27-Darah Untuk Atma

991 107 28
                                        

"Sahabat itu kayak keluarga."

-Nai.

•••

Naira masuk ke dalam ruangan Atma dengan bantuan Ferja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naira masuk ke dalam ruangan Atma dengan bantuan Ferja. Laki-laki itu mendorong kursi roda Naira dengan pelan, takutnya kalau cepat, Naira terjatuh.

"Dia kapan sadar?" tanya Naira setelah sampai di depan kasur Atma.

Laki-laki itu hanya memejamkan mata, dengan perban di kepalanya. Melihat Atma di ruang ICU membuat ketiga temannya hanya terdiam. Mereka berharap kalau ketuanya itu baik-baik saja.

Tara berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Naira. Ia berjongkok di depan gadis itu, seraya memegang tangan Naira yang terasa sangat dingin.

"Nai lo istirahat ya, gue bawa ke kamar." ucapnya dengan sangat lembut. Naira melihat Atma sekilas lalu kembali melihat Tara.

"Iya Tar. Habis ini gue donorin darah kan?" tanya Naira lagi.

Pasalnya beberapa menit yang lalu, ketiga laki-laki itu menolak mentah-mentah kalau Naira mendonorkan darah untuk Atma.

Tapi dengan keyakinan Naira dan semangatnya. Ketiga laki-laki itu tunduk kemudian memberi izin kepada Naira.

Ferja mengusap pelan rambut Naira, "Iya gemes, istirahat dulu terus makan yang banyak, biar bisa donorin darah."

"Comel comel botak lo." Gala memasukkan tangannya ke dalam saku, lalu sedikit merunduk di depan Naira.

"Naira itu bidadari gue. Bidadari baik yang dikirim buat anak Antro." ucapnya lalu menyentil hidung Naira dengan pelan.

Melihat kelakuan ketiga laki-laki itu, Naira hanya bisa menahan tawanya. Mungkin cover saja terlihat garang dan tegas. Tapi aslinya mah lemah lembut kaya hello kitty.

Tara berdiri lalu mengambil alih kursi roda Naira. Ferja yang badannya digeser begitu saja, hanya bisa sabar sambil mengusap dadanya sendiri.

"Mau nganterin tuan putri bye." kata Tara dengan sombongnya.

Gala dan Ferja spontan berdecak pelan melihat kelakuan Tara yang sangat tidak jelas.

Sebelum melangkah keluar, dengan cepat Gala menahan tangan Tara dan sedikit membisikkan sesuatu kepada lelaki itu.

Naira yang merasa kursi rodanya berhenti, langsung melihat ke belakang. Betapa bingungnya gadis itu, saat melihat Tara dan Gala saling beradu pandangan.

"Lo yakin?" tanya Gala sangat pelan, tetapi Naira bisa mendengarnya.

Daripada mati penasaran, lebih baik ia pura-pura tidak tahu. Tapi maksud dari Gala apa? Tara yakin untuk apa?

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kursi rodanya berjalan kembali. Gadis itu ingin bertanya kepada Tara tapi ia juga ragu.

"Nanti lo makan yang banyak, jangan sampai telat makan. Darah yang lo donorin ke Atma itu lumayan banyak Nai." ujar Tara dengan tegas. Sedangkan Naira hanya mengangguk.

NAIRATMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang