Yogyakarta 17 : Pengagum rahasia

129 13 3
                                    

Selamat membaca, tandai jika ada kesalahan dalam menulis.

✯✯✯

Pagi-pagi sekali Anin sudah mendapat setangkai bunga yang entah dari siapa pengirimnya, bunga tersebut terletak diatas meja dengan kutipan surat diatasnya.

Hi, kak Anin! Gua gak tau kakak suka bunga apa, jadi gua beliin bunga mawar. Sebenarnya gua udah suka sama kakak dari lama, tapi gua ngerasa minder. Mungkin kakak gak kenal gua siapa, karna gua juga engga setenar kakak. Semoga kakak bahagia selalu ya, gausah cari tau gua ya kak, kalo pun lo cari tau lo gak bakal ketemu, hehe^^

💌Inisial J - adek kelas kakak.

Anin menaruh kertas kecil tersebut kedalam tas lalu mendudukkan tubuh dikursi, "Kok ada yang naksir sama gua anjir." gerutu Anin tak percaya, menurutnya banyak gadis lain yang berhak dicintai dan itu bukan dirinya.

"Cih pura-pura gak kenal, kayak gak inget kejadian kemaren aja." Tingkat kekesalan Anin bertambah akibat Shaka mengacuhkannya.

Tak ada respon membuat Anin mendengus sebal. Ia melirik Shaka yang tengah mengerjakan tugas lalu memilih keluar kelas, mungkin hari ini ia berangkat sekolah terlalu pagi, makanya belum banyak siswa yang datang.

Shaka melirik Anin yang sudah menjauh, ia beranjak menghampiri bangku gadis itu. Tangannya meraih setangkai bunga tersebut lalu mengernyit heran, "Gak mungkin dia beli bunga kan?"

Helaan nafas terdengar dari mulutnya, kaki kembali melangkah ke meja memilih acuh dan fokus mengerjakan tugas. Ia masih canggung akibat kejadian kemarin, maka dari itu ia pura-pura tak melihat keberadaan Anin.

☆☆☆☆

Satu minggu berjalan dengan begitu cepat seperti kedipan mata, dan selama itu juga Shaka masih terasa canggung jika berada didekat Anin.

Bahkan interaksi keduanya selama satu minggu belakang ini terkesan sangat buruk, hanya seadanya dan tak seperti hari-hari sebelumnya.

Brak!

"Sialan lo kalo jalan liat-liat!"

"Sorry gua gak sengaja." sesal Shaka seraya mengulurkan tangan kepada seorang gadis yang baru saja ia tabrak.

"Ah mungkin gua jalannya gak liat," jawab gadis tersebut setelah beranjak.

"Gua yang salah karna tadi buru-buru." tutur Shaka.

Gadis didepannya mengulurkan tangan, "Gapapa. Ngomong-ngomong kenalin gua Indi, murid baru."

Shaka melirik name-tag yang gadis itu gunakan, ia mengalihkan pandangan takut terjadi kesalahpahaman. "Nama lo sama bener kayak nama mama gua."

"Wah emang nama mama lo siapa?" tanya Indi.

"Indilara Kyna," jawab Shaka.

Mata Indi mengerjab, "Cuma beda dikit, nama gua Katya bukan Kyna."

Shaka tersenyum tipis, "Kalo gitu gua permisi dulu."

Indi menahan lengan Shaka, "Eh mau kemana? Temenin gua keliling sekolah dong, gua masih belum kenal banget lingkungannya."

Shaka melirik Anin diujung sana, gadis itu tampak acuh tak acuh. "Boleh dah."

Indi tersenyum lebar ia mengikuti langkah Shaka kemanapun arahnya, seringkali ia bertanya yang hanya dibalas dengan jawaban singkat, namun ia tetap senang karna pemuda itu meresponnya.

"Wow, ada yang lagi school tour."

"Anindya?"

"Apaan?" tanya Anin seraya bersedekap dada, "Keren, lanjutkan." ujar Anin bertepuk tangan lalu melenggang pergi.

YOGYAKARTA | ARSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang