4

8.3K 487 4
                                    

Jangan lupa follow!!!













































Dibawah matahari yang terik, Reyhan mengusap peluh nya yang mengalir di pelipis, di dalam benaknya ia terus memikirkan Nishrina yang menginginkan televisi hari ini, ia berusaha keras untuk mendapatkan sejumlah uang untuk bisa membeli barang tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibawah matahari yang terik, Reyhan mengusap peluh nya yang mengalir di pelipis, di dalam benaknya ia terus memikirkan Nishrina yang menginginkan televisi hari ini, ia berusaha keras untuk mendapatkan sejumlah uang untuk bisa membeli barang tersebut.

"Rey?" Ucap mang Ujang selaku rekan kerja Reyhan.

"Iya mang?" Jawab Reyhan tanpa mengalihkan pandangannya yang sibuk mengaduk semen.

"Udah, istirahat dulu Rey, ini udah mau Dzuhur. Shalat dulu habis itu makan ya" Lanjut mang Ujang, yang dibalas anggukan oleh Reyhan.

"Iya mang, sebentar lagi ini selesai." Jawab Reyhan mang Ujang hanya mengangguk setuju lalu berlalu pergi.

Reyhan menatap sekitar yang sudah lumayan sepi karena mungkin sebagian rekannya sudah berlalu untuk istirahat.

Reyhan membersihkan diri sekedar cuci wajah, kaki dan juga tangan. Ia mengambil wudhu karena sudah memasuki waktu shalat Dzuhur.

Seusai shalat Dzuhur Reyhan langsung pergi ke rumah makan yang biasa ia kunjungi porsi banyak tapi murah walaupun rasanya sedikit hambar pikir Reyhan.

"Mau menu apa Rey?" Tanya ibu penjual yang sudah sangat mengenal Reyhan.

"Kayak biasa bu" jawab Reyhan yang diangguki oleh si ibu tersebut.

Nasi putih, Tahu dan kuah sayur sop adalah menu favorit Reyhan, Reyhan tidak sedang menghemat tapi memang biasanya ia seperti ini.

Setelah matahari terbenam, Reyhan mulai merapihkan peralatannya, ia akan pulang sebentar untuk membersihkan diri lalu akan berangkat kerja di cafe karena hari ini ia masuk shift malam.
Di perjalanan Reyhan melewati rumah makan dan beberapa orang yang memakan makanan yang banyak dan juga terlihat nikmat, Reyhan sedikit tergiur tapi ia pikir ia tidak mempunyai uang banyak untuk itu semua lebih baik ia membelikan Nishrina susu ibu hamil, Reyhan mampir ke mini market untuk membeli susu ibu hamil khusus untuk Nishrina karena ia pikir Nishrina sangat membutuhkan nutrisi yang benar-benar bagus selama masa kehamilannya.

Sesampainya dirumah, Reyhan melihat Nishrina yang sedang berdiri di teras rumahnya yang kecil dan kumuh.

"Assalamualaikum" ucap Reyhan lembut tak lupa dengan senyum yang mengembang.

"Wa'allaikumussalam" jawab Nishrina.

"Katanya waktu semalem Lo mau nganterin gue buat kerumah orangtua gue" lanjut Nishrina yang tampak kesal.

"Astaghfirullah, maaf ya nish. Saya lupa, saya kira hari ini kerja di proyek hanya setengah hari ternyata sampai sore. Saya minta maaf ya, kamu mau sekarang kerumah mama kamu? Biar saya antar kan ya?" Jelas Reyhan yang nampak khawatir dengan emosi Nishrina yang tidak baik saat ini.

Nishrina mendengus sinis, wanita umur 17 tahun ini benar-benar sangat melunjak bukan? Nishrina menatap raut lelah diwajah Reyhan yang selalu ditutupi senyum yang mengembang.

"Ga usah, udah sore juga. Lo mending mandi gih, tadi gue masak telur ceplok." Reyhan menelisik wajah Nishrina.

"Kalo sepertinya kamu masih mau kerumah mama, saya bisa antar sekarang nish" lanjut Reyhan.

"Ga usah, gue udah ga mood" jawab Nishrina, yang kini menarik tangan Reyhan untuk masuk ke dalam rumah, sedangkan sang empu hanya diam saja tak berniat untuk memberontak.

Reyhan memakan telur ceplok masakan Nishrina, sebenernya ia sudah kenyang karena sudah makan tadi tapi ia tidak enak hati pada Nishrina yang sudah mau membuatkannya makanan.

"Enak ga?" Tanya Nishrina yang duduk di surpet sembari menelisik wajah Reyhan.

"Enak banget nish" jawab Reyhan sembari memakannya dengan lahap, Reyhan tidak bohong telur ceplok Nishrina memang enak walaupun tidak ada rasanya sama sekali.

Tidak butuh waktu lama Reyhan menghabiskan makanan itu lalu pamit untuk membersihkan diri.

"Malam ini Lo free ga?" Tanya Nishrina saat melihat Reyhan sudah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian.

"Malam ini aku masuk malam nish, kamu gapapa ya tidur sendiri, atau mau kerumah mama? Biar sekalian saya antar." Ujar Reyhan yang kini ikut duduk di hadapan Nishrina.

"Elo kok kerja terus sih, gue jadi kesepian tau" Ucap Nishrina kesal, Reyhan tersenyum.

"Maaf ya nish, kalo saya tidak kerja. Nanti kita makan sama apa? Saya kerja aja kita makan udah sederhana banget menu nya. Apalagi kalo saya ga kerja? Hari ini saya belum bisa beliin kamu tv tapi saya janji, gajian bulan ini saya bakal beliin kamu tv ya" ucap Reyhan sembari membelai rambut Nishrina lembut.

"Oh iya, tadi saya belikan kamu ini" lanjut Reyhan yang bangkit dari duduknya lalu kembali sembari membawa 2 dus susu ibu hamil rasa coklat.

"Susu buat apaan?" Tanya Nishrina saat Reyhan memberikan susu tersebut.

"Buat anak kita Nish, ini susu ibu hamil biar nutrisi bayi kita bagus. Nanti mau tidur diminum ya nish, atau mau sekarang saya buatin?" Tawar Reyhan, Nishrina menggeleng pelan..

"Ngga nanti aja" jawab Nishrina, yang dibalas anggukan oleh Reyhan.

"Masih sering mual ga?" Tanya Reyhan, karena kemarin-kemarin sebelum tidur Nishrina sering mengatakan kalau ia sering mual akhir-akhir ini yaa karena usia kandungannya masih sangat muda jadi wajar saja jika mengalami rasa mual.

"Kalo pagi aja"

"Kalo disekolah juga mual?" Tanya Reyhan, yang tanpa disadari tangannya sudah mulai mengelus perut rata Nishrina.

"Iya kadang" jawab Nishrina yang ikut mengelus perutnya.

Beberapa saat kemudian

"Ishhh Lo apa-apa an jadi elus-elus perut gue" sewot Nishrina, sembari menghentakan tangan Reyhan.

"Ehm- maaf-maaf nish saya reflek" jawab Reyhan gugup karena memang benar ia reflek ia tidak sadar bahwa tangannya mengelus perut Nishrina walaupun masih ditutupi pakaian.

"Ngeselin Lo!!" Reyhan yang mendengar itu hanya menunduk karena ia tau ia yang salah. Nishrina pun pergi meninggalkan Reyhan.

Reyhan merebahkan tubuhnya di karpet baru yang sudah ia beli, kualitasnya lebih bagus, besar, tebal dan empuk. Ia memejamkan matanya rasa kantuk dan lelah benar-benar menghantamnya. Nishrina kembali dari arah dapur, ia melihat Reyhan yang tidur dengan tenang. Raut lelahnya Sangat ketara tapi entah kenapa senyum lembut Reyhan mampu membuat rasa lelah itu tidak terlihat.

Nishrina menghampiri Reyhan, ia duduk di samping Reyhan yang tidur, ia menatap dalam wajah Reyhan yang di teliti ternyata Reyhan sangat manis dibandingkan dengan si brengsek Tian yang sialannya masih ia cinta pikir Nishrina.

Nishrina menghampiri Reyhan, ia duduk di samping Reyhan yang tidur, ia menatap dalam wajah Reyhan yang di teliti ternyata Reyhan sangat manis dibandingkan dengan si brengsek Tian yang sialannya masih ia cinta pikir Nishrina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

End

14 Maret 2022

Suami Miskin (Complated)🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang