Selamat membaca, tandai jika ada kesalahan dalam menulis.
✯✯✯
Kota Yogyakarta, Daerah istimewa Yogyakarta.
Pagi ini kota istimewa turun hujan yang begitu deras, tak lama, hanya sekitar satu jam. Jalanan basah, bau tanah menyeruak juga genangan air dimana-mana membuat orang-orang kesulitan beraktivitas.
Sudah dua tahun mereka menetap disini, hal itu dilakukan karna Alva-sang papa beralih tugas. Terkenal sebagai dokter terbaik membuat papa-nya suka berpindah-pindah, tapi ini kontrak terakhir, jadi tak ada kepindahan tugas setelah ini. Alva memboyong istri dan anak-anaknya untuk turut ikut kesini, itu karna Alva tak bisa jauh dari Lara-istrinya.
"Mama, Acel mau beli kue." pinta Acella, kerap disapa Acel. anak perempuan berusia 10 tahun yang memiliki paras jiplakan Lara. Ia tumbuh jadi anak yang manis dan ramah membuat orang-orang disekitar menyayanginya.
"Adek minta temenin sama abang aja," ucap Lara, "Mama masih ada kerjaan."
"Emang abang dimana?" tanya Acel.
"Abang dikamar, kalo dia tidur bangunin aja." sahut Lara.
Acel mengangguk paham, bergegas ia berlari menaikki tangga lalu masuk ke kamar tanpa permisi, karna kamar Shaka juga kamarnya. Decakan sebal keluar dari mulutnya, ia menatap Shaka yang tengah tertidur pulas dengan posisi kepala dibawah.
"Abang bangun!" Acel menggoyang-goyangkan tangan Shaka membuat pemuda itu membuka pelan matanya. "Acel mau beli kue, ayo temenin!"
"Acel mau beli kue apa?" tanya Shaka dengan suara serak.
"Kata kak Jovy, mama habis buat menu baru, kue cokelat strawberry. Acel mau itu!"
Shaka memberikan ponselnya kepada Acel lalu berujar, "Kamu chat kak Jovy dulu, minta sisain, nanti kehabisan. Abang mau cuci muka."
Acel mengangguk, tangannya menari diatas keyboard lalu mengirim pesan kepada Jovy-pekerja ditokoh kue mama-nya. Jika cabang pertama berdiri di kota Bandung, maka yang kedua berada di kota Yogyakarta. Ada dua cabang lainnya, di kota Solo juga Medan.
Setelah selesai mengirim pesan kepada Jovy, Acel menaruh ponsel abang-nya, ia melangkahkan kaki mendekati meja rias, merapihkan tataan rambut pendeknya lalu mengaplikasikan sunscreen juga lip serum.
"Udah dek?" tanya Shaka.
Acel menganggukkan kepala, ia melirik Shaka yang tengah menyemprotkan parfum kemudian melangkah lebih dulu keluar kamar. Shaka menyusul dengan membawa kunci mobil, setelah berpamitan ia segera menuju garasi untuk mengeluarkan mobilnya.
Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, suasana sore di kota istimewa tampak sangat ramai. Jalanan padat, mungkin karna sekarang waktunya jam pulang kerja.
Hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit, akhirnya mereka tiba disebuah kedai kue. Sore ini didatangi banyak pengunjung, Acel berlari menuju meja kasir menghampiri Jovy, wanita berusia 28 tahun itu tampak antusias menyambut kedatangan anak sang pemilik tokoh.
"Kak Jovy, kue pesenan Acel mana?" tanya Acel.
"Sebentar sayang, kakak ambilin dulu, ya. Kamu cari tempat duduk, nanti kakak anterin ke meja." ujar Jovy.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA | ARSHAKA
Teen FictionMenjabat sebagai ketua kelas dan memiliki predikat selalu mendapat juara satu pararel membuat Shaka harus berurusan dengan Anindya-teman kelas sekaligus murid yang dijuluki preman sekolah. Hari yang dulu selalu berjalan flat berubah sedikit berwarna...