six

3K 306 18
                                    

six

the heartbeat, it hurts

***

"Anda tidur dengan Nona Muda Count?"

Nada suara Helia memang terdengar tenang, tetapi tidak ada yang tahu tentang teriakan kemarahan di hatinya yang bertalu-talu. Mengabaikan kalau dia kali ini bicara dengan bahasa formal pada Allan, seolah menunjukkan kalau Helia sangat marah.

Allan mengacak rambut perak keabuannya tanpa mengalihkan pandangan dari dokumen kerja.

"Yang Mulia," tekan Helia ketika Allan tidak membalas kalimatnya.

Allan menghela napas pelan, menulis sesuatu di dokumen dengan pena bulu yang sudah dilapisi tinta. "Benar."

Helia ingin berteriak, tetapi Allan mengangkat tangannya.

"Jangan marah, Helia," kata Allan, kali ini menatap gadis itu lewat manik safirnya. "Aku dan Auste melakukannya dengan perasaan yang sama. Dia mau melakukannya denganku. Itu tidak termasuk ke dalam pemerkosaan—"

"Yang Mulia, Anda dan Nona Muda Auste tidak menikah."

Helia memotong dengan nada suara dingin. Kedua tangan di samping tubuhnya mengepal erat. Perasaannya sungguh panas. Tidak terkecuali dengan goresan menyakitkan di hatinya makin menjadi-jadi.

Helia ingin menangis. Dia bisa gila.

"Belum," sahut Allan ringan. "Aku sudah melamarnya."

"Apa?!" Helia tercekat. "Yang Mulia!"

Helia memukul meja dengan keras, membuat beberapa dokumen dan barang di atas meja bergetar pelan.

"Helia." Allan memijat pangkal hidungnya, dia lalu melirik Helia. "Aku bertanggung jawab. Tidak ada yang salah dengan melamar seorang gadis. Bukannya kamu akan senang kalau posisi Permaisuri akhirnya diisi?"

Tidak sama sekali. Helia menggigit bibir. Dia menahan kedua bibirnya untuk tidak meloloskan kalimat itu. Menahan agar dia tidak mengeluarkan kata demi kata yang menunjukkan bahwa dia cemburu. Menahan agar protesan bahwa posisi Permaisuri lebih cocok diisi oleh Helia dibanding Nona Muda Auste.

Helia menahan perasaannya. Menahan semuanya. Sama seperti bertahun-tahun dia menahan setiap perasaan yang bergejolak setiap saat dia bersama Allan.

"Anda tidak bisa menikahi seseorang yang baru saja Anda temui, Yang Mulia!"

"Aku bertemu dengan Auste tiga hari yang lalu."

"Itu termasuk pada kategori bahwa Anda baru saja bertemu dengan Nona Muda Auste!"

Allan menghela napas. "Apa ada yang salah dengan mencintai seseorang, Helia?"

Helia membeku. Nada suara Allan terdengar lelah. Padahal biasanya, Allan akan berperilaku manja pada Helia.

"Apa kamu mau mengatakan kalau tiran tidak bisa jatuh cinta?" lanjut Allan. "Aku menidurinya, itu fakta. Aku melamarnya, itu adalah bentuk dari tanggung jawabku. Helia, dengarkan aku. Aku mencintai Auste. Aku menyukainya. Kamu tahu bagaimana aku menatapnya saat pertama kali?"

Tidak tahu, aku tidak mau tahu. Helia menggigit bibir bawahnya keras.

"Dia tampak seperti peri, dengan rambut emasnya yang memukau dan iris mata hijaunya yang menatapku lembut. Dia seolah-olah memang seseorang yang bisa dengan mudah dicintai oleh tiran sepertiku. Kala itu juga, aku mencintainya. Aku berdebar. Itu pertama kali aku merasakannya. Helia, katakan padaku. Apa aku berhak mencintai seseorang di dalam hidupku? Apa aku berhak mendapatkan seseorang yang aku cintai dalam hidupku? Terlepas dari seluruh nyawa yang sudah aku cabut?"

END | Look at Me, Your Majesty! [E-book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang