8 (21+)

21.9K 452 25
                                    

Haiii paraaaa bundaaa ayahhhh, ini area dewasa ya yang masih dibawah umur harap untuk skip part ini. Untuk kalian yang nekat membaca dosa ditanggung sendiri yaaa.
Jangan lupa vote dan komen sebagai uang parkir 🌻




Setelah kejadian kemarin, Reyhan merasa canggung dengan Nishrina. Yang biasanya Reyhan tidur disamping Nishrina semalam Reyhan tidur di karpet tipis yg biasa ia tiduri. Hari ini Nishrina libur sekolah begitu pun juga Reyhan yang libur kerja.

Setelah melaksanakan shalat subuh berjamaah dengan Nishrina, yang harus ia paksa. Kini ia sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk Nishrina sekalian ia juga ingin mengatakan sesuatu dengan Nishrina.

"Nish?" Panggil Reyhan saat Nishrina sudah duduk dihadapannya dengan sepiring menu sarapan yang siap ia santap.

"Apaan?"

"Saya mau ngomong" lanjut Reyhan yang belum berani menatap Nishrina.

"Dari tadi juga Lo udah ngomong ya, jangan bikin gw emosi pagi-pagi gini"

Ah rupanya Nishrina masih marah dengannya, pikir Reyhan dalam hati.

"Ehm- saya mau pakai uang tabungan saya buat beli rumah yang ukurannya lebih besar dari ini Nish-"

"Kenapa ga Lo beli dari kemarin-kemarin kalo gitu?" Tanya Nishrina yang sudah mulai memasukkan sarapan ke dalam mulutnya.

"Maaf ya nish karena uang nya baru terkumpul akhir-akhir ini" jawab Reyhan pelan.

"Lo kenapa sih?" Tanya Nishrina nyolot karena sedari tadi Reyhan tidak pernah menatapnya saat sedang berbicara.

"Saya ga kenapa-kenapa nish" jawab Reyhan yang masih nunduk.

"Terus ngapain Lo nunduk gitu? Keseleo leher Lo?" Reyhan menggeleng pelan membuat Nishrina mendengus sinis.

"Terserah, kalo Lo mau beli rumah, yang penting ukurannya ga lebih kecil dari ini" ujar Nishrina yang diangguki setuju oleh Reyhan.

"Kapan Lo mau beli?"

"Liat gw kenapa sih?" Lanjut Nishrina kesal karena Reyhan menunduk saja, sedetik kemudian Reyhan mengangkat wajahnya untuk menatap Nishrina, pandangan Nishrina bertabrakan dengan pandangan mata Reyhan yang hitam kelam dan lembut itu.

"Saya sudah membayar nya setengah nish, nanti sisanya sedikit lagi bisa saya cicil, mulai besok atau lusa kita bisa pindah kok, nanti saya sewa mobil buat bawa barang-barang kita" jelas Reyhan yang hanya dibalas acungan jempol oleh Nishrina.

"Oke,  gw sih yes" jawab Nishrina menganggukkan kepalanya, Reyhan pun tersenyum lalu mulai menyendokan nasi ke piring miliknya.

4 hari kemudian

Reyhan dan Nishrina sudah pindah ke rumah yang lebih besar dari sebelumnya walaupun masih termasuk kategori sederhana tapi Reyhan sudah sangat bersyukur karena ada perubahan di hidupnya.

"Maaf ya nish, kalo rumahnya ga sesuai ekspektasi kamu" ucap Reyhan saat Nishrina sedang merapikan peralatan skincare yang ia miliki.

"Besok-besok nabung lebih giat lagi" hanya Kalimat itu yang Nishrina lontarkan, Reyhan yang mendengar itu mengangguk mantap.

"Pasti nish, saya bakalan berusaha lebih keras."

Baru saja pindah beberapa jam, tapi peralatan sudah di tata sesuai letaknya oleh Reyhan, yaaa hanya oleh Reyhan karena Nishrina terus saja mengeluh lelah. Reyhan tidak mempersalahkan itu, ia memaklumi karena bahwasanya memang Nishrina sedang hamil.

"Nish, kamu lulus sekolah berapa bulan lagi?" Tanya Reyhan yang menghampiri Nishrina di kamar, dan duduk di kursi yang telah disediakan.

"Ga nyampe sebulan, hitungan Minggu juga gw udah lulus" jawab Nishrina yang diangguki oleh Reyhan.

Suami Miskin (Complated)🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang