Langkah Rasa, Semesta dan Yakira Paramitha. (Slow-update).
Yakira Paramitha, gadis dengan hidup penuh kekangan yang diberikan oleh ayahnya. Lintang Saghara pun datang dalam kehidupannya menjadi seorang bodyguard pribadi. Sikap Lintang yang sang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lintang Saghara, 23 Tahun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yakira Paramitha, 17 Tahun.
Cklek
Gadis dengan senyuman manis yang terukir diwajahnya, ia membuka jendela dan menghirup udara segar.
Ia segera membersihkan tubuhnya, dan berdandan seadanya. Hari ini tidak ada jadwal les, jadi Yakira bisa menikmati harinya dengan sangat-sangat baik.
“Non Yakira, mau sarapan sekarang, Non?” tanya salah satu karyawan yang berada di rumah Yakira.
“Nanti aja, Bi. Siangan." tolak Yakira secara halus.
“Loh, yo jangan begitu toh, Non. Sarapan, ya? Mau, ya?” rayu asisten rumah tangga Yakira.
"Yaudah deh, Bi. Jangan lupa pudingnya ya, Bi!" ucap Yakira sembari tersenyum memperlihatkan barisan gigi-giginya yang rapi. Asisten rumah tangganya itu pun mengangguk, bergegas menuju dapur.
Notifikasi ponselnya berdering, Yakira segera membacanya, ternyata sebuah pesan dari ayahnya.
Ayah
Yakira, bila kamu pergi hari ini, ada pengawal baru yang akan terus mengantarmu. Kemanapun, dan kapanpun. Jangan pernah berani untuk keluar tanpa seizin Ayah dan tanpa pengawalmu.
Maksud Ayah? Yakira harus pergi dengan pengawal, selalu? Ini gila, bahkan Yakira nggak pernah keluar dari rumah lalu apa gunanya pengawal untuk Yakira?
Pada kenyataannya, ini awal dari semuanya. Awal dari malapetaka, atau memang yang terbaik untuk Yakira?
Satu hal yang perlu diketahui, bahwa ayahnya sama sekali tidak pernah mengunjungi putrinya yang hampir beranjak dewasa. Bahkan, ia tidak umelihat Yakira untuk sekilas sekalipun. Lalu, apa pedulinya dengan Yakira yang harus diikuti oleh pengawal? Ayahnya saja tidak pernah tahu bagaimana kehidupan Yakira sebenarnya.
Yakira berlari melewati tangga-tangga yang sangat panjang di kediamannya itu, ia menutup pintu dengan suara sangat keras. Asisten-asisten rumah tangganya cukup terkejut. Ada apa lagi dengan keadaan rumah ini?
"Non Yakira! Ini bagaimana sarapannya?!" teriak sang bibi yang sedari tadi sedang mempersiapkan sarapan untuk Yakira, namun Yakira tidak mendengarkannya.
"Pak, pengawal baru yang mana?" tanya Yakira, sembari menepuk pundak pengawal yang ia tanya.
Pengawal itu berbalik badan, dengan postur tubuh yang tinggi dan tegap, ekspresi wajah yang datar, ia pun berkata, "Gue, Lintang Saghara,"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yang bener aja, ayah bayar bocah SMA seumuran anaknya sendiri buat jadi pengawal?" ucap Yakira tak percaya, Yakira merasa tak habis pikir dengan Ayahnya.
Lintang bertanya, "Lo, 17 tahun, kan?"
"Tau dari mana?" jawab Yakira sembari bertanya balik kepada pengawal barunya itu.
"Ayah lo yang bilang ke gue. Gue 23 tahun."
"Hmmpph!" Yakira menutup mulutnya tak percaya, enam tahun tahun? Berbeda enam tahun? Usia Yakira dan pengawal ini berbeda enam tahun! Yakira merasa terkejut sekaligus malu, bagaimana ada pengawal seperti ini? Rasanya mustahil, seakan berada di dunia fiksi. Yakira terpaku.
"Kenapa?" tanya Lintang.
Suara pengawal barunya itu membuyarkan pikirannya, "Ya wajar aja sih umur 23 tahun keliatan masih kayak anak SMA, masih muda kok. Enam tahun lalu lo pernah jadi anak SMA, kan? Udah lulus kuliah S1 dong, ya?" ucap Yakira agar mengurangi rasa malunya.
"Gue nggak lanjutin kuliah." jawab Lintang.
Yakira merasa kikuk, ia merasa telah salah berbicara.
Entahlah, mengapa rumah ini besar sekali bahkan mungkin halaman rumah ini bisa dijadikan untuk lapangan lomba lari tingkat nasional.
Untungnya asisten rumah tangga Yakira itu bisa mengejar langkah kaki Yakira, sehingga ia mempunyai alasan untuk menghindari rasa malunya ketika ia mengira bahwa Lintang adalah teman seusianya.
"Nah, anak kecil sarapan dulu sana." perintah Lintang pada Yakira, gadis itu mendelik. Ia meninggalkan Lintang. Namun, saat berjalan Yakira menjulurkan lidahnya dengan berniat untuk meledek Lintang.
"Sabar ya, Den." ujar seorang satpam menghampiri Lintang.
Lintang kebingungan dan bertanya, "Untuk apa, Pak?"
"Non Yakira bertahun-tahun mewarnai rumah ini, namun tidak dengan dirinya sendiri. Bahkan mungkin sekarang ia sedang menyesuaikan diri dengan orang baru yang akan terus mengikutinya kemanapun dan kapanpun,"
"Apa arti dari tidak dengan dirinya sendiri, Pak?"
"Den Lintang akan selalu mengawasi Non Yakira, 'kan?" tanya Security itu, Lintang menganggukan kepalanya.
"Nanti juga tahu sendiri, Den." ucap satpam tersebut sembari tersenyum simpul. Lintang hanya mengangguk walau ia masih bertanya-tanya dengan ucapan pak satpam.
TBC
Disclaimer: cerita ini hampir mustahil terjadi di dunia nyata, jadi sudah jelas ya kalau cerita ini bergenre fiksi.
Tetapi tidak sampai tidak masuk akal juga, author akan berusaha agar cerita ini tidak ngawur, hehe. Selebihnya kembali lagi ke pribasi masing-masing.
Bagi pembaca yang tidak sabaran, cerita ini memiliki alur cerita yang lambat. Jadi, bisa berpikir 2x ya untuk membacanya. :D
Tambahan, maaf sekali kalau banyak kekurangan dalam hal penulisan (author masih amatir).