"Kayaknya gue keterlaluan. Maaf."
-At.
•••
Musnahnya Tujuan Naira
Segera gadis itu mengambil tasnya yang masih berada di dalam kelas. Pemandangan di dalam begitu suram. Bagaimana tidak suram, banyak sekali tulisan yang menudingnya sebagai seorang pembunuh.
Kekesalannya hanya tertuju kepada satu orang, yaitu Atma. Atmaja Delangga. Laki-laki egois, keras kepala dan bertindak seenaknya sendiri.
"Nai." panggil Tara.
"Gue mau ke bokap." ucap Naira dengan santai. Ia ingin menyerahkan hidupnya kepada Laskar. Bukannya bosan hidup, tetapi gadis itu sudah menyerah.
"Besok PAS CUP kan? Gue bakal dateng sebagai murid biasa Ra." mendengar itu, segera Tara mengambil tas dan kuncinya.
"Gue anter sampe depan rumah bokap lo." katanya yang sudah berlalu lalang pergi meninggalkan Naira.
Naira menjambak rambutnya frustasi, "Bisa gila gue."
Gadis itu sangat yakin, kalau ulah Atma sudah sampai di telinga papanya. Buktinya, sekarang Laskar sudah berdiri di depan lorong dengan tatapan tajam menatap ke arahnya.
Naira tersenyum simpul, ia berjalan pelan ke arah papanya. Tangannya tertahan saat sudah melewati Tara. Laki-laki itu memberi kode kepada Naira agar pulang bersamanya.
Dengan lembut, genggaman tangan Tara dilepas oleh Naira. "Gak papa Tar, aku pulang bareng bokap gue aja." gadis itu pergi dengan menyisakan senyum simpul.
Ia sudah siap untuk konsekuensi yang diberikan oleh papanya nanti.
Naira kuat. Dia pasti bisa.
Naira melangkah untuk mendekat ke arah Laskar. Ia menggigit bibir merahnya dengan tangan yang mengepal serta jantungnya yang terus berdebar.
GREB!
"IKUT PAPA!" suara penuh penekanan disertai amarah yang memuncak. Laskar menarik tangan Naira dengan kasar.
Membuat perhatian para siswa yang belum memasuki kelas, tertuju kepadanya yang ditarik kasar oleh papanya sendiri.
Namun mereka menyadari satu hal, Naira yang sedang mengalami keadaan seperti itu. Hanya menampilkan wajah datar. Ini belum sesakit saat ia berada dirumah nanti.
Mata Naira beredar, menatap Atma yang sedang bersandar di tembok sambil bersedekap dada. Tatapan laki-laki itu datar, mata itu hanya terdapat tatapan benci untuknya.
"Gue gak salah At." gumam Naira sangat pelan.
•••
Laskar mengehempaskan tubuh Naira dengan kuat ke lantai. Pria paruh baya itu melepaskan sabuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAIRATMA
Teen FictionNaira atau sering dipanggil tukang palak. Gadis cantik yang selalu menjadi incaran para lelaki buaya belang. Salah satu inti OSIS, yang jabatannya tidak main-main, ketua umum OSIS. Selain menjadi ketua umum, Naira juga menjadi bendahara di kelasnya...