~31~
Jangan Sedih🍃
"Tegar adalah jawaban dari ribuan keraguan yang membelenggu hati. Mungkin harus begitu karena kadang kau tidak tahu jawaban apa yang akan kau temui nanti."
~Alighty Christaline~🍂
Alighty bangun, ia mengernyitkan dahinya dan memegang punggungnya serta meraba bahunya juga. "Aahg," rintihnya dan meringis menahan rasa nyeri. "Badanku sakit semua," katanya lagi sambil mengusap-usap bahunya pelan.
Setelah terbentur beberapa kali kemarin akibat serangan dari Elena, membuat sejumlah bagian tubuhnya menjadi kaku dan ngilu. Ia mencoba untuk berdiri, tapi Alighty tidak kuasa menahan sakit di punggungnya.
"Aku harus bagaimana? Kalau di Bali, aku mungkin sudah ke tukang pijat," keluhnya dengan muka masam.
Alighty akhirnya hanya berbaring di ranjang, menatap pada langi-langit kamarnya yang minim cahaya dan tertidur kembali sampai jarum jam menunjukkan pukul 12 siang. Suara lembut seseorang terdengar dari luar ruangan menyadarkan ia dari lelapnya, "Alighty? Hello? Alighty? How are you?" panggil Janet pemilik Apartmen itu karena tidak biasanya Alighty kesiangan.
"Ya," sahutnya dengan segala tenaga yang masih tersisa. "Tunggu, aku akan membuka pintunya," gumamnya lagi seraya mencoba untuk bangun.
"Aaagh, kepalaku pusing," kesahnya dan berusaha merangkak dari tempat tidurnya. Ia pun berhasil berdiri lalu berjalan perlahan sambil berpegangan pada dinding kamar.
Ia menyentuh bagian kunci apartmen itu lalu membukanya. Kemudian dengan perlahan jemarinya berpindah ke gagang pintu lalu diputarnya ke arah kanan dan akhirnya pintu kamar pun terbuka.
Kedua matanya menyipit karena cahaya dari luar sedikit menyilaukan pandangannya. Dilihatnya Janet berdiri persis di depan pintu dengan raut muka penasaran. "Alighty? Apa kau baik-baik saja?" tanya Janet dengan mengerutkan kedua alisnya lalu refleks memegang kedua lengannya. "Kau hangat?"
"Tidak apa-apa. Akuuu, aku hanya sedikit pusing, dan semua tubuhku terasa sakit. Mungkin tubuhku hanya...eeem, yaaa, belum terbiasa dengan hawa sedingin ini," jawabnya agak terbata-bata dan enggan menceritakan kejadian sebenarnya.
"Oh, maaf Alighty, aku mengganggu tidurmu. Aku tidak tahu kau sedang sakit, tapi aku pikir kau harus makan sekarang karena ini sudah tengah hari dan kau belum sarapan pagi." Janet menatapnya penuh iba.
"Terimakasih Janet, aku akan makan sebentar lagi," balasnya dan berusaha menampilkan garis senyumannya untuk Janet. Janet menuntunnya ke meja makan yang telah siap dengan berbagai hidangan.
Dave belum pulang dari kantor untuk istirahat, sehingga siang itu hanya ada mereka berdua saja. "Lalu kemana Jordan?" batinnya bertanya seraya melepas pandangannya mengitari seluruh ruangan.
"Ayo Alighty, ini makan siangmu. Makanlah," ucap Janet serta menyodor piringan berwarna putih, dan berdiameter 30, dengan isian beberapa potong daging panggang yang masih hangat. Di wadah lainnya, terdapat beberapa potong kentang, tomat, paprika, selada dan juga bawang.
"Kau memasak ini semua?" tanya Alighty dengan santai dan menyauk beberapa potong selada dan kentang.
"Ya, hanya masakan sederhana," jawab Janet dengan ramah dan memotong daging empuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You [Complete]
Misterio / SuspensoRomance & Thriller/Action [18+] Cerita ini juga saya upload di GWP (versi lebih rapi) Note: -Alur cerita novel ini hanyalah fiksi. Hasil dari ide, kreatifitas dan imaginasi penulis sendiri. -Cerita dengan pengalaman tertentu dan riset yang serius. ...