"Gue tau lo banyak rahasianya, jadi izinin gue jadi paparazi."
-Nai.
•••
Naira mengedarkan pandangannya ke dalam rumah. Dia rasa rumahnya ini sangat berbeda, biasanya lampu ruang tamu mati tetapi ini malah menyala.
Jangan-jangan....
Gadis itu segera berlari ke kamar bundanya. Benar saja kamar bundanya menyala dan pintunya terbuka.
Penasaran dengan siapa yang datang, ia segera ke kamar bundanya. Semoga saja tebakannya salah.
Naira hanya tersenyum miris, dia mengasihani dirinya sendiri. Orang yang sama sekali tidak bisa dia lawan, sudah ada di sana.
Laskar, iya Papa Naira ada di sana. Gadis itu segera masuk. Meskipun hatinya ketar-ketir, dia harus tetap berani.
"Papa." panggil Naira lirih. Sudah dua bulan lebih, papanya itu tidak pulang ke rumah sama sekali.
Mendengar panggilan itu, Laskar segera menoleh, matanya menatap remeh anaknya dari atas ke bawah. Ia kira anaknya berubah banyak, tetapi ternyata tidak.
Laskar segera mendudukkan badannya sambil memegang berbagai kertas di tangannya. Mata Naira membulat, itu kertas ulangannya.
"Mati." batin Naira.
Laki-laki itu melemparkan kertas ulangan Naira ke lantai, lalu menginjaknya dengan emosi. Tatapan nyalangnya mengarah ke Naira.
"Kenapa tidak sempurna?" tanya Laskar dengan dingin, sedangkan Naira hanya memilin ujung seragamnya sambil menunduk.
"JAWAB NAIRA!" bentak Laskar yang emosinya sudah naik pitam.
"Sembilan puluh delapan? Nilai apa itu?"
"Papa gak pernah ngajarin kamu buat dapat nilai segitu!!!" sekarang Laskar sudah berdiri dari tempat duduknya. Laskar berjalan ke belakang, mengambil gasper yang sempat ia lepaskan.
Ctar...
Satu pukulan mendarat dengan mulus di paha putih Naira. Naira yang tidak siap dengan pukulan itu, langsung terjatuh ke lantai.
Perih, rasanya sangat perih. Tapi mungkin saja ini bentuk perhatian dari papanya.
Ctar...
KAMU SEDANG MEMBACA
NAIRATMA
Fiksi RemajaNaira atau sering dipanggil tukang palak. Gadis cantik yang selalu menjadi incaran para lelaki buaya belang. Salah satu inti OSIS, yang jabatannya tidak main-main, ketua umum OSIS. Selain menjadi ketua umum, Naira juga menjadi bendahara di kelasnya...