Chapter 8

5.5K 693 29
                                    

Pada akhirnya, insiden itu sampai ke telinga guru kedisiplinan. Haechan segera dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, guru kedisiplinan juga memanggil wali para murid untuk meluruskan masalah ini.

"Jadi, Lee Haechan-ssi.... Bisa kau jelaskan mengapa kau memukuli teman-temanmu siang ini?" Tanya Im Jaebum, guru kedisiplinan sekolah ini. Pria tampan yang sudah masuk kepala tiga itu menatap Haechan dengan tegas.

Haechan mendengus, "mereka yang lebih dulu menggangguku Ssaem! Aku tidak akan memukul mereka jika mereka tidak mencari masalah denganku!" Jelasnya.

Salah satu wanita yang menjadi wali murid korban Haechan mendengus jijik,"cih!! Mengganggumu?? Mana mungkin putraku yang tampan mengganggu itik buruk rupa sepertimu?! Kau ini hanya mengada-ada!!"

Haechan balas menatap wanita itu dengan tatapan tajam, dan wanita itu menjadi sedikit ciut melihat tatapannya yang tampak akan merobek seseorang. Akhirnya ia mengalihkan pandangannya dan pura-pura tidak melihat Haechan.

"Tampan? Ya! Tampan, tapi hati putramu lebih busuk daripada makanan basi. Aku bertanya-tanya, kenapa dia bisa memiliki sifat dan hati yang seperti itu. Ternyata benar, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya." Sarkas Haechan tajam, membuat beberapa wali yang mengetahui sifat buruk anak-anak mereka sedikit tersindir.

Apalagi wanita tadi, wajahnya sudah memerah karena marah. Inginnya ia menampar wajah anak jelek itu, tapi ia takut image yang ia jaga selama ini rusak begitu saja. Alhasil dia hanya diam sambil menahan amarahnya.

"Anak-anak itu selalu melakukan bullying padaku, mengancam ku melalui pesan dan email, memintaku untuk meminum cairan pembersih lantai, bahkan putra dari nyonya itu memintaku untuk telanjang." Haechan kembali menjelaskan, dia menunjuk ke arah wanita yang tadi berkata sarkas padanya.

Byun Baekhyun, bibinya yang menjadi wali Haechan untuk datang melotot saat mendengar penjelasan anak itu. Dirinya menatap sosok wanita yang berasal dari keluarga kaya itu dengan pandangan menghina, bisa-bisanya putra pelacur itu meminta keponakannya yang cantik untuk telanjang?! Belum saja ia bakar seluruh hartanya! Cih!!

"Im Ssaem, apa yang telah dilakukan oleh keponakanku adalah hal yang benar. Dia menghajar anak-anak tak punya malu itu untuk membela diri!! Jika ada yang seharusnya dihukum, itu adalah putra mereka!" Desis Baekhyun sembari menunjuk ke arah para wanita yang menjadi wali.

Mendengar perkataannya, para wanita sosialita itu melotot kaget dan menjadi hilang kendali. Mereka bangkit berdiri dan mulai mengutuk Baekhyun dengan kata-kata yang kurang pantas.

Haechan hanya menatap sekumpulan wanita penggila harta itu dengan tatapan bosan, sama seperti bibinya. Wanita itu menatap sekelompok wanita sosialita itu dengan tenang, seolah-olah ia tidak mendengar kutukan yang mereka layangkan padanya.

Di lain sisi, Jaebum hanya bisa menghela nafas lelah melihat keributan di depannya. Sungguh, ia pusing mendengarkan umpatan para wanita itu.

"Cukup!! Tolong hentikan!!" Ujar Jaebum menengahi. Ia lalu menatap Haechan yang masih tenang didepannya. "Apa kau punya bukti Haechan-ssi?"

Haechan mengangguk, ia menyingkap blazer seragamnya dan menampakkan lebam yang berbentuk cetakan tangan. "Ini adalah lebam yang kudapat saat Yerim menarikku paksa ke toilet, dan ini adalah beberapa pesan serta email yang mereka kirimkan padaku." Ia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi pesan dan menunjukkan beberapa nomor tak dikenal dengan isi pesan yang tidak senonoh dan kurang ajar. Lalu beralih untuk membuka email dan memperlihatkan beberapa surat yang masuk dengan beberapa foto saat dirinya dipaksa untuk meminum cairan pembersih lantai.

Di foto itu, Haechan sudah kacau. Seragam sekolah yang kusut, rambut yang acak-acakan, mata sembab, sudut bibirnya berdarah, serta banyak lebam di wajahnya. Sementara, para gadis lain dan beberapa anak laki-laki tampak puas dengan penampilannya. Bahkan ada yang tampak tengah tertawa puas. Sungguh kejam.

Baekhyun yang sudah kesal semakin marah saat melihat pesan dan email ancaman itu, dia bangkit berdiri dan menghampiri satu persatu para wanita itu dan menampar wajah mereka dengan keras.

"Kalian lihat itu?! Putra dan putri kesayangan kalian hampir membunuh keponakanku!! Masih remaja saja mereka sudah berani melakukan hal keji seperti itu, apalagi jika mereka sudah memasuki masyarakat. Menjijikkan!" Cerca Baekhyun dengan dada naik turun menandakan emosi.

Jaebum langsung turun tangan dan menahan Baekhyun agar tidak mempermalukan para wanita itu lebih lanjut. "Cukup noona, hentikan!!" Bisik sang guru kedisiplinan.

"Anak mereka ingin mengambil nyawa keponakanku Jaebum-ah!! Tentu saja aku tidak rela!! Keponakanku adalah anak yang baik, dia tidak pernah memukul orang jika orang itu tidak mengganggunya!!" Ujar Baekhyun membela diri.

Jaebum menghela nafas panjang, lalu tersenyum tipis. "Aku mengerti, sekarang biarkan aku yang menangani hal ini. Oke? Duduklah." Ia mempersilakan wanita itu untuk kembali duduk di tempatnya.

"Jika Anda butuh saksi, ada banyak orang yang menonton tadi. Anda bisa bertanya pada mereka Ssaem." Imbuh Haechan. Jaebum mengangguk paham.

"Dalam kasus ini, Haechan adalah pihak yang dirugikan. Bullying yang ia alami, hampir saja merenggut nyawanya. Tapi apa yang dilakukan oleh Haechan juga salah, walaupun ia melakukannya untuk membela diri tapi memukuli teman-temanmu itu bukanlah hal yang benar." Jaebum menghela nafas berat dan melanjutkan. "Jadi, sebagai hukuman atas bullying parah yang dilakukan Yerim dan teman-temannya saya terpaksa harus mengatakan bahwa sekolah akan mengembalikan anak-anak tersebut pada nyonya sekalian-"

"Apa?! Maksudmu anak-anak kami dikeluarkan begitu?! Apa kau tahu siapa aku hah?! Guru kecil sepertimu tidak pantas mengeluarkan anakku dari sekolah ini!" Ujar salah seorang dari wanita itu yang tidak terima putranya dikeluarkan.

"Kau pikir siapa dirimu disini?! Sekolah ini milik keluargaku!! Latar belakangmu tidak layak untuk disebutkan dihadapanku!" Balas Baekhyun tak kalah sarkas.

Ya, ini adalah yayasan pendidikan milik keluarganya. Yang saat ini dipegang oleh adiknya, Byun Jong-in. Selain itu, suaminya adalah seorang pemilik perusahaan besar ternama di Korea dan bahkan di Asia.

Para wanita pelacur yang hanya memanfaatkan wajah mereka itu ingin pamer latar belakang dengan dirinya yang jelas-jelas lebih unggul, cih! Bermimpilah!!

Baekhyun memandang mereka dengan jijik tanpa sedikitpun rasa hormat, dia benar-benar muak dengan mereka.

"Dan untuk Haechan, untuk tiga hari kedepan kau Ssaem skors atas apa yang telah kau lakukan. Renungkan kesalahanmu dan perbaiki sikapmu untuk kedepannya. Mengerti?" Sambung Jaebum sambil menatap gadis berpipi gembil disamping Baekhyun.

Haechan mengangguk dengan patuh, lalu membungkuk hormat. "Tentu Ssaem, maaf karena telah melanggar peraturan sekolah. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

Jaebum tersenyum, lalu membiarkan Haechan keluar dari ruangannya. Dia akan membicarakan masalah drop out anak-anak bermasalah itu dulu dengan orang tua mereka, tentunya Baekhyun ikut pergi dengan Haechan.

Dirinya tidak mau terus berada di dekat sekelompok wanita rendahan itu, membuat perutnya mual saja.

To be continued

__________

Sekarang aku cuma bisa up tiap hari Minggu, gapapa kan? Soalnya liburnya pas hari itu doang hehe

Malem semua

Reborn as a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang