Extra 5.1

1.6K 121 34
                                    

Helia membuka matanya.

Dan dia menyadari bahwa dia berada di tempat yang sangat familier, di mana dirinya telah tinggal di tempat yang sama selama lebih dari tujuh belas tahun lalu, sebelum tiga tahun yang lalu dia pindah ke Istana Romeo.

Ini panorama yang membuat Helia bernostalgia.

Cat dinding warna-warni yang tentunya sangat norak, semata-mata untuk menarik perhatian Holland dulu. Akan tetapi, Helia yakin ketika usianya memasuki sepuluh, Helia sudah merenovasi kamarnya menjadi kamar yang elegan dan tidak kekanakan. Tidak seperti ini. Warna merah muda dan pastel yang mencolok, seluruh perabotan yang memiliki warna serupa, entah dengan ranjangnya juga yang memiliki ukiran kekanakan.

Ini ... membuat Helia nostalgia sekaligus merasa frustrasi.

Bagaimana mungkin, ketika Helia bangun tidur dan menatap kedua telapak tangannya, Helia mendapati tubuhnya menyusut! Iya, menyusut!

Helia ingat jika dia tidur karena kelelahan akibat dari tugas administrasi politik, lalu dia merebahkan tubuhnya yang masih dibalut gaun hingga Helia samar-samar bisa mendengar Mary mengomel, tetapi setelah itu hening.

Keheningan yang menenangkan.

Candu Helia yang baru.

Di mana di sana, Helia tidak perlu memikirkan masalah Allan dan Auste, tidak perlu menyakiti hati kecilnya lagi, tidak perlu menggigit bibir untuk menahan tangis karena cemburu, tidak perlu menahan perasaan yang meluap, tidak perlu menahan diri untuk menusuk Auste dengan pisaunya, tidak perlu mendengarkan kalimat manis Allan yang bukan ditujukan pada Helia.

Tidak perlu patah hati.

Tidak perlu melihat hal-hal yang tidak ingin Helia lihat.

Itu adalah surga bagi Helia.

Namun, tubuhnya kali ini menyusut!

Helia turun dari atas ranjang, lalu mendekati cermin yang dia hias dengan permata dan manik-manik warna pastel secara berlebihan dan norak.

Lalu, refleksi yang dicerminkan adalah Helia. Itu adalah Helia, tetapi Helia kecil.

Rambutnya belum sepanjang Helia berusia dua puluh tahun, tetapi hanya sebatas punggung. Itu pendek. Helia ingat, dia memotong rambut panjangnya karena Helia sengaja mencampur rambutnya ke sarapannya untuk menarik perhatian Holland.

Jika diingat kembali, Helia merasa kesal pada dirinya yang dulu. Mencari perhatian pada Holland dengan sebegitunya.

Bukankah itu menyebalkan?

Helia hanya bengong menatap refleksinya di cermin dengan lama. Sesekali mencubit pipinya, dan itu menyakitkan. Tandanya ini semua bukan mimpi.

Tok, tok, tok.

Pintu berwarna putih yang dihias pita-pita diketuk. Helia menoleh dan mendapati Mary di sana.

Mary berusia lima tahun lebih tua dari Helia, dan dia sudah melayani Helia ketika usianya yang ke-7.

"Nona Muda Helia—"

"Helia!"

Sebelum Mary menyelesaikan kalimatnya, seorang pria telah memotongnya terlebih dahulu.

Itu adalah pria berambut pirang dan mata merah. Helia yakin dia tidak salah lihat ketika pria itu tersenyum lebar pada Helia.

Helia membulat, nyaris tidak percaya, tidak, mustahil baginya untuk percaya. Selama hidupnya, Helia tidak pernah melihat senyuman pria itu sekali pun! Tidak pada teman bisnis, tidak pada raja, tidak pada keluarga dan kerabatnya. Pria itu tidak pernah tersenyum! Helia tidak pernah melihat dua sudut bibir itu tertarik ke atas, membentuk senyuman menawan yang rupanya seolah mengenang masa muda.

"Helia!" Pria itu lalu menarik Helia ke dalam gendongannya.

Helia makin terkejut. "A-Ayah?" panggil Helia dengan suara bergetar.

"Ada apa, putri kecilku?" tanya Holland kembali dengan senyuman yang lembut.

Helia makin bergetar, membuat Holland mengernyitkan dahinya khawatir.

"Putri Kecilku, kenapa tubuhmu bergetar?" tanya Holland, dia mendekatkan keningnya pada kening Helia. "Ini tidak panas, ini suhu yang normal. Apa tubuhmu kesakitan? Katakan pada Ayah. Jangan buat Ayah khawatir."

Tubuh Helia makin bergetar. Gadis kecil itu tidak tahu mengapa tubuhnya begitu sensitif. Tubuh mungilnya mudah bergetar atas afeksi yang dia butuhkan semasa kecil, atau nada vokal yang rupanya dialunkan pada gadis mungil itu benar-benar membuat hati tenang dan lega. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah Helia bayangkan akan terjadi dalam kehidupannya sebelumnya.

Afeksi, kelembutan, kehangatan, kekhawatiran, dicintai.

Tanpa sadar, mata merah itu memburam, lalu mengeluarkan air matanya dengan deras.

"Huwaaaa!"

Gadis mungil berusia tujuh tahun itu menangis dan terisak di dada Holland, membuat pria itu khawatir setengah mati, dan berteriak pada pelayan untuk memanggil dokter terbaik di Kerajaan.

Mendengar hal itu, hati kecil Helia langsung terenyuh dan tangisannya semakin kuat.

***

Ello, dokter terbaik yang bisa dipekerjakan di Mansion Duke, hanya membenarkan letak kacamatanya.

"Nona Muda Helia baik-baik saja," kata Ello pada Holland yang berdiri di samping Helia.

Tangan Holland menggenggam tangan mungil Helia erat-erat, dan Helia juga membalas genggaman itu sama eratnya. Tidak ingin melepas. Tidak ingin menghancurkan kehangatan yang seharusnya memang tetap terjalin di sana. Tidak ingin membinasakan kasih sayang yang disalurkan melalui genggam hangat itu.

"Apa kau bersungguh-sungguh?" tanya Holland dengan mata memicing. "Kau tidak mengatakan omong kosong, bukan?"

"Saya yakin Nona Muda Helia baik-baik saja. Akan tetapi, Yang Mulia Duke ...."

"Apa itu?"

"Saya yakin ini akan mewakilkan kalimat Nona Muda Helia, tolong jangan berpisah dengan putri Anda, tolong sayangi putri Anda sebagaimana mestinya."

Holland menatap Ello dengan pandangan aneh dan dingin.

"Pernyataan yang bodoh," balas Holland sinis. "Aku akan tetap menyayangi putriku bagaimana situasinya."

Setelah itu, tangan Holland yang bebas dari genggaman membelai rambut hitam Helia secara lembut. Hal ini membuat tubuh Helia tersentak kecil dan segera berusaha untuk membiasakan diri terhadap afeksi asing itu.

Ello kemudian undur diri beberapa saat kemudian, meninggalkan Holland dan Helia di dalam kamar.

***

Mau lanjut nggak? (つ✧ω✧)つ komen yang banyak biar lanjut ya, jangan lupa vote dan sebarin cerita ini ke temen-temen kaliaaann ❤️ lup u mwah ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Diingatkan untuk kalian, ini cuma extra dan aku iseng nulis ini 😭 jadi, nggak benar-benar terhubung ke cerita original, oke?

8 September 2022

END | Look at Me, Your Majesty! [E-book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang