"Jun, ada yang nyariin tuh" Junkyu yang baru saja menuruni anak tangga langsung mendapatkam laporan dari Yoonbin.
"Siapa?" Tanya nya.
"Manusia atuh, yakali mak bapak gue" Jawab Yoonbin.
"Iya siapa tau itu mak bapak lo"
"Gue udah yatim piatu btw" Balas Yoonbin lalu menyalakan televisi.
"Oh iya lupa Ben, lagian lo sih mancing emosi gue" Junkyu sudah berada di anak tangga terakhir, ia segera berjalan menuju pintu utama dan mulai membuka pintu.
"Haruto?"
"Bang, gue udah gak punya harapan lagi" Haruto teruntuh, dan dengan sigap Junkyu menahan tubuh itu.
Haruto nampak kacau, rambutnya berantakan, matanya terlihat bengkak, dan hati nya benar-benar terasa sakit.
"Gue kehilangan keluarga gue bang, hiks" keduanya terduduk diatas lantai setelah Haruto mengatakan pernyataan menyakitkan itu.
Yoonbin yang tadinya berada didepan TV sekarang sudah berada dibelakang Junkyu dan Haruto, raut wajah nya berubah, merasa tak tega melihat Haruto yang lemah dipelukkan Junkyu.
Awal mendengar nama Haruto dari Junkyu, Yoonbin kira Haruto adalah anak yang super dingin, tapi Yoonbin salah. Haruto adalah anak yang ceria dan aktif ketika bersama teman-teman nya, terbukti kemarin, ia melihat Haruto merebut stik dari Jeongwoo dan bermain PS bersama Yoshi.
"To, kenapa? Bilang ke gue, apa yang baru aja terjadi?" Haruto mengangkat kepala nya, mata nya berair, bahkan mata itu sudah terlihat sangat merah.
"Mereka pisah bang, bokap sama nyokap gue udah pisah" Junkyu terdiam.
"Gue kira gue paling beruntung di dunia ini karna punya orang tua yang selalu sayang sama gue, tapi gue salah bang. Mereka gak sayang sama gue, mereka pisah, mereka biarin gue ngerasain luka yang bahkan paling gue benci disemesta ini" Haruto menarik rambut nya kasar, membuat Junkyu sesak karena Haruto harus ngerasain luka sesakit ini.
"Jangan, lo bakal nambah sakit To" Junkyu berusaha menjauhkan tangan itu dari kepala Haruto, bagaimana pun juga Haruto tidak boleh menyakiti dirinya sendiri.
"Gue udah sakit bang, kalo pun gue nyakitin diri gue sendiri, sakit nya gak sebanding gue yang ditinggal sendirian!"
"Gue tau To gue tau, tapi dengan lo yang nyakiti diri lo sendiri, itu gak bakal ngebikin semuanya balik. Lo cuman nambah beban buat diri lo sendiri, udah. Jangan nyakiti kepala lo, tenangin diri lo dulu. Ada gue disini" Dengan sangat lemah, Haruto kembali memeluk Junkyu.
"Jangan tinggalin gue, bang" Junkyu mengusap punggung Haruto, punggung yang harus dipaksa untuk menanggung beban luka.
"Gak bakal, gue gak bakal ninggalin adik kayak lo"
Yoonbin mendekat, ia ikut duduk dan ikut mengusap punggung Haruto.
"Lo masih ada teman-teman lo yang sayang sama lo, gue tau yang lo alami sekarang hal yang paling lo benci disemesta. Tapi, lo gak bisa gini. Mereka pisah, tapi bukan berarti mereka gak sayang sama lo. Lo adalah bukti betapa berarti nya cinta mereka, mungkin sekarang, hubungan mereka benar-benar gak bisa diperbaiki." Haruto semakin menangis dipelukan Junkyu setelah mendengar ucapan Yoonbin. mungkin benar, hubungan kedua orang tua nya benar-benar sudah tidak bisa diperbaiki.
"Lo gak bakal sendirian, ada Junkyu disini yang bakal jagain lo. Tenang, ntar gue sama Junkyu bakal sering main ke rumah lo" Lanjut Yoonbin.
"Tapi syarat nya, harus ada makanan"
"Tai lo!" Cibir Junkyu.
"Udah, berdiri lo berdua. Cari malu banget nangis didepan pintu" Yoonbin berdiri, dan diikuti oleh Junkyu dan Haruto.
"Yee, lo juga nangis!" Ucap Junkyu setelah melihat wajah Yoonbin yang basah karena air mata.
"Keringat, soal nya AC rumah lo mati"
"Alasan"
Yoonbin tak menjawab, ia malah pergi mengambil tisu.
"Nih tisu, gak tega gue" Yoonbin menyodorkan tisu itu pada Haruto.
Haruto mengambil nya dan segera menghapus air mata nya.
"Lo harus kuat. Setidaknya kalo kedua orang tua lo pisah, lo masih bisa liat mereka. Sementara gue? Gue harus lebih dulu ke makam baru bisa liat kedua orang tua gue" Setelah itu, Yoonbin berjalan keluar meninggalkan keduanya.
"Hah.. Ben, lo selalu nguatin orang lain, tapi lo gak sadar bahwa diri lo juga harus dikuatin" Lirih Junkyu setelah dibikin sesak oleh Yoonbin.
• • • • •
Sekarang, Yoonbin duduk ditempat dimana ia pertama kali bertemu Junghwan. Ia menundukkan kepalanya, memainkan kaki nya ke rumput dengan senyum pahit yang terlukir indah di bibir nya.
"Payah banget gue nahan diri biar gak ingat mereka" Ujar nya menyalahkan diri sendiri, Yoonbin benci ketika ia harus kembali mengingat bahwa ia telah kehilangan kedua orang tua nya.
"Ah bodoh banget lo Yoonbin! Lo bodoh!" Yoonbin menarik rambut nya frustrasi, ia lagi dan lagi menyakiti diri nya sendiri untuk keberapa kali nya.
Jujur, Yoonbin tak pernah sesakit ini. Setelah kehilangan kedua orang tua nya, Yoonbin selalu mencoba untuk bertahan, walau terlalu susah, Yoonbin selalu mencoba.
Didunia ini setelah kedua orang tua nya pergi, Yoonbin hanya punya Junkyu. Ia hanya memiliki Junkyu sebagai orang yang dirinya kenal, tak ada satupun yang Yoonbin punya selain Kim Junkyu. Seorang teman kecil yang sekarang masih senantiasa menganggap Yoonbin sebagai keluarga.
Yoonbin bahagia bisa tinggal bersama Junkyu, ia tidak sendirian lagi, ia tidak kesepian lagi. Tapi jujur.. Yoonbin takut membuat Junkyu terbebani oleh datang nya dirinya disini.
"Jun, gue beban banget ya? Gue ngerasa beban banget hidup didunia ini" Mungkin jika Junkyu mendengar ucapan Yoonbin barusan, Junkyu akan menutupi mulut Yoonbin dengan kaos kaki bau nya.
"Arhk!!" Yoonbin benar-benar frustrasi, jika ada seseorang yang ingin hidup kembali, Yoonbin rela memberikan nyawa nya pada seseorang itu.
"Bang Yoonbin!" Mendengar panggilan seseorang, Yoonbin langsung menghapus air mata nya, ia segera berdiri, mendapati Junghwan yang sudah berada didekatnya.
"Kok lo ada disini?"
"Lo nangis bang?" Bukannya menjawab, Junghwan malah balik bertanya.
"Gak,"
"Ouh, terus ngapain disini bang?"
"Nyari nafkah, nah lo ngapain kesini?"
"Habis kerumah bang Haruto ngambil barang gue yang ketinggalan, terus liat lo disini. Yaudah deh gue nyamperin" Yoonbin mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.
"Lo gak habis nangis kan bang?" Junghwan kembali bertanya, membuat Yoonbin gugup untuk sekedar menjawab jujur.
"Udah dibilang gak juga, pulang sono lo. Bosan gue liat muka lo mulu" Junghwan sinis, Yoonbin ternyata senyebelin ini.
"Oke gue pulang, tapi jangan nangis sendirian disini bang. Gue takut lo kesurupan" Yoonbin mengacak-acak rambut Junghwan gemas, ia teringat dimana kemarin ia mengatakan hal itu juga pada Junghwan sewaktu Junghwan juga menangis ditempat ini.
"Itu kata-kata gue kemarin ya bocil, gih sono pulang" Junghwan terkekeh, lalu ia mengangguk dan pergi menjauh dari Yoonbin.
Yoonbin tersenyum tipis melihat tingkah Junghwan, lalu setelah itu ia kembali duduk ditempat nya.
• • • • •
T R E A - S U R E
Komen sama Vote nya juseyo
KAMU SEDANG MEMBACA
TREA and SURE | ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ✓
Saggistica❝ Kita mungkin dilahirkan di tempat yang berbeda. Tapi sekarang, kita menjadi satu ❞ - Asahi note 📌 kalian semua bakal nemu kapal Jaesahi dan Harukyu disini. Dan selebihnya, bakal nemu kapal lain, jadi selamat membaca ^^ BUKAN BXB ! ...