05. Dipermalukan

1K 56 1
                                    

Hai selamat siangg kawan
Jangan lupa siapin tissue

•••

“Malaikat itu ada. Tetapi, sama sekali tak ada malaikat di hidupku. Semua hanya iblis yang berpura-pura baik. Hanya itu, dan berhenti berharap adalah jalan terbaik!”

-Alena Zealinne Artharendra-

•••

Alzean menghentikan langkahnya saat sampai di restoran yang di maksud Regal. Lelaki itu langsung teringat bahwa Restoran itu adalah restoran tempat Alena bekerja.

Lelaki berambut hitam pekat itu langsung berbalik berniat ingin pergi. Namun, tangan mulus seseorang mencekalnya membuat Alzean langsung menoleh.

Viona tersenyum manis. “Mau kemana? Ini acara buat Lo,” paparnya lembut.

Alzean langsung menepis tangan Viona kasar. Lelaki itu membalikkan badannya dan mengurungkan niatnya untuk pulang. Menurutnya percuma saja, dirinya sudah sampai sejauh ini dan ingin pulang begitu saja.

Alona sedari tadi terlihat gelisah dengan mata yang terus menerus melirik jam tangan berwarna biru mudanya. Gadis itu seakan menunggu kedatangan seseorang. Terbukti dengan dirinya yang beberapa kali melihat kearah jalanan dengan tatapan khawatir.

“Ck! Devano mana, sih?” Gadis itu bergumam dengan mata terus melihat kearah jalanan.

Devano Blade, sang ketua osis yang menjadi cinta pertama Alona sejak masuk Sekolah menengah atas. Gadis itu jatuh cinta pada wajah Rupawan Devano, dan sifatnya yang bisa terbilang cuek namun berwibawa. Selain terkenal akan ketampanannya, Devano juga merupakan ketua osis yang adil sehingga banyak yang menyukainya.

Zevandra dan Devano merupakan Most Wanted pertama sebelum kedatangan Alzean. Sedangkan Rassya dan Keano melambung di urutan kedua.

Keano merupakan ketua Basket putra yang terkenal dengan ketampanan dan kehebatannya dalam bermain Basket. Dengan kelincahannya, Keano bisa dengan mudah mengalahkan lawan mainnya.

Sedangkan Rassya menjadi wakil ketua osis. Walaupun menjabat sebagai Waketos, namun, Rassya tak pernah akrab dengan Devano. Sikap dingin keduanya tak mengizinkan untuk saling akur walau untuk semenit saja.

“Devano katanya bakal Dateng terlambat. Ada masalah keluarga yang harus dia selesain,” jawab Regal sang Ketua Kelas XII IPA 1.

Alona menghembuskan nafasnya kasar. “Huft ... Oke. Thank’s infonya, Gal,” balasnya.

Gadis itu mulai berjalan memasuki Restoran dengan diikuti murid yang lain. Viona, gadis itu sedari tadi memerhatikan Alzean hingga membuat lelaki itu tak nyaman. Apalagi dengan senyuman Manis Viona yang semakin membuatnya merasa tak nyaman.

Saat memasuki Restoran, semua orang dibuat terkejut dengan kehadiran Alena yang membawa beberapa menu makanan. Bahkan beberapa dari mereka langsung menatap Alena sinis seakan tak suka Alena ada di Resto itu.

“Oh, jadi Alena gak mau Dateng gara-gara kerja disini? Miris banget, ya,” sindir Viona.

“Wah, kirain orang kaya. Ternyata miskin,”

“Aduh, gue sih malu kalo kerja ditempat kek gini. Gak level!”

“Loh, ternyata Lo kerja disini? Ck! Kasian banget. Kalau gue sih ogah!”

Semua tertawa mendengar sindiran Viona dan teman-temannya.

“Alona. Kok Kembaran Lo bisa kerja disini, sih? Katanya Holkay!” Raissa mencibir.

Alona menatap Alena tajam. “Kak Lena ngapain disini, sih? Mending pergi deh!”

“Ups, diusir adek sendiri sakit, gak, sih?” tanya Raissa dengan nada menyindir.

Alena Zealinne Artharendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang