~08~
Datang Padaku🍂
"Bukankah kau sudah yakin dengan keputusanmu? Kau tidak bisa mengubahnya lagi, karena itu jangan ragu!"
~Halvard Pavelley~🍃
Halvard memandang ombak yang menggemuruh dari balik jendela kaca di kamarnya yang langsung menghadap ke pantai.
Tatapannya fokus dan jauh ke depan sana dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Itu adalah salah satu kebiasaan superior yang kerap kali dilakukannya saat memikirkan sesuatu atau pada saat tertentu ketika berada di luar.
Mata dinginnya memandang lepas pada gelombang yang sedang mengamuk. Deruh lautan itu seakan menggambarkan kedalaman hatinya yang sedang berkecamuk.
Sesekali ia menunduk, memperhatikan detak arlogi yang memutar pada pergelangan tangan kirinya.
Sudah hari ketiga sejak ia memberi ultimatum pada seorang gadis yang baru dikenalnya. Pria berbaju serba hitam itu berbalik dan meraih ponsel lalu membuat panggilan telepon.
"Collya, when are you planning to go here?"
"Within three days, Sir!"
"Okay! Then, don't be late. I have an assignment for you!"
"Yes, Sir!"
Setelah menghubungi Colya, Halvard pergi dari kamarnya menuju ruang kerja di lantai dua. Hunian itu cukup luas dan mewah serta memiliki dua lantai.
Jordan sedang duduk di sana dan mengoreksi beberapa pekerjaan di komputer jinjingnya. "Hai Halv!" katanya begitu pintu terbuka dan Halvard masuk ke ruangan.
"Jord, bagaimana dengan informasi tentang wanita itu?" tanya Halvard tanpa basa-basi lagi.
"Aku sudah mendapatkan beberapa data dirinya."
"Bagus! Bisakah kau membawa wanita itu kemari?"
"Kau ingin bertemu dengannya?"
"Ya, sudah tiga hari dan aku harus bertemu dengannya."
Jordan bangkit dari sofa berserta beberapa file di tangannya. Ia mendekati meja kerja Halvard, menarik kursi lalu duduk persis di depan Halvard. Ia memang teman baiknya sekaligus pimpinannya di tempat itu. Berbeda dengan Sergio dan Collya, mereka memang di rekrut melalui sejumlah seleksi ketat yag telah dilakukan oleh Halvard untuk bisa bergabung dan bekerja sama dalam kerja team itu.
"Halvard, apa kau benar-benar sudah membuat keputusan?" Jordan bertanya seraya menyodorkan berkas itu pada Halvard.
"Ya, kau benar. Seperti yang kau tahu,dan aku selalu serius dengan keputusanku."
Wajahnya semringah membalas ucapan Jordan, seperti sinar mentari yang merekah di pagi yang cerah. Senyuman yang teramat jarang ditunjukkan, kecuali untuk orang yang benar-benar dekat dengannya.
"Kau tidak ingin mempertimbangkannya lagi?"
"Aku sudah menetapkan apa saja yang harus dilakukannya selama di sini nanti. Bawa dia kemari dan bertemu denganku. Aku ingin tahu jawaban apa yang sudah dipersiapkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You [Complete]
Mystery / ThrillerRomance & Thriller/Action [18+] Cerita ini juga saya upload di GWP (versi lebih rapi) Note: -Alur cerita novel ini hanyalah fiksi. Hasil dari ide, kreatifitas dan imaginasi penulis sendiri. -Cerita dengan pengalaman tertentu dan riset yang serius. ...