34 - "Maaf Nak, maafin Mama"

576 110 12
                                    

"Yang paling menyebalkan, berhasil ngebikin gue ngerasain indah nya bahagia" — Park Jeongwoo.

• • • • •

Dengan hembusan nafas sebelum memulai, Jihoon lebih dulu menyiapkan diri nya untuk tidak terlihat gelisah nanti didepan ibu nya Jeongwoo.

Anak itu menarik nafas terlalu sering, ia benar-benar begitu berharap cara ini akan membuat Mama nya Jeongwoo segera sadar.

Dari persembunyiannya, Jeongwoo memberikan semangat pada Jihoon. Jeongwoo percaya, Jihoon pasti bisa melakukannya.

"Semangat bang! Gue berdoa dari sini" Ucap Jeongwoo pelan, Jihoon mengangguk pelan. Lalu anak itu langsung datang menghampiri Mama nya Jeongwoo. [ Jia ]

Langkah Jihoon berhenti, sekarang ia sudah berada dihadapan Jia. Perempuan cantik yang sekarang sudah ditutupi dengan banyak duka.

Jihoon melangkah lagi untuk mendekat pada Jia, Jia tak bergerak, namun mata nya sudah tertuju pada seorang Park Jihoon.

Jihoon duduk, duduk dihadapan Jia dengan senyuman khas nya. Tak ada reaksi, namun Jihoon tau, Mama nya Jeongwoo sadar bahwa ada dirinya disini.

"Hai Tante, saya Jihoon. Teman nya Jeongwoo.." Jia tak berkedip, bahkan Jihoon sudah bersuara pun, Jia tetap diam.

"Hari ini, saya memberanikan diri untuk datang bicara dengan Tante. Kata Jeongwoo, Tante adalah seorang Mama yang baik, seorang Mama yang saaaaangat cantik. Jeongwoo juga pernah bilang, Tante adalah seorang Mama terhebat yang pernah Jeongwoo miliki. Jeongwoo kuat banget ya Tan? Jeongwoo masih bisa bertahan sampai sekarang walau dia selalu diabaikan oleh Tante. Jeongwoo selalu nangis loh Tan, Jeongwoo bilang, Jeongwoo kangen sama Mama nya. Jeongwoo kangen perempuan yang selalu manggil dia Jongu. Nama panggilan yang selalu Tante ucapkan didepan Jeongwoo."

Dibalik pintu, air mata Jeongwoo terjatuh. Apapun tentang nya yang pernah ia ceritakan pada Jihoon, Jihoon selalu mengingatnya.

"Setiap hari, Jeongwoo selalu berharap Tante tau bahwa disini ada Jeongwoo nemani Tante. Jeongwoo selalu ada didekat Tante walau Tante diam dan sama sekali gak ngeliat kearah Jeongwoo. Jeongwoo hebat Tan, sampai Jihoon pernah hampir nangis karena Jeongwoo sehebat itu."

Jeongwoo runtuh dari tegak nya. Ia menangis dan menyandarkan dirinya ke belakang untuk menahan rasa pilu itu.

"Tante, didunia ini.. Setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Jihoon tau Tante telah kehilangan Om Junan, Jihoon juga tau sesakit apa Tante harus menahan rasa tak ikhlas itu. Tapi Tante.. Ada satu hal yang harus Tante tau. Tante masih punya Jeongwoo, Tante masih punya anak yang harus Tante jaga dan sayangi. Jeongwoo, Tante.. Jeongwoo. Anak satu-satu nya yang Tante punya didunia ini" Jihoon menahan dirinya agar tidak menangis. Jujur, melihat suasana seperti ini, rasanya Jihoon ingin keluar dan memeluk Jeongwoo yang sekarang pasti sudah menangis.

Diatas meja, Jihoon mengambil satu bingkai dimana ada tiga orang didalamnya. Pertama Junan, kedua Jeongwoo, dan terakhir ada Jia didalam sana.

"Lihat, anak kecil yang ada ditengah-tengah kalian. Dia adalah Park Jeongwoo yang penuh akan tawa, si pria manis yang bahagia memiliki kedua orang tua seperti kalian." Jihoon menatap lekat wajah Jia, perempuan cantik itu dengan sendu memandangi bingkai yang ia berikan. Dengan perlahan, tangan Jia menyentuh wajah Jeongwoo dan mengusap nya. Jihoon ikut memandangi bingkai itu, rasanya Jihoon ingin merekam apa yang sekarang ia lihat, ia ingin Jeongwoo tau bahwa sekarang Mama nya sedang menyadari bahwa dirinya ada dirumah ini.

"Itu Jeongwoo kecil Tante, dan sekarang Jeongwoo kecil udah tumbuh jadi dewasa.." Kepala Jia terangkat, ia kembali menatap Jihoon.

"Jo...ngu?" Untuk pertama kali nya, Jihoon terdiam mendengar suara Jia. Suara yang amat sangat halus seperti suara milik Jeongwoo ketika bernyanyi.

TREA and SURE | ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang