"Mengapa saat aku ingin menutup luka selalu saja ada yang membasahinya kembali? Apa mereka pikir menyembuhkan luka itu mudah? Tidak! Menyembuhkan luka itu tak semudah apa yang dikatakan!"- Alena Zealinne Artharendra
•••
Alzean celingak-celinguk mencari keberadaan Alena. Sedari tadi lelaki itu bolak-balik ke kelas Alena guna memastikan apakah kekasihnya itu sudah datang atau belum. Namun yang Alzean dapati hanya bangku kosong tanpa penghuni. Biasanya Alena sudah datang jauh sebelum dirinya datang. Namun hari ini berbeda.
Brak!
Suara gebrakan meja memenuhi ruangan. Semua atensi mengarah pada Alzean yang kini tampak murka. Sorot matanya tajam menatap siapa saja yang muncul didepan matanya.
"Alena mana?!" tanyanya pada seluruh siswa yang ada didalam kelas.
Semua siswa tampak menggeleng lalu kembali melanjutkan aktivitas mereka yang sempat tertunda. Alzean yang sudah merasa hampir frustasi lantas kembali menggebrak meja sebelum dirinya keluar dari kelas Alena.
"Kenapa Lo?"
Alzean langsung berbalik saat mendengar suara Revan. Lelaki itu berjalan cepat kearah sahabatnya itu dan langsung menarik kerah bajunya. Hari ini perasaan Alzean benar-benar buruk hingga tak dapat mengendalikan emosinya sendiri.
"Mana Alena? Jangan bilang dia kenapa-kenapa kemaren malem?!" tuduhnya.
"Lo kenapa sih, Al?" Revan menepis tangan Alzean kasar. "Alena kenapa-kenapa gimana? Gue gak paham!"
Alzean tertawa sinis. "Gak usah sok polos Lo! Kemaren Lo yang nganterin Alena pulang dan kenapa sekarang dia gak masuk? Lo apain cewek gue, hah?!" tanyanya Murka.
Revan mengerutkan keningnya bingung. Lelaki itu tak paham arah pembicaraan Alzean yang menuduhnya sembarangan. Seingatnya, tadi malam Alena pulang dengan selamat bersamanya. Bahkan Revan bisa melihat dengan jelas Alena masuk kedalam rumahnya dalam keadaan baik-baik saja tanpa lecet sedikitpun.
"Gue emang anterin dia pulang semalem. Tapi gue gak tau kenapa sekarang dia gak masuk. Dan kemaren juga dia baik-baik aja pas gue anterin balik."
"Terus kenapa sekarang dia gak masuk?!"
Revan menggeleng pelan. "Gue gak tau."
Seseorang menepuk pundak Alzean hingga membuat lelaki itu berbalik. Satu alisnya terangkat sebelum tangannya menepis kasar tangan Devano yang kini berada dipundaknya.
Devano memperhatikan tangannya yang barusan ditepis kasar oleh Alzean. Lelaki itu lantas mendongak. "Lo kenapa hari ini sensitif banget, sih?"
Alzean tak memperdulikan ucapan Devano dan langsung pergi begitu saja dari hadapan lelaki itu. Perasaannya benar-benar buruk. Alzean tak tau perasaan apa ini. Hatinya mengatakan Alena sedang tidak baik-baik saja hingga membuatnya merasa gelisah tanpa alasan seperti ini.
Langkah Alzean terhenti saat merasakan tangannya dicekal oleh seseorang. Hembusan nafas terdengar. Dengan malas lelaki itu berbalik tanpa tahu siapa yang kini berada di belakangnya.
Alzean sedikit terkejut saat melihat Alona kini tengah menatapnya heran. Raut wajahnya tampak khawatir membuat Alzean merasa bingung. Perlahan gadis itu mulai melepaskan cekalannya dengan mata yang terus menatap wajah Alzean intens.
"Lo kenapa, Al?" tanya Alona.
Alzean tersenyum tipis. "Gakpapa," jawabnya.
"Tapi Lo tadi keliatan marah banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena Zealinne Artharendra
JugendliteraturMasih berantakan nanti di benerinnya kalo dah selesai wkwk.. Semua ini Tentang Alena:) Gadis cantik yang memiliki cirikhas dengan kesabarannya dan kuat oleh Kerasnya kehidupan didunia, sering diabaikan oleh teman, sahabat, bahkan oleh kedua orang t...