian, Haechan langsung bangun dan mengulurkan tangannya pada pemuda disampingnya.
"Ayo, bel masuk sudah berbunyi." ajaknya.
Renjun meraih tangan yang lebih kecil dari miliknya itu dan berdiri. Keduanya berjalan bersama menuju bangunan kelas sambil diselingi dengan keluhan mengenai pelajaran yang tidak mereka sukai.
⋯ ⊰ ᯽ ⊱ ⋯
Renjun tahu, ia adalah pemuda skeptis. Setelah semua kasih sayang orang tuanya tercurah pada saudari tirinya, dan ia sadar bahwa dirinya tidak akan bisa menarik perhatian mereka sekeras apapun ia berusaha.
Ia berhenti.
Ia mulai berhenti mengharapkan cinta dan kasih sayang, entah itu dari mereka atau dari orang lain. Ia membangun tembok kuat yang membuatnya berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as a Girl
FanficKarena sifat bajingan nya, Haechan dikutuk oleh gadis-gadis yang menyukainya. Dan terlahir kembali menjadi seorang wanita. Bagaimana kehidupannya setelah itu? Tekan baca jika kalian tertarik~ A/n : CERITA INI MENGANDUNG UNSUR GENDER SWITCH/GS!! Se...