31. Ulang Tahun Sekolah

538 34 0
                                    

Hallo Selamat sore readerskuuu kembali lagi bersama saya hehehe
Pasti kalian kangen ya sksksk sama author juga yuk baca yuk

Selamat Membaca ❤️

TRIPLE UP YAAA !!

SELAMAT MEMBACA ❤️
-
-
-

“Tunjukan sedikit kemampuanmu agar yang lemah tidak merasa rendah. Dan tutupi segala kelemahanmu agar yang hebat tidak semena-mena.”

- Alena Zealinne Artharendra

•••

HAPPY READING ❤️

“Menjelang Ulang Tahun sekolah kita yang keempat puluh lima tahun, saya dan beberapa anggota Osis lainnya telah memberi masukan kepada Kepala Sekolah untuk mengadakan beberapa acara sebagai bentuk partisipasi.“ Devano membuka lembaran kedua kertas yang berada ditangannya.

“Acara yang saya maksud meliputi pembacaan puisi bertema pendidikan yang akan dibacakan oleh Nazea Xaviena. Drama yang akan dipentaskan oleh siswa dan siswi kelas sepuluh. Paduan suara oleh kelas sebelas. Dan yang terakhir ada Dansa bersamaan dengan lagu yang akan dibawakan oleh Alena Zealinne Artharendra sebagai penutup acara. Bagaimana, jelas?”

Salah seorang siswi mengangkat tangannya. “Acaranya kapan dimulai, Kak?”

“Minggu depan. Dan saya harap kalian semua sudah mempersiapkan segalanya sebelum acara dimulai. Lakukan semaksimal mungkin karena beberapa sekolah lain akan datang sebagai tamu undangan.”

“Sudah jelas? Kalau kalian semua sudah paham mungkin apel hari ini bisa saya bubarkan.”

Semua murid tampak mengangguk karena panas yang terlalu menyengat. Bayangkan saja. Devano mengumpulkan mereka di siang bolong seperti ini hanya untuk membahas soal acara ulang tahun sekolah. Bisa saja lelaki itu memberi tahu setiap kelas satu persatu. Namun, bagi Devano itu kurang efektif dan terlalu memalaskan.

“Baik. Silahkan bubar dan pilih masing-masing kandidat untuk melaksanakan setiap acara yang saya maksud.”

Semua murid langsung berhamburan keluar dari lapangan. Setelah mendengar pengumuman yang disampaikan Devano membuat mereka seketika bersemangat untuk mengikuti acara ulang tahun sekolah yang biasanya membosankan. Hanya sekedar pidato panjang dari kepala sekolah yang tak ada habisnya.

Alena mengernyit heran saat melihat Haruna hanya menatap lurus kedepan tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tampaknya gadis itu sedang memikirkan sesuatu terkait penyampaian Devano tadi.

“Menurut Lo gue sama Rayyan pantes gak ikut Dansa? Secara---”

“Kenapa? Kalian tetep bisa ikut walaupun Rayyan gak sempurna. Kalian gak perlu dansa kayak yang lain. Kalian cuma perlu nikmatin acaranya dengan cara kalian sendiri.”

“Tapi gue takut Rayyan gak mau ikut ....”

“Rayyan selalu suka sama yang romantis kayak gini. Jadi Lo gak perlu khawatir.”

“Sure?”

Alena mengangguk cepat. “Banget!”

Haruna tersenyum dan mulai berlari menghampiri sang kekasih. “Thank you, Lena! Gue samperin Rayyan dulu!”

Alena tersenyum tipis. Kini pikirannya tertuju pada ucapan Devano tadi yang menunjuknya sebagai penyanyi dalam acara Dansa Minggu depan. Jujur saja. Alena merasa suaranya tidak memenuhi standar sebagai seorang penyanyi.

Alena Zealinne Artharendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang