Selamat membaca, tandai jika ada kesalahan dalam menulis.
✯✯✯
Entah mendapat keberanian dari mana, Anin berhambur ke pelukan Shaka, pemuda itu menyambutnya dengan tulus, sesekali tangan kekarnya meremas tubuh Anin.
Shaka memejamkan mata, memasukkan tangan dibalik hoodie yang Anin kenakan lalu mengelus punggung gadis itu dengan pelan. Hanya sebentar, karna setelah itu Shaka mengeluarkan tangan hendak mengelus pinggang Anin, namun gadis itu lebih dulu melepas pelukan membuat ia mengurungkan niatnya.
Cengiran lebar Shaka berikan, Anin pun begitu. Ia menyembunyikan wajahnya dibalik dada bidang Shaka lalu berujar pelan, "Jangan macem-macem." ujar Anin memberi peringatan.
Shaka mengangkat tubuh Anin, menyingkirkan rambutnya yang tergerai. Setelah itu ia mencium leher kekasihnya, memberi gigitan pelan lalu menjauh. "You're so sweet." tutur Shaka.
"I love you." ucap Shaka.
"I know." jawab Anin yang langsung dihadiahi kecupan singkat dibibirnya.
"Sebenarnya aku ngantuk." ucap Anin.
"Yaudah tidur aja gapapa."
"Gapapa?"
Shaka mengangguk, "Gapapa sayang."
"Hujannya makin deras." Hembusan nafas Anin terdengar berat, gadis itu tampaknya mengurungkan niat untuk tidur akibat suara hujan yang turun semakin deras.
"Mau bikin indomie sayang?" tawar Shaka.
Anin mengangguk semangat, "Mau dong."
Shaka beranjak lebih dulu turun dari kasur, ia menepuk punggung tegapnya lalu berujar, "Sini aku gendong."
Anin melompat ke punggung Shaka, pemuda itu dengan enteng membawanya ke dapur. Ia mendudukkan Anin di kitchen set lalu mulai mengeluarkan makanan yang sudah disiapkan oleh pihak hotel, mata indah Anin melirik Shaka yang tengah memasak tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia menggigit bibir bawah melihat tubuh atletis pemuda itu, karna Shaka menyadari tatapannya ia lantas mengalihkan wajah.
"Sayang, mie nya mau ditambahin cabe batang atau engga?"
Anin menggeleng, "Engga deh."
Shaka mengangguk, setelah selesai memasukkan bumbu ke dalam piring ia mendekat kearah Anin. Menopang pipi gadisnya lalu menciumnya lagi. Cukup lama hingga suara air mendidih mengalihkan perhatiannya.
Anin melirik Shaka yang tengah memasak mie lalu melompat turun dari kitchen set, ia mendudukkan bokongnya dikursi seraya memandangi tubuh Shaka dari belakang.
"Sudah siap." ucap Shaka menaruh dua piring mie yang sudah lengkap dengan toping.
"Wah enak banget bau nya." ujar Anin seraya menyeruput kuah indomie ke dalam mulutnya.
Shaka melotot saat mata Anin berkaca-kaca, ia memberikan gadis itu air lalu mengelus pucuk kepalanya. Tak mengeluarkan kata, ia langsung mengambil sesendok mie lengkap dengan kuahnya lalu meniupnya cukup lama.
Setelah dirasa sudah dingin, Shaka menyuapkan kedalam mulut Anin. "Be careful, honey." ujar Shaka mengelus bibir Anin.
Anin mengambil alih sendok ditangan Shaka lalu kembali makan, namun kali ini ia lebih berhati-hati. Keduanya makan dengan lahap sesekali bersenda gurau.
Tanpa sadar, Anin perlahan membuka diri kepada Shaka. Ia mulai belajar mencintai pemuda itu. Malam ini menjadi awal dari segalanya, Anin harap mereka bertahan lama. Walaupun ia belum mencintai pemuda itu, namun ia tak ingin kehilangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA | ARSHAKA
Novela JuvenilMenjabat sebagai ketua kelas dan memiliki predikat selalu mendapat juara satu pararel membuat Shaka harus berurusan dengan Anindya-teman kelas sekaligus murid yang dijuluki preman sekolah. Hari yang dulu selalu berjalan flat berubah sedikit berwarna...