31 - "Gue udah tau semuanya"

599 122 4
                                    

"Junghwan!" Jeongwoo dan Haruto berlari menghampiri Junghwan yang sekarang tengah duduk dikursi yang ada ditaman sekolah, keduanya duduk disebelah kanan dan kiri Junghwan. Sedikit bingung kenapa Junghwan akhir-akhir ini selalu menyendiri dan menjauh dari mereka.

"Wan, gue daritadi manggil lo kenapa diam doang njir?" Tanya Jeongwoo, Junghwan hanya diam. Ia rasa mood nya sedang tidak baik-baik saja untuk sekedar merespons panggilan Jeongwoo.

"Gak ada mood bang, maaf"

"Lo gak papa? Lo akhir-akhir ini sering ngejauhin diri dari kita berlima" Junghwan tak menjawab, ia malah sibuk memikirkan bagaimana kondisi Asahi.

"Wan, jawab gue anjir."

"Gue gak papa bang, gue menjauh cuman mau nenangin pikiran gue doang" Balas Junghwan apa adanya.

"Lo pasti ada masalah, makanya lo lagi nenangin pikiran lo. Kasih tau kita berdua Wan, biar kita bisa bantu lo" Ujar Haruto, Jeongwoo setuju. Jika Junghwan hanya diam dan tak memberi tahu mereka berdua, keduanya akan merasa tak tenang terus-terusan.

"Cuman masalah sepele, udah ah. Jangan khawatir, gue beneran gak papa" Junghwan berdiri, ia merapikan seragamnya, lalu setelah itu ia berjalan menuju kelas dan meninggalkan Jeongwoo dan juga Haruto.

"Ayo Woo, kita kekelas juga" Ajak Haruto, Jeongwoo mengangguk, lalu keduanya mulai menyusul Junghwan ke kelas.

• • • • •

Untuk hari ini, lagi dan lagi Asahi kembali mendatangi UKS dimana ia terus-terusan merasa pusing dan sakit. Ia merebahkan dirinya diatas kasur, tak lupa dengan kebiasaan baru nya, ia memegang perut nya dimana disana terletak kedua ginjal nya.

"Gue udah rutin cuci darah, tapi kenapa makin sakit?" Asahi menggigit bibir bawah nya untuk melawan rasa sakit itu, tak heran kenapa bibir Asahi sekarang terlihat begitu terluka.

"Arhk, gue benci takdir gue" Asahi memejamkan mata nya, ia meremas kuat perut nya, tidak peduli jika itu akan membuat perut nya memerah.

"Tahan Sa tahan, lo kuat lo kuat." Asahi mencoba untuk menguatkan diri nya sendiri, walau itu akan berunjung sia-sia, setidaknya Asahi telah mencoba walau hasilnya tidak ada.

"Ye-Yedam, cuman Yedam yang bisa bantu gue" Asahi mengambil handphone nya didalam saku celananya, ia mulai mencari nomor Yedam dan segera menelponnya.

Disebrang sana, Yedam sudah mulai mengangkatnya.

"Halo Sa, kenapa? Lo dimana?"

"Dam, bantu gue Dam. Bantu gue" Yedam mulai panik disebrang sana, ia mulai khawatir karena suara Asahi begitu bergetar.

"Kalo ada anak-anak didekat lo, gue mohon jangan keliatan panik. Biasa aja Dam, gue gak mau mereka nanya ke lo" Lanjut Asahi, Yedam mengangguk pelan.

"Lo dimana Sa?"

"UKS, Dam"

"Tunggu gue, gue bakal kesana"

Pip!

Yedam mematikan nya secara sepihak, ia harus segera pergi ke UKS. Tapi, ia harus lebih meyakinkan teman-temannya.

"Kenapa bang?" Tanya Haruto.

"Gue dipanggil sama gue BK anjir, katanya gue belum bayar SPP" Kepala Junghwan terangkat, ia tidak percaya dengan balasan Bang Yedam.

"Masa sih, kan lo orang kaya bang" Sahut Jeongwoo disebelah Doyoung.

"Gue lagi miskin Woo, dahlah. Gue ke ruang BK dulu" Yedam pergi keluar dari kelas meninggalkan teman-temannya yang masih kebingungan. Keempat nya sangat tidak percaya dengan Yedam yang belum bayar uang sekolah.

Gue yakin ada sesuatu yang terjadi sama bang Asa, ck bang Yedam alasannya gak masuk akal banget. Orang dia kaya raya masa iya belum bayar uang sekolah. Batin Junghwan, ia mulai berdiri untuk pergi menyusul Yedam.

"Karena tadi gue menang main UNO nya, dan kalian bertiga kalah. Hukuman kalian, kalian harus main UNO bertiga sampai lima kali." Junghwan berusaha untuk mengatur wajah nya, ia harus menahan kekhawatiran nya.

"Terus lo mau kemana?" Doyoung bertanya.

"Berak lah, gak liat lo tadi gue makan donat banyak banget bang?" Doyoung langsung mengelidik geli.

"Sono lo ah! Jorok banget" Junghwan terkekeh, lalu setelah itu ia berlari keluar menyusul Bang Yedam.

• • • • •


Dengan langkah yang penuh akan khawatir, Yedam membuka pintu UKS dengan kasar. Ia berlari menghampiri ranjang Asahi, dimana disana Asahi sudah terbaring lemah.

Mata Asahi tertutup, namun ia masih sadar. Hanya saja rasa sakit nya terlalu sakit hingga Asahi lebih memilih untuk memejamkan mata nya.

"Sa, Asa! Gue datang Sa!" Yedam menepuk-nepuk pipi Asahi pelan, tak kalah khawatir, Junghwan sudah mulai menangis dibalik pintu.

"Bang Asa.. Hiks" Junghwan menahan diri agar tidak mengundang suara lebih keras, lebih baik ia tidak usah datang kemari jika apa yang ia lihat sekarang benar-benar menyakitkan hatinya seperti ini.

"D-Dam—Sakit banget Dam" Sama hal nya dengan Junghwan, Yedam juga menangis. Namun, Yedam berusaha untuk tidak membuat Asahi melihat air mata nya.

"Sa, ayo ke rumah sakit Sa. Lo gak bisa nahan sakit lo kalo lo cuman ada disini" Asahi menggeleng, jika ia pergi kerumah sakit dengan kondisi nya yang sekarang, itu hanya akan membuat sekolah ini heboh.

"Gak, Dam. Gue gak mau"

"Tapi Sa—"

"Air, air Dam. Gue butuh Air"

Mendengar ucapan Asahi, Yedam langsung menatap sekeliling. Ia mencari sesuatu yang bisa membasahi tenggorokan Asahi.

Tapi sial, tidak ada yang bisa diminum Asahi diruangan ini.

"Gue bakal ke kantin, tunggu sebentar Sa"

Junghwan yang berada di luar langsung bersembunyi dibalik dinding, setelah memastikan Yedam sudah pergi, Junghwan keluar dari persembunyian nya dan masuk ke dalam UKS.

Dengan mata nya yang sudah memerah akibat menghapus air mata nya dengan kasar, Junghwan terdiam hebat menyaksikan betapa sengsara nya Asahi menahan rasa sakit itu.

Air mata dipelupuk mata Junghwan kembali penuh, ia berharap air mata itu akan bertahan dan tak akan jatuh membasahi pipi nya lagi.

Asahi perlahan membuka mata nya. Sekarang, ia bisa melihat tubuh Junghwan yang terdiam seperti patung di dekat nya.

"Junghwan.." Asahi terdiam, benar-benar sangat terdiam sampai jantung nya seperti hendak berhenti berdetak.

Mata yang penuh akan air mata tadi, kini kembali terjatuh dan membasahi wajah Junghwan. Sial, Junghwan selalu gagal untuk terus menahannya.

"Gue tau bang, gue udah tau semuanya" Ujar Junghwan serak.

Asahi pasrah, sekarang ia tidak bisa meng'elak lagi untuk meyakinkan So Junghwan. Junghwan sudah melihat semuanya, bagaimana susah nya dirinya untuk menahan rasa sakit nya.

Bang Yedam kembali, dan Junghwan tak sempat untuk bersembunyi lagi.

• • • • •

T R E A - S U R E

T R E A - S U R E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TREA and SURE | ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang