three
when the tyrant fall in love
***
Istana Juliet adalah istana yang digunakan untuk menggelar seluruh pesta dan perjamuan. Tempat tersebut tidak jauh dari istana pusat dan Istana Romeo yang merupakan tempat tinggal raja.
Istana Juliet memiliki kemewahan dan kemegahan yang terlihat jelas bahkan jika melihat Istana Juliet dari kejauhan.
Ketika memasuki ruangan pesta, ruangan tersebut dicat dengan putih dan emas yang elegan, mengirimkan sensasi keagungan. Berbagai dekorasi juga terlihat mewah. Ratusan bunga diletakkan di atas vas, menimbulkan kesan ceria.
Semuanya harus sempurna. Hal ini dikarenakan pesta perjamuan selama satu minggu berturut-turut akan segera dimulai.
Banyak bangsawan dengan pakaian mewah dan indah di pandangan menghadiri pesta tersebut. Kebanyakan memiliki aura bisnis, sebagian lagi adalah bangsawan-bangsawan muda yang sudah menunggu pesta ini untuk memulai debutnya hari ini.
Ruangan besar tersebut riuh, setiap bangsawan hanya berkumpul dengan kelompok-kelompok sosialitanya.
Nyonya-nyonya bangsawan bergosip sambil menutupi bibir dengan kipas mewah berbulu, sementara suami-suami mereka mendiskusikan bisnis bersama rekan dan segelas wine di tangan.
Akan tetapi, semua suara langsung lenyap dan sunyi ketika pengumuman bahwa Yang Mulia Raja Allan akan memasuki ruangan terdengar di ruangan pesta.
Semua bangsawan berkumpul di samping karpet merah, berusaha terlihat mencolok agar Allan bisa melirik mereka.
Pintu setinggi lima meter dibuka, menampilkan Allan di sana, berjalan dengan penuh percaya diri dan intimidasi. Di belakangnya, Nona Muda Helia Floral, berjalan dengan senyuman anggun di bibirnya.
Setelah itu, pintu ditutup. Tidak akan ada Keluarga Kerajaan lagi yang menyusul. Alasannya sederhana. Semuanya sudah dibunuh di tangan Allan karena keinginannya untuk naik tahta.
Pria itu, Allan, mengenakan pakaian berwarna putih yang merupakan simbol Kerajaan Teratia sebagai kerajaan yang suci. Jubah putih emas berbulunya melambai, mengikuti gerakan pemiliknya dengan yakin. Aksesori di pakaiannya terlihat rumit, tetapi ketika Allan yang mengenakannya, hal itu membuat semuanya terlihat cocok untuk dikenakan olehnya.
Allan berjalan dengan raut wajah datar dan intimidasi yang menguar secara luas. Menyiratkan bahwa jika ada yang membawanya ke dalam masalah hari ini, kepala orang tersebut akan langsung melayang oleh pedang perak yang tersampir di pinggangnya.
Allan menaiki tahtanya yang megah.
"Selamat malam, semuanya," sapa Allan. Namun, Allan langsung mengangkat tangan agar tidak ada yang menjawab sapaannya.
Hal itu akan membuang waktunya.
"Aku berdiri di sini, sebagai pemimpin dari rakyatku dan menjamin kehidupan kalian dengan bahagia. Dan kali ini, aku berdiri di sini untuk memulai pesta Perayaan Ulang Tahun Kerajaan yang ke-132. Sudah 132 tahun kita bertahan, dan aku akan menyerahkan hidupku untuk menjamin keberlangsungan kerajaan kita, yaitu Kerajaan Teratia. Nikmati pestanya."
Pidato singkat Raja Allan menuai banyak sorakan dan pujian. Ruang pesta penuh oleh pujian dan tepuk tangan.
Sementara itu, Allan langsung duduk di atas tahtanya, meminum wine mahal yang enak. Dia menumpukan tangannya di pegangan kursi. Iris safirnya memandang tegas para bangsawan yang bersosialisasi di ruang pesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Look at Me, Your Majesty! [E-book]
Исторические романыAllan Edelbert Teratia adalah raja dari kerajaan Teratia. Dia dikenal sebagai tiran kejam yang mampu memukul mundur ratusan pasukan musuh sendirian dan selalu menyiksa orang dengan sadis. Belum lagi, dia mengambil tahta dengan membunuh seluruh Kelua...