~14~
Dia Perhatian🍂
"Aku tak akan membiarkan siapa pun mengusikmu. Dengarkan saja aku, karena aku tak akan membiarkanmu tidak aman."
~Halvard Pavelley~🍃
Halvard membuka tirai putih tulang yang menggantung menutupi pintu kaca kamar. Ia berdiri dengan pandangan mengarah pada hamparan laut biru. Udara pagi masih begitu lembab akibat hujan deras semalaman.
Dedaunan berayun gemulai karena tertiup angin, dan tampak masih meyisakan titik-titik air yang belum sepenuhnya menyentuh bumi.
Buliran bening itu terlihat menetes sesekali dan mendarat pada sekuntum bunga kamboja yang mekar di bawahnya.Sisa-sisa semalam belum benar-benar pergi. Namun, dinginnya malam telah berganti dan menerbitkan keindahan bersama senyum cerah sang mentari pagi.
Sudah jam 10.30, tetapi tak ada suara yang terdengar di hunian. Halvard mengayun langkah menyentuh marmer putih tanpa alas kaki. Biasanya setiap bangun tidur ia selalu mengenakan alas kaki khusus berwarna putih layaknya seperti yang tersedia di hotel-hotel. Akan tetapi, pagi ini ia agak tergesa-gesa ingin mengetahui kabar Alighty.
"Setelah kehujanan semalam, apakah ia baik-baik saja?"
Dihampirinya pintu kamar Alighty yang yang tidak jauh dari kamarnya. Halvard mendekatkan telinga kanan untuk mendengar dari balik pintu. Ya, mungkin saja ada bisikan yang terdengar dari dalam dan sedang memainkan kuas.
Namun, beberapa saat berdiri di depan pintu, Halvard sama sekali tidak mendengarkan suara apa pun. Ia berbalik arah menuju tangga lalu naik ke lantai dua. Pintu kaca hitam kelam terbuka separuh tetapi, ruangan yang menjadi kantor sementaranya itu ternyata juga masih kosong.
Halvard kembali menutup pintu ruangan, lalu bergeser ke sebelah dan mengecek setiap kamar yang ditempati oleh Jordan, Sergio, maupun Collya. Masing-masing pintu kamar tertutup rapat dan terkunci.
"Everyone is late to wake up!" ujarnya pelan.
Halvard turun kembali ke lantai utama, lalu melewati ruangan yang menjadi tempat Alighty beristirahat. Langkahnya terhenti seketika, tatkala ada suara yang terdengar dari dalam ruangan.
Halvard mendengar dengan jelas suara wanita yang sedang sneeze, seperti terkena influenza berat. Berulang kali Halvard mendengarnya hingga akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
"Alighty? Alighty? Are you okay?" Halvard bertanya dari balik pintu seraya mengetuk beberapa ketukan.
"Yes, I'm okay Sir," sahut Alighty samar-samar.
Tidak lama kemudian beberapa benda terdengar jatuh dan berserakan di lantai, seiring itu pula terdengar suara rintihan. "Aaaahg."
"Alighty! What happened, are you okay?"
Hening.
"Alighty, please open the door!"
Tak ada balasan dari dalam membuat Halvard mencoba memutar gagang pintu. Tidak disangka ternyata pintu itu tidak terkunci.
"Unlocked? Why?" Wajahnya terlihat sedikit bertanya-tanya.
"Alighty? What happened?"
Halvard membuka pintu kamar, dan Alighty tidak berada di atas ranjang. Namun, ia melihat ada gerakan tangan perlahan meraba-raba di atas kasur putih. Tidak lama kemudian bagian kepalanya mulai terlihat sebagian. Alighty mencoba bangkit karena sempat menabrak meja lukisannya, hingga membuatnya tertelungkup menyentuh lantai.
![](https://img.wattpad.com/cover/302415236-288-k896600.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You [Complete]
Misteri / ThrillerRomance & Action/Crime [18+] Cerita ini juga saya upload di Gwp ya... Note: -Alur cerita novel ini hanyalah fiksi. Hasil dari ide, kreatifitas dan imaginasi penulis sendiri. -Cerita dengan riset yang serius -Thriller (action/mafia) -Romance, comedy ...