15 - "Bang, sini gue bantu!"

752 133 0
                                    

"Datang sesuai jadwal, kau harus rajin melakukan cuci darah. Soal ini, aku harus menghubungi kedua orang tua mu, ini bukan urusan biasa, ini tentang nyawa dan kesehatan mu. Asahi"

Asahi terdiam, ia mengingat ucapan dokter Vrans ditiga hari yang lalu. Dimana dirinya harus melakukan cuci darah agar bisa sembuh dari penyakitnya.

"Hah, gue harus apa" Asahi mengusap wajah nya frustrasi, bukan takut karena akan melakukan cuci darah setiap jadwal melakukannya, Asahi hanya takut Jaehyuk akan tahu dan selalu mencurigainya.

"Kenapa.. kenapa harus gagal ginjal? Kenapa Tuhan?!" Punggung itu lemah, segera disandarkannya kebelakang agar bisa membuat posisi nya terasa nyaman.

Tiba-tiba pintu kamar Asahi terbuka, menampilkan lima orang pemuda yang akhir-akhir ini selalu dihantui dengan rasa khawatir.

"Bang Asa! Huee!" Junghwan langsung mendekat pada Asahi, memeluk Asahi dengan erat karena rasa khawatir nya yang paling besar dari yang lain.

"Wan! Kasihan bang Asa gak bisa nafas!" Junghwan langsung melepaskan pelukan nya disaat Jeongwoo bersuara, ia mulai menjauh dengan cengengesan khas nya.

"Kalian ngapain disini? Kok gak bilang-bilang?"

"Kita kesini ya mau lihat lo lah bang, lo udah tiga hari gak masuk. Gimana gak khawatir coba?" Jawab Jeongwoo agak sedikit kesal, bisa-bisanya Asahi bertanya sesuatu yang jawaban nya sudah bisa ditebak?

"Gue gak papa, cuma sakit biasa. Gak usah khawatir"

"Yakin bang sakit biasa?" Tanya Haruto.

Asahi mengangguk pelan.

"Tapi firasat gue, lo punya sesuatu yang menyakitkan. Semacam penyakit parah yang paling dihindari semua orang" Lanjut Haruto, Asahi terdiam. Firasat Haruto benar-benar bukan main.

"Cuma firasat doang, ayo keluar. Ngobrol di ruang tamu aja" Asahi lebih dulu keluar, sementara mereka lebih dulu menatap satu sama lain.

"Ayo keluar," Ujar Yedam setelah sulit mengartikan tatapan dari teman-temannya. Yedam keluar, disusul oleh Doyoung, Haruto, Jeongwoo dan terakhir So Junghwan.

"Bang, sini gue bantu!" Junghwan langsung mengambil beberapa cemilan yang dibawa Asahi dari dapur, dan segera meletakkannya diatas meja.

"Lo duduk aja, biar gue sama Junghwan yang ambil minuman buat kita berenam" Ucap Yedam, Asahi menurut dan segera duduk tepat disamping Jeongwoo.

"Bang, tadi didepan gue sempat liat bang Jaehyuk. Dia tinggal didekat sini ya?" Tanya Jeongwoo, benar. Tadi dirinya dan yang lain sempat melihat Jaehyuk didepan.

Asahi mengangguk pelan lalu menatap pintu, apa Jaehyuk tadi benar-benar ada didepan rumahnya?

"Ohh pantas, ternyata dekatan rumah kalian" Jeongwoo meraih cemilan setelah kepo nya terbalaskan.

"Bukan cuma rumah mereka yang dekatan, tapi mereka juga dekatan" Sahut Doyoung tiba-tiba, dan tentu saja itu mengundang perhatiannya Asahi lagi.

"Ha? Ngomong apaan lo barusan bang?" Tanya Haruto ke Doyoung, Doyoung menarik nafas nya sebelum mengatakan nya lagi. "Bukan cuma rumah mereka yang dekatan, tapi mereka juga dekatan, Rutooo" Haruto mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ha?! Tau dari mana lo?" Tanya Haruto kaget.

"Bang Jaehyuk" Asahi menunduk setelah mendengar jawaban dari Doyoung.

Yedam dan Junghwan kembali, keduanya meletakkan enam gelas di atas meja dan segera duduk ditempat masing-masing.

"Kenapa gak pernah cerita bang, kalo lo sama bang Jaehyuk itu sebenarnya temanan?" Jeongwoo akhirnya berani bertanya, ia sudah menyimpan pertanyaan itu dijauh-jauh hari.

"Ha? Emang bener bang Asa sama bang Jae temanan?" Sambar Junghwan.

"Ya" Jawab Doyoung.

"Emang itu hal penting yang harus dikasih tau sama kalian? Gue rasa itu bukan hal penting sampai kalian harus tau" Asahi meraih satu gelas, meminumnya segera dan kembali meletakkan nya.

"Ya penting lah bang, semua tentang lo, gue sama yang lain harus tau" Jawab Jeongwoo kemudian.

Kalian belum sedekat itu sama gue sampai semua tentang gue kalian harus tau, bahkan Jaehyuk yang lebih dekat sama gue belum tentu tau semua hal tentang gue, apalagi tentang penyakit gue. Asahi terdiam setelah berucap dalam hati.

"Bang Asa mah gitu, apa-apa harus disembunyiin" Junghwan ngambek, meraih snack dan membukanya.

"Itu mungkin privasi Asa, dan mungkin kita gak harus tau. Kalian juga pasti punya sesuatu yang gak bisa di ceritain ya kan? Jadi tolong sama-sama ngertiin, gituuuu" Ingin rasanya Asahi memberikan ancungan jempol untuk Yedam.

Mendengar ucapan Yedam, Haruto dan Jeongwoo terdiam. Benar, benar apa yang sudah dikatakan oleh Yedam barusan. Ada sesuatu yang tidak bisa diceritakan, dan harus disembunyikan sebentar.

"Gue gak ada si bang sesuatu yang gak bisa diceritain. Semuanya gue ceritain, soalnya gue gak ahli dalam memendam sesuatu" Ucap Junghwan.

"Lo ngomong gitu karena lo paling muda disini Wan, lo juga anak manja yang disayang kedua orang tua lo, lo belum dewasa untuk ngerasain gimana sakit nya jadi anak yang punya masalah tentang hal apapun" Balas Doyoung pada Junghwan, Junghwan mengangguk, mungkin sekarang Junghwan belum merasakannya, tapi nanti.. Junghwan pasti dewasa, dan masalah akan perlahan datang padanya.

"Bang, kalo gue? Gue juga termasuk termuda disini, tapi kenapa gue udah ngerasain sakitnya jadi dewasa? Gue juga sama kayak Junghwan, anak satu-satunya, tapi bedanya gue gak dapat kasih sayang dari kedua orang tua gue, terlebih setelah Papa meninggal"

Kelima nya terdiam setelah Jeongwoo menceritakan keluhannya.

"Gue juga, gue termasuk yang paling termuda disini. Kenapa gue gak dapat kasih sayang dari kedua orang tua gue? Bahkan mereka selalu adu mulut disaat gue ada didalam dirumah" Sudah bisa ditebak itu suara dan masalah siapa.

"Kenapa baru cerita sekarang Woo? To? Kalian—"

"Jawaban nya kalimat yang udah dibilang sama bang Yedam tadi, bang. Pasti ada sesuatu yang gak bisa diceritain" Sela Jeongwoo cepat.

"Woo—" Ketika Asahi ingin berbicara, Jeongwoo lagi dan lagi menyela nya.

"Sudahlah, harusnya tadi gue gak nambah beban lo bang" Jeongwoo berdiri, dan pergi menuju kamar mandi.

Haruto pun sama, ia pergi menyusul Jeongwoo yang ingin menghindar dari suasana canggung ini.

•  •  •  •  •

T R E A - S U R E

TREA and SURE | ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang