“Jangan takut menghadapi masalah. Tetapi takutlah jika kamu tidak bisa mengatasinya.”
- Alena Zealinne Artharendra
•••
“Gak main Lo, Al?” Devano berteriak seraya memasukkan bola kedalam ring.
Alzean tak merespon. Lelaki itu menatap kosong ke depan. Beberapa kali hembusan nafas keluar dari bibirnya. Seakan ada beban yang sulit diceritakan.
Merasa tak mendapatkan jawaban, Devano lantas menoleh. Menghentikan aktivitasnya dan berjalan menghampiri Alzean yang masih termenung. Akhir-akhir ini Devano benar-benar sibuk mengurus tugas-tugasnya sebagai ketua osis hingga kurang tau apa yang terjadi beberapa hari terakhir.
“Lagi ada masalah?” tanya Devano yang mulai duduk dan mengambil tempat disamping Alzean.
“Gak ada.”
“Gak biasanya Lo murung kayak sekarang. Pasti lagi ada masalah sama Alena, ‘kan? Gue liat juga beberapa hari ini dia sama kayak Lo.”
Alzean menghembuskan nafasnya kasar. “Gue gak ada masalah.”
“Al ... Please jangan mikir gue masih harepin Alena sampe mau rebut dia dari Lo. Gue udah belajar buat ikhlasin dia. Dia bahagia sama Lo dan itu udah cukup buat gue. Jadi please ... Ceritain masalah kalian supaya gue bisa bantu.”
“Gak bisa. Gue udah usaha buat selesain masalah ini. Dan Lo liat sekarang, ‘kan? Gak ada peningkatan. Disatu sisi gue pengen pasrah. Tapi disisi lain gue juga gak bisa nyerah secepat ini.”
“Nyerah itu gak bakal bawa apa-apa, Al. Kalau gagal usaha lagi. Gakpapa gagal berkali-kali. Asal jangan pernah nyerah sekalipun Lo udah capek sama keadaan.”
“Lo gak tau apa yang gue rasain, Dev. Gue bener-bener pengen nyerah. Gue capek. Gue selalu minta penjelasan tapi dia tetep diem.”
“Gue tau. Gue pernah rasain. Mungkin keadaannya beda tapi rasanya sama.” Devano menepuk pundak Alzean pelan. “Percaya aja. Selagi Lo tetep usaha. Gak ada yang gak mungkin di dunia ini.”
Alzean diam. Lelaki itu kembali merenungi setiap perkataan Devano yang perlahan mulai membuatnya merasa lebih baik. Alzean lemah jika sudah berhadapan dengan Alena. Lidah Alzean terasa kelu saat ingin menyatakan cinta pada Alena. Dan Alzean belum siap menerima penolakan dari Alena.
“Al!”
Alzean langsung menoleh saat mendengar seseorang memanggil namanya. Lelaki itu hanya bisa menaikkan sebelah alisnya saat melihat Revan sudah berdiri diambang pintu dengan nafas terengah-engah.
“Lo disuruh Bu Clara ambil beberapa kursi sama meja di Gudang,” tuturnya seraya berjalan menghampiri Alzean.
“Suruh yang lain aja.”
“Tapi yang disuruh Lo!”
“Kenapa gak Lo aja?”
“Lo lupa gue baru abis balik dari rumah sakit? Mau Lo gue di rawat lagi?”
Alzean menghembuskan nafasnya kasar. Tanpa mengucapkan sepatah katapun lelaki itu segera beranjak dari posisinya keluar dari ruang latihan. Seandainya Alzean tak ingat Revan dirawat karena dirinya. Mungkin saat ini lelaki itu akan langsung memberinya pelajaran.
Melihat punggung Alzean yang hampir menghilang dari penglihatannya membuat Revan segera berlari mengekori sahabatnya itu. Sebenarnya Revan berbohong mengenai Bu Clara yang meminta Alzean mengambil beberapa kursi dan meja di Gudang. Namun Revan sengaja ingin mengunci Alzean dan Alena yang juga telah ia bohongi didalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena Zealinne Artharendra
Fiksi RemajaMasih berantakan nanti di benerinnya kalo dah selesai wkwk.. Semua ini Tentang Alena:) Gadis cantik yang memiliki cirikhas dengan kesabarannya dan kuat oleh Kerasnya kehidupan didunia, sering diabaikan oleh teman, sahabat, bahkan oleh kedua orang t...