23. It Rained That Night

80 54 1
                                    

"Anak bunda udah cantik banget, mau kemana,sih?" tanya Herlina menatap Nadine lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anak bunda udah cantik banget, mau kemana,sih?" tanya Herlina menatap Nadine lembut.

Nadine mengembangkan senyum. "Ke perpustakaan kota, Bun,"

"Buat tugas sekolah, ya?"

Nadine menggeleng. "Enggak, sih, Bun, nemenin Kak Fathur cari buku,"

Kedua mata Herlina berbinar. "Loh, sama Fathur perginya?"

"Iya,"

"Haduh, anak ini sudah besar ternyata," goda Herlina.

"Bunda apaan, sih, udah lanjut aja masaknya," desak Nadine menahan senyumnya.

Herlina tertawa ringan sementara Nadine tersenyum malu-malu.

"Nadine, temennya dateng!" teriak Heru dari arah luar.

"Iya, Yah,"

"Nadine jalan dulu, ya, Bun," pamitnya lalu mencium punggung tangan ibunya.

"Iya, hati-hati, pulang jangan malem-malem, ya," peringat sang ibu dan mendapat acungan jempol dari Nadine.

Ia berlari kecil keluar rumah, detik berikutnya ia mendapati Fathur yang sudah duduk di samping ayahnya. Keduanya berbincang entah apa yang mereka bahas.

"Udah siap, ya, Na?" tanyanya.

"Udah, Kak,"

"Jalan sekarang aja, ya," ucap Fathur.

Nadine hanya mengangguk.

Fathur kembali menatap Heru lantas meminta izin untuk mengajak Nadine pergi. Heru mengangguk dan mengiyakan permintaan itu.

Keduanya segera berangkat menuju perpustakaan kota. Nadine di belakang Fathur menahan senyumnya yang lagi-lagi memaksa merekah.

"Nana..." panggil Fathur setengah berteriak.

"Iya, Kak,"

"Kok diem aja,"

Nadine mengernyit. "Emang kenapa?"

"Biasanya cerita-cerita,"

Nadine mengulas senyum. "Cerita apa?"

"Nggak tahu,"

"Udah, kakak fokus nyetir aja dulu," ucap Nadine sementara Fathur hanya terkekeh.

"Kenapa ketawa, Kak?" tanya Nadine.

"Nggak apa-apa, kok,"

Nadine bingung dengan kakak kelasnya yang satu ini. Isi otaknya sekarang hanya Fathur dan ketidakjelasannya.

"Kak, awas!" pekik Nadine dan seketika Fathur langsung menginjak rem dengan cepat. Ada seekor kucing persis di depannya. Beruntung, perkiraan Fathur sangat tepat, kucing itu masih diam di tempat dan tidak ada luka sedikitpun.

Diorama Nadine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang