Chapter 13 ~ Cold Night

358 110 94
                                    

~13 ~
Malam Yang Dingin

🍃

"Bintang, hanya kerlipan cahayamu yang menemani jalanku. Jika saja bisa, kirimkan aku seseorang malam ini. Aku ingin pulang."
~Alighty Christalin~

🍃

     Alighty, berjalan melintas keramaian di antara semua peserta pameran. Ia ingin keluar dari kerumunan orang-orang karena sudah hampir sore tapi sepertinya itu tidak mudah. Alighty masih mengelilingi tempat itu hanya untuk mengamati satu persatu dari setiap karya-karya seni yang terpajang.

"Geraaah," lirihnya mengusap keringat di pelipisnya.

Arlogi di tangan kiri menunjukkan pukul empat lebih. Namun, sinar matahari masih menyisahkan panas yang terik, karena memang sangat cerah hari itu. Tentu saja berada di ruang terbuka seperti ini masih sangat mungkin untuk membuat kulit mengelam.

Alighty berjalan dan terus menjauh tanpa terasa sudah berada di dekat beberapa pepohonan yang menjadi perantara tempat parkiran dan lokasi pameran. Suasana sunyi karena agak jauh dari kerumunan orang. Alighty terus menyusuri jalan berniat masuk ke area parkiran.

"Aaaagh," ia terkejut dan suaranya tercekat sesaat.

Dua pria sedang berdiri di dekatnya sekarang dan mencekal jalannya. Seorang di depan, dan seorang lagi dari belakang. Alighty ingin berteriak tetapi tidak bisa. Seseorang dengan sangat cepat telah menggenggam tangan sebelah kanan. Pria yang dari belakang itu, pindah ke samping lalu kembali meraih tangan kirinya sehingga Alighty tidak bisa lagi bergerak dengan bebas.

"Jangan megeluarkan suara apa pun kalau kau ingin aman," ucap seorang pria di depannya dengan santai namun bagi Alighty itu sangat menegangkan.

Suara Alighty tertahan dalam tenggorokan setiap kali ia ingin mencoba meminta pertolongan, bahkan hanya untuk menjerit saja dia tidak mampu. Kedua pria itu sudah memperingatkannya. Ia rapuh dan pasrah dalam kendali dua orang yang tidak dikenal.

Alighty didituntun ke suatu tempat tersembunyi, dan melewati jalan jauh Jauh dari keramaian. Ia bahkan tidak tahu persis tempatnya di mana. Alighty terlalu lugu menghadapi situasinya sekarang. Ia hanya bisa diam dan mengikuti kemana pun mereka membawanya.

Ia tidak menyadari kalau ternyata bahaya sudah mengintainya dari sejak beberapa hari lalu, dan mengamatinya sepanjang hari itu, hingga akhirnya berada di tangan orang yang tak bisa ia tebak. Mereka berjalan dan menuju ke salah satu rumah tua.

Alighty benar-benar tidak menyangka. Sebenarnya sore itu ia bermaksud untuk pulang kerumah, tapi mencoba berjalan melewati lorong sepi dan hanya ada pepohonan. Alighty asik memotret hamparan hijau alam dan jajaran beberapa pepohonan, kelak sebagai sumber inspirasi dalam melukis.

Salah satu pria itu mendekat.

"Siapa kau?" ucapnya pada pria itu. Sementara pria yang satunya berdiri di depan pintu untuk mengamati keadaan di luar.

"Hei, sabar nona! Kita bisa bicarakan ini, oke?!"

"Lepaskan aku!" Teriaknya kencang. Tapi, teriakan itu sepertinya sia-sia karena sekarang ia berada dalam sebuah ruangan kosong dan sepi.

"Hei, cantik! Kau beruntung aku membawamu kemari dengan aman. Jadi, tenanglah aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin kerja sama. Jika kau bisa kerja sama denganku, kau akan kulepaskan dengan aman. Kau mengerti?"

I Choose You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang