.
.
.Seusai kekesalan Yakira kepada Lintang, dan celotehan Yakira yang tidak ada henti-hentinya itu, kini Yakira memilih untuk diam dan tidak berbicara satu patah kata pun kepada Lintang. Gadis itu penasaran sebenarnya bagaimana perasaan Lintang sepanjang ia mengoceh?
Yakira benar-benar penasaran dengan kehidupan Lintang, walau sebenarnya sangat keterlaluan jika harus terlalu mencari tahu lebih dalam tentang kehidupan Lintang.
Ketika Lintang pergi menuju rumah yang dikhususkan untuk para karyawan, Yakira mengoreh sakunya mencari keberadaan ponselnya yang belum sempat ia genggam. Kini, terlintas dalam pikiran Yakira, bagaimana jika ia berusaha untuk menginstal aplikasi sosial media yang belum pernah ia mainkan sebelumnya?
Yakira pun menginstal beberapa aplikasi dengan tujuan hanya ingin mencari tahu sosok Lintang, ia berusaha mengetik nama Lintang agar bisa menemukan jejak digital milik Lintang, namun semua yang Yakira lakukan itu gagal. Nihil, sepertinya Lintang tidak memiliki jejak digital.
"Kak Lintang itu gak pernah berubah kayaknya." gumam Yakira, ia merasa bahwa Lintang itu sudah misterius sejak lahir, walaupun Yakira belum pernah tahu bagaimana sosok Lintang sejak Lintang masih bayi.
"Jangan-jangan dia juga gak nangis waktu baru brojol." tambah Yakira lagi sembari merasa sedikit kecewa karena tidak menemukan apapun.
Tetapi, ada sesuatu postingan yang lewat di beranda akun Yakira, apa ini? Bagaimana bisa? Yakira segera menghapus aplikasi-aplikasi itu dan menutup ponselnya.
Jantungnya seketika berdetak dengan sangat cepat, mengerikan sekali hal yang baru saja ia lihat.
Lintang kembali dengan memegang sebuah ember dan peralatan untuk membersihkan mobil, ia sedikit heran karena melihat Yakira yang mendadak membeku dihadapannya. Apa yang terjadi? Padahal Lintang belum lama meninggalkan Yakira.
"Yakir-" Belum selesai Lintang menyelesaikan ucapannya untuk menambahkan huruf a agar sempurna menjadi Yakira, gadis di depan Lintang ini mengeluarkan air matanya. Lintang melihat penampilannya, apakah ia terlihat menyeramkan sehingga Yakira menangis?
Dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, Lintang memberikan Yakira sebuah kain untuk mengelap air mata Yakira. Gadis itu menerimanya dan menghapus air matanya. Lalu, Yakira baru saja tersadar akan sesuatu.
Yakira berkata, "KAK LINTANG! Kok lo malah kasih gue kanebo kering sih? Nyebelin banget."
Yakira memukul kecil lengan Lintang, pemuda itu menghindar dari pukulan Yakira.
"Meleset. Gak cocok lo jadi atlet basket." kata Lintang.
"Siapa juga yang mau jadi atlet basket?!" kata Yakira sambil mendengus kesal.
Gadis itu mengambil air dengan menggunakan kanebo kering, lalu menempelkannya pada wajah Lintang.
"Daripada cuci mobil mending cuci muka aja, Kak." ucap Yakira pada Lintang.
Seperti biasa, bi Dharmi dan karyawan lain hanya menonton kisah hidup Lintang dan Yakira.
Dalam sekejap perubahan keadaan hati Yakira berubah karena kanebo kering yang diberikan oleh Lintang. Tetapi Yakira juga tidak bisa ber-terima kasih begitu saja kepada kanebo kering yang sudah dipakai berulang kali ini.
Ketika Lintang mulai mencuci mobil, Yakira memainkan busa-busa sabun itu dan mengelapnya ke pakaian yang dikenakan oleh Lintang. Lintang membalasnya, mereka bermain layaknya tidak pernah memainkan hal seperti ini sebelumnya. Pakaian yang mereka kenakan pun basah kuyup, seakan-akan terjadi hujan yang deras membasahi tubuh mereka, namun, busa-busa itu tidak bisa berbohong bahwa Lintang dan Yakira memainkan sabun.
"Kak, ngalah aja deh." ejek Yakira kepada Lintang.
Lintang memilih untuk diam, walau diam bukan berarti tandanya ia mau untuk mengalah. Masih ada kesempatan lain untuk membalaskan dendamnya kepada Yakira.
Gerbang terbuka, siapa yang baru saja datang?
Ah, ternyata Shaka. Pemuda itu sepertinya sehabis pertandingan segera menuju ke sini, jersey basket yang ia kenakan saat pertandingan masih ia pakai.
Yakira yang kini berdiri dengan penuh busa dan pakaiannya yang basah kuyup pun hanya bisa diam, "Memalukan sekali." imbuh Yakira.
Lintang segera meninggalkan Yakira dan Shaka, Shaka akan berpikir seperti apa jika Lintang berpenampilan seperti sekarang? Tentunya bukan berpikir bahwa Lintang itu makhluk lucu dan menggemaskan.
"Kir, kenapa basah kuyup begitu? Banyak busa juga." tanya Shaka sembari diselingi kekehan.
"Ini, begini ... tadi lagi keliling terus ada tempat yang hujan busa, jadi kayak gini." Yakira mengeles dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal. Namun, Shaka memaklumi hal ini karena ini adalah Yakira.
Sebenarnya, ada beberapa pertanyaan yang ingin Yakira tanyakan. Salah satu pertanyaannya adalah, mengapa Shaka ke sini?
"Gue cuma ngerasa belum punya banyak waktu buat ngobrol sama lo sedari pertandingan tadi." ujar Shaka, Yakira sedikit heran, mengapa Shaka tiba-tiba berbicara seperti itu? Padahal Yakira sama sekali tidak melontarkan pertanyaan apapun kepada Shaka.
"Oh, gitu ya. Padahal sama gue juga enggak akan bahas sesuatu yang mengasyikan gitu, Ka," jawab Yakira.
Shaka berkata, "Kata siapa? Siapa yang bilang gitu?"
"Gue." ujar Yakira dengan menatap Shaka untuk memastikan manusia ini benar-benar Shaka, atau Shaka baru saja terbentur bola basket?
"Ini gue, Shaka."
Yakira bergidik ngeri, "Lo belajar ilmu hitam dari mana sih, Ka?" ujar Yakira menyelidik Shaka.
Shaka berkata, "Nanti gue kirim alamatnya kalau lo mau, atau ... sama gue juga boleh. Gue udah sabuk hitam, nih."
Gadis itu menggelengkan kepalanya, "Kasian, mana masih muda." kata Yakira miris melihat Shaka yang memiliki imajinasi tingkat tinggi, walau memang patut diberikan apresiasi untuk imajinasi Shaka.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Rasa
Teen FictionLangkah Rasa, Semesta dan Yakira Paramitha. (Slow-update). Yakira Paramitha, gadis dengan hidup penuh kekangan yang diberikan oleh ayahnya. Lintang Saghara pun datang dalam kehidupannya menjadi seorang bodyguard pribadi. Sikap Lintang yang sang...