Chapter 23 ~ An Expression

230 80 43
                                    

~23~
Suatu Ungkapan

🍃

"Aku tak peduli berapa banyak kenangan yang pernah kau lukis bersama kuas yang sudah patah itu, yang kutahu sekarang kau di sini bersamaku. Aku juga ingin kau dan aku melukis kisah kita bersama, dan menciptakan perpaduan warna-warna baru yang indah."
~Halvard Pavelley~

🍂

"Maaf Sir, aku sudah berusaha menghalangi mereka tetapi orang-orang itu tetap memaksa masuk dan mengobrak-abrik halaman depan. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka cari di hunian ini, tapi sepertinya sangat penting."

"Kejadian sekitar jam berapa?"

"Sekitar pukul tiga dini hari."

"Kau masih ingat tampang mereka seperti apa?"

"Aku tidak begitu yakin Sir. Dua pria itu memakai cadar untuk menutupi sebagian wajahnya, dan berkaca mata hitam. Tapi setelah itu mataku di tutup, mulutku di sekap, dan kedua tanganku di ikat ke belakang. Posisiku berada di balik pintu masuk, lalu mereka melakukan pencarian di sekitar halaman dan semua tempat di hunian ini."

"Baiklah, tidak masalah. Ada rekaman cctv yang akan membantu pemeriksaan."

"Ya tuan, aku harap mereka segera di selidiki."

"Ya tentu saja. Bagaimana denganmu, kau baik-baik saja sekarang?"

"Ya tuan, alu berusaha keras melepas ikatan kain yang menutupi mataku dengan mengaitkan kain itu di gagang pintu sampai terlepas. Beruntungnya aku pada akhirnya bisa melepas ikatan tangan dan segera menghubungi tuan."

"Baiklah, aku segera kembali."

"Aku menunggu tuan."

Panggilan telepon berakhir.

Halvard berdiri di teras villa, tangan kanannya masih menggenggam ponsel, sedangkan tangan kirinya dimasukkan ke dalam saku celana. Tidak lama kemudian ia mengeluarkan lagi tangan sebelah kiri itu, dan sekilas ia memperhatikan angka pada arloginya.

"Masih pukul 04.30 subuh," gumamnya dan kembali memasukkan tangannya ke saku celana.

Dia berdiri tegap, dan terlihat berpikir keras setelah menerima telepon dari security yang ia tempatkan di hunian mereka beberapa hari lalu. Halvard mencarinya melalui akun resmi suatu penyedia layanan keamanan dan yang fasih berbahasa asing. Security itulah yang menjaga dan mengawasi rumah selama mereka tidak di sana.

"Sepertinya aku harus membatalkan perjalanan kami dan kembali pulang."

Keputusan yang tidak mudah, setelah mereka merencanakan segalanya dan harus dibatalkan karena ada kejadian tak terduga terjadi di hunian tempat mereka tinggal.

Beberapa saat kemudian, Halvard berjalan ke lorong sebelah kiri menuju villa di mana Jordan dan Sergio berada. Ia mengetuk pintu kamar itu perlahan, namun tidak ada yang menjawabnya. Masih tidur?

Ia kembali lagi dan berjalan di sekitar teras villa. "Alighty?" ucapnya kaget melihat Alighty berdiri di sebelah sana teras.

Halvard mendekatinya seraya menyapa. "Alighty? Apa yang sedang kau lakukan di luar seperti ini?"

I Choose You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang