01-Premannya Baranta

3.4K 251 8
                                        

"Kalo udah benci sama diri sendiri, jangan benci sama orang lain. Keliatan gak profesionalnya."

-Nai.

•••

"Waktunya bayar kas!" seru Diana menirukan gaya Naira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waktunya bayar kas!" seru Diana menirukan gaya Naira.

Memang setiap hari Senin, rutinitas rampok perampokan akan dimulai. Tapi bedanya bukan Naira yang merampok teman-temannya. Melainkan sahabatnya Diana, mereka itu sama, sama galaknya.

"Usul gue sih, upacara dulu neng." kata Tara.

Ferja berdiri dari tempatnya, "Nah bener, lo gak kasian sama tukang palak? Dia udah nyiapin upacara mati-matian, lo disini malah cosplay jadi preman."

"Justru itu, gue disuruh dia buat jadi preman." sahut Diana menyetujui perkataan Ferja. "Ohhh gue tau, Parjo lo gak mau bayar kan, jangan bilang duit lo abis buat beli cilornya pak Budi."

"Apa apa gimana, duit sertaus ribu buat beli cilor doang???"

"Seratus bukan sertaus. Lo kalo gak lulus tk jangan ngelunjak naik pangkat ke sd. Kasian bentukannya kayak gini." semprot Gala yang sedari tadi hanya duduk di sebelah Tara.

Ferja melemparkan tatapan tajamnya ke arah Gala, tetapi laki-laki itu tidak menggubris. Dia lebih memilih memainkan game di ponselnya.

"Titisan tembok iblis." gumamnya pelan.

Tiap harinya kelas XII IPA 2 memang seperti ini. Dari Naira yang suka menagih uang kas ke teman-temannya dan Diana yang senang hati selalu membantu. Ferja yang selalu kekantin untuk memborong cilor milik Pak Budi. Tara kembaran Gala yang rajin mengerjakan pr. Sedangkan Gala yang lebih suka memainkan game daripada belajar, memang sifatnya itu sangat berlawanan dengan Tara. Dan Atma, artis besar kita yang lebih suka duduk dipojokan sambil memperhatikan luasnya Sma Baranta ini.

Silahkan untuk semua murid dari kelas sepuluh sampai kelas duabelas memasuki area lapangan. Upacara akan segera dimulai. Ada waktu lima belas menit untuk menata barisan. Terimakasih.

Tara dengan sigap menutup bukunya dan memasukkan semua peralatannya ke dalam loker.

"Ke lapangan La." ajak Tara kepada kembarannya itu, Gala tidak menggubris, dia tetap saja memainkan ponselnya.

"GALA ANJING GUE TELEN TUH PONSEL." kesal Tara yang sudah naik pitam.

"Iya iya Tara anjing bacot lo."

Ferja menggelengkan kepalanya, "Kembar kok sifatnya berlawanan jauh. Yang satu rajin, satunya kayak anak dakjal."

"BACOT LO!" sentak Tara dan Gala bersamaan.

NAIRATMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang