Hari ini, adalah hari jadwal nya Asahi cuci darah. Ya, lagi dan lagi Asahi harus merasakan sakit lagi. Tidak bisa mengelak atau sekedar mengundur hari untuk melakukan jadwal, Asahi sudah berjanji pada Bang Yedam untuk melakukan jadwal cuci darah tepat waktu.
"Ah.. sakit" Selagi menunggu kedua orang tua nya, Asahi menyandarkan dirinya ke pintu mobil. Berdiri dan mendongkakan kepalanya keatas dan membiarkan sinar matahari mengenai wajah tampan nya.
Kali ini, ntah kenapa rasa sakit itu semakin parah. Jika boleh ngata-ngatain penyakit ini, Asahi ingin sekali mengeluarkan ucapan kotor. Tapi ia tidak mau kena karma dan membuat penyakit ini malah ngelunjak.
Disebelah sana, Jaehyuk baru saja keluar dari rumah nya dan ingin pergi ke minimarket untuk membeli susu pisang. Tapi mata nya tak sengaja melihat Asahi yang terlihat pasrah didekat mobil dengan wajah yang dibiarkan terkena sinar matahari.
Jaehyuk mulai berpikir, kenapa Asahi berada disana? Dan juga.. pakaian Asahi terlihat rapi, apakah Asahi akan pergi? Tapi, kemana?
Jaehyuk mulai melangkah menuju Asahi, ia ingin bertanya kenapa Asahi terlihat sangat lemas disana.
Asahi membuka mata nya setelah sempat menutupinya, telinga nya peka. Ia mendengar suara langkah kaki yang akan mendekat padanya.
Asahi menoleh, mendapati Jaehyuk yang sebentar lagi akan mendekat padanya.
"Ck" Decak nya lalu segera masuk kedalam mobil.
Jaehyuk bingung, ia sudah mendekat eh Asahi nya malah masuk kedalam mobil.
"Sa, Asa." Jaehyuk mengetuk kaca mobil, tapi sayang, Asahi berlagak seperti tak mendengar apa-apa.
Tiba-tiba kedua orang tua Asahi datang, menghampiri Jaehyuk yang sekarang masih mengetuk-ngetuk kaca mobil.
"Nak Jaehyuk" Jaehyuk berbalik arah setelah ada suara yang memanggilnya.
"Ah. Tante, Om. Sore" Jaehyuk tersenyum kaku menyapa kedua orang tua nya Asahi.
"Kamu ngapain disini?" Tanya ibu nya Asahi [ Harum ]
"Itu Tante, mau ngomong sama Asahi. Eh Asahi nya malah masuk kedalam mobil. Emang kebiasaan banget anak nya, hehe" Harum tersenyum tipis, andai saja kamu tau Jae...
"Ah, Asahi memang seperti itu orang nya" Jaehyuk mengangguk, sudah sering memaklumi anak itu.
"Oh iya, kalian mau pergi ya?" Harum dan Haga mengangguk, benar, mereka ingin pergi. Kerumah sakit.
"Kemana? Boleh Jae tau?" Keduanya saling menatap satu sama lain, tidak, mereka tidak boleh berkata jujur. Asahi sudah sering kali memperingatkan mereka.
"Jangan berkata jujur jika Jaehyuk bertanya tentang ku, jika kalian jujur, aku akan nyerah. Itu sama saja aku membuat nya khawatir"
Keduanya kembali mengingat ucapan Asahi yang pernah Asahi katakan. Jika mereka memberitahu, Asahi akan menyerah.
Segitunya Asahi tidak mau membuat Jaehyuk khawatir..
"Pergi kerumah nenek nya Asahi, ada urusan keluarga disana" Jaehyuk mengangguk-anggukkan kepalanya, tapi.. haruskah ia percaya?
"Oh gitu ya, tapi apa Jae boleh minta sesuatu?" Tanpa berpikir, keduanya mengangguk enteng.
"Om Haga bawa mobil nya hati-hati ya, Jae rasa Asahi lagi sakit." Haga tentu saja mengangguk.
"Iya Jae, tenang aja. Kalo gitu Om sama Tante pergi ya. Jangan khawatir lebih sama Asa, Asahi bakal baik-baik aja kok" Senyum Jaehyuk perlahan pudar, ntah apa yang membuat senyumnya itu seketika hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TREA and SURE | ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ✓
Non-Fiction❝ Kita mungkin dilahirkan di tempat yang berbeda. Tapi sekarang, kita menjadi satu ❞ - Asahi note 📌 kalian semua bakal nemu kapal Jaesahi dan Harukyu disini. Dan selebihnya, bakal nemu kapal lain, jadi selamat membaca ^^ BUKAN BXB ! ...