14. Pacar Pura - Pura

883 38 0
                                    

HALLO.. GIMANA SENENG GAK SEHARI BISA UP 3 KALI HEHE HARUS SENENG DONG KAN NGGAK BIKIN KALIAN NUNGGU...

SELAMAT MEMBACAAAA...
••••••••••°°°°°☆♡☆°°°°°••••••••••

“Mimpi buruk atas segala hal adalah salah satu alasan agar mataku tetap terbuka.”

- Alena Zealinne Artharendra

••••••••••°°°°°☆♡☆°°°°°••••••••••

Happy reading😚😍

Alena turun dari atas jendela perlahan. Bisikan dari alam menyuruhnya untuk tetap bertahan, berjuang, dan memperbaiki segalanya. Alena memang lelah, namun, bunuh diri bukan solusi dari segalanya.

“Gue pengen kita pacaran!”

Suara tegas itu membuat Alena langsung menoleh. Gadis itu mengerutkan keningnya bingung saat Alzean berdiri tepat diambang pintu sambil menatapnya datar. Tak ada lagi raut kekesalan seperti tadi.

“Pacar pura-pura!” sambungnya seraya berjalan mendekati Alena.

Alena mengernyit. “M--maksudnya?”

“Maksudnya. Gue pengen kita jadi pacar pura-pura buat manasin Devano sama Alona. Sedikit yang gue tau ... Devano masih simpen perasaan buat Lo. Dan dengan kita pacaran, gue juga bisa deketin Alona.” Alzean menjelaskan.

“Kalau rencana ini gak berhasil gimana?”

“Kita nyerah.”

Alena menatap Alzean lekat. “Salah gak sih kalau gue berharap kita bisa pacaran beneran? Gue juga pengen punya sandaran buat nyampein semua keluhan gue ....”

Alzean berdecih. “Gak usah ngarep! Lo sama sekali gak pantes buat jadi pacar gue. Dan ya, Alona bakal tetep jadi tuan rumah di hati gue. Dan Lo ... Lo cuma sampah tau gak?!”

“Iya. Gue emang bukan Alona yang disayangi semua orang. Gue sadar dan gue paham semua itu, Zean! Tapi gue juga pengen punya satu malaikat di hidup gue!” Mata Alena mulai berkaca-kaca.

“Gimana gue bisa jadi malaikat kalau kehadiran Lo di hidup gue aja cuma jadi parasite? Lo gak bakal bisa gantiin Alona sampai kapan pun juga!”

“Tapi—”

“Udah! Sekarang Lo mau jadi pacar pura-pura gue atau enggak? Lo udah hancurin semuanya dan Lo harus bisa bertanggung jawab! Lo gak bisa lari gitu aja dari masalah! Hadepin masalah itu sampai semuanya selesai!”

Alena menghembuskan nafasnya kasar. “Mau gue Nerima atau nolak penawaran Lo, sikap Lo juga gak bakal berubah, ‘kan?”

“Jadi sekarang mau atau gak?!”

Alena menutup matanya. “Gue mau demi kalian semua. Tapi ... Setelah kalian dapetin semuanya gue harus gimana?”

“Lo bisa lakuin apa aja. Mau bunuh diri, lukain diri sendiri, atau apapun itu gue gak peduli! Yang penting gue bisa dapetin Alona dan semuanya selesai.”

“Kenapa gue gak bisa egois aja? Kenapa gue harus lakuin semuanya demi kalian dan ngorbanin diri gue sendiri buat kalian? Gue capek! Gue capek selalu disalahin! Gue bukan tersangka dari semua ini!”

Air mata Alena turun tanpa diminta. Detik ini juga, akhirnya mulutnya mengeluh. Keluhan yang selama ini ia pendam dan simpan dengan baik, kini terdengar ditelinga seorang Alzean. Namun, tak ada tanda-tanda simpati dari wajah Alzean. Lelaki itu malah menatap Alena datar tanpa ekspresi.

Alena Zealinne Artharendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang