24 🦋

859 106 24
                                    

"Pemikiran gue benar. Bukan papa sama Atma aja yang benci sama gue, semesta juga."

-Nai.

•••

Naira Mau Bahagia

Naira mengusap tangan dan kakinya secara bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naira mengusap tangan dan kakinya secara bersamaan. Bukannya ia habis dipukuli oleh papanya, tapi kenapa rasa sakit itu tidak ada.

Gadis itu mendudukkan dirinya, tapi nihil. Tidak ada rasa sakit sedikit pun di badannya. Badannya terasa sangat bugar dan sehat.

Naira bangkit dari duduknya dan berdiri dari  brankar. Ia berjalan keluar dari kamarnya, melihat beberapa orang yang berjalan dengan santai sambil tertawa.

"Sadar Nai. Gue mati apa gimana?" gumam Naira seraya menggaruk tengkuknya.

Naira terdiam sejenak, matanya beralih menatap seseorang yang sangat teramat ia sayang. Di rumah sakit ini, gadis itu kembali melihat bundanya.

"Bunda." panggil Naira dengan suara lirih.

Walaupun terdengar sangat lirih, tetapi Salsa mampu mendengarnya. Salsa Casabella, ibunda Naira yang sudah meninggal karena kanker nasofaring yang bersarang di tubuhnya.

Salsa menghampiri Naira yang hanya terdiam kaku sambil menatap ke arahnya. "Anak bunda udah bangun?"

"Sayang, kok diem aja sih?" Salsa memegang muka Naira dengan sangat lembut. Hangat, tangan bundanya sangat hangat.

Ini terasa seperti nyata. Apa sekarang Naira masuk ke dalam dunia pararel?

"Bunda kok masih hidup?" tanya Naira.

Salsa tersenyum sekilas lalu membawa anaknya itu kembali ke dalam kamar. Dengan lembut, Salsa mendudukkan tubuh Naira di atas brankar.

Salsa mengusap pelan rambut hitam milik Naira, "Bunda selamanya bakal sama Naira. Hidup maupun mati, bunda bakal ada di samping kamu. Jiwa kita udah nyatu sayang. Kembali ya, banyak orang yang sayang sama kamu." setelahnya gadis itu merasakan rasa kantuk yang luar biasa.

Perlahan pandangannya menghitam, Naira hanya melihat kegelapan.

"Saudara saya gimana dok?" samar-samar Naira mendengar suara lain di kamarnya.

Ternyata semua tentang bertemu dengan bundanya hanya mimpi. Sekarang gadis itu bisa merasakan rasa sakit. Badannya tidak bisa digerakkan.

Mata Naira mengedar, melihat dua orang yang saling mengobrol. Sepertinya sedang membicarakan dirinya.

"Kaki Naira hampir saja mengalami kelumpuhan kalau tidak segera dibawa ke rumah sakit. Dan tulang bagian paha milik Naira mengalami keretakan yang lumayan serius, tapi kami sudah memberikan gips agar segera membaik. Lebih baik Naira rawat inap selama beberapa hari, sampai cederanya sembuh." ujar orang itu, yang bisa dibilang dokter.

NAIRATMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang