Chapter 25

3.6K 499 23
                                    

Latihan berlangsung selama dua jam, karena di kelas mereka yang akan mengikuti kompetisi hanya Haechan dan Eric, sisanya berlatih seperti biasa.

Sementara kedua orang itu di tempatkan di kelas Poseidon dan diawasi langsung oleh Ny. Heechul. Mereka berlatih keras, menghafal setiap gerakan dengan baik, dan melakukannya dengan lancar.

Belum lagi, chemistry yang dibangun diantara keduanya cukup bagus. Haechan yang cepat mengakrabkan diri serta Eric yang merupakan ekstrovert aktif, keduanya adalah gabungan yang bagus.

Ini adalah kali pertama mereka disatukan dalam sebuah kompetisi, sebelumnya Haechan hanya mendengar mengenai pemuda bermarga Sohn itu dari saudaranya. Karena Jeno yang lebih akrab dengannya, dan mereka lebih tampak seperti anak kembar asli dibandingkan dengan dirinya dan Jeno.

Bergaul dengan Eric tidak terlalu buruk, dia sangat pandai mencari topik sehingga Haechan tidak harus merasa canggung untuk mengajaknya bicara. Selain itu, Eric juga pembelajar yang cepat, dan bisa mengikuti ritme belajarnya.

Jadi, mereka tidak perlu menunggu lama untuk satu sama lain dalam berlatih. Karena keduanya sama-sama berbakat dalam menari.

Dua jam berlalu dengan cepat, Ny. Heechul menghentikan latihan untuk hari ini dan keluar dari ruangan. Menyisakan beberapa siswa kursus yang akan ikut kompetisi.

Haechan bersandar pada dinding dibelakangnya, latihan kali ini benar-benar menguras tenaga dan otaknya. Ia harus cepat agar tidak menyeret Eric dan membuat sesi latihan mereka menjadi lambat.

Sebuah tangan terulur dengan sekaleng minuman dingin yang mungkin berasal dari vending machine di ruang kumpul. "kau pasti lelah, minumlah."

Haechan mendongak, dan menemukan partner barunya tengah tersenyum lebar dengan tangan terulur.

Ia tanpa ragu menerima minuman dingin itu dengan senyum manis lalu mengangguk. "Terima kasih."

Eric ikut duduk di sampingnya, dan menenggak minuman miliknya untuk meredakan rasa harus dan lelah yang ia rasakan.

"Kecepatan belajarmu cukup cepat, kau sudah bekerja keras." Ujar pemuda itu sembari memperhatikan siswa kursus lainnya.

Haechan mengangguk dan membuka kaleng minuman miliknya, lalu meminumnya beberapa tegukan. "Terima kasih, kau juga pembelajar yang cepat, Eric! Kau bahkan lebih bekerja keras dariku. Aku kan memang memiliki dasar yang cukup dalam ballerina, tapi kau yang baru belajar selama beberapa minggu dan bisa melakukan gerakan sesulit itu... Kau luar biasa!"

Eric tertawa kecil, sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia merasa malu atas pujian yang diberikan gadis itu. Jujur saja, selama ini Eric hanya kenal dia sebagai gadis pemalu yang suka menutup diri.

Entah di sekolah atau di tempat kursus, ia hanya memiliki total tiga teman saja. Belum lagi, dulu gadis yang baru ia ketahui sebagai saudari teman sekelasnya itu selalu mengalami perundungan di sekolah.

Setelah penjelasan Jeno waktu itu, dengan wajah yang penuh rasa bersalah dan takut kehilangan, ia akhirnya tahu bahwa Haechan adalah saudari kembar pemuda idaman satu sekolah itu.

Menurutnya pribadi, Haechan adalah gadis yang pandai menari. Apalagi ballet. Setiap kelas pasti akan mengajarkan bukan hanya satu jenis tarian, tapi juga ada beberapa tarian lain.

Namun, dalam ballet Haechan adalah salah satu siswa yang ia akui jenius di bidang itu. Gerakannya yang halus dan penghayatan saat melakukan gerakan-gerakan yang membuat orang lain menyerah duluan sangat indah dan sempurna.

Eric sudah ada di kursus ini selama lebih dari tiga tahun, dan selama itu pula dirinya selalu melihat Haechan membawa medali atau piala dalam setiap kompetisi yang diikutinya. Membuat kekagumannya bertambah.

Reborn as a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang