.
.
.15. How About You?
Setelah semalaman berpesta, semua yang hadir di pesta mengalami keadaan mengenaskan, semuanya tepar, bahkan termasuk para karyawan sekalipun.
Yakira terbangun, ia mencari teman-temannya apakah mereka baik-baik saja atau tidak. Ia bertemu dengan Shaka, rupanya Shaka sudah bangun terlebih dahulu.
"Ka, cuma tidur sebentar?" Tanya Yakira.
"Enggak. Tidur gue cukup, how about you?" Tanya Shaka balik, Yakira hanya membalas dengan senyuman yang menandakan bahwa tidurnya juga sudah cukup.
Yakira menengok lagi, rupanya Shaka sedang minum teh, Shaka sudah seperti orang tua saja, pikir Yakira.
"Yakira, gue boleh bilang dan tanya sesuatu?" Kata Shaka, Yakira mengiyakan ucapan Shaka, "Ya, boleh. Ada apa emang?" Kata Yakira penasaran.
"Semalam, yang berjenis kelamin pria cuma gue sama bodyguard lo yang bener-bener ada di pesta. Dia beneran bodyguard? Masih keliatan muda," Kini Shaka yang merasa penasaran, Yakira kikuk, bahkan ia tidak tahu harus menjawab apa ... karena hal ini bukan urusan yang bisa diketahui begitu saja oleh Yakira, melainkan oleh Ayahnya juga dengan Lintang secara pribadi.
"Ka, maaf banget. Tapi gue juga gak tau. Cuma usianya udah cukup kok, dia 23 tahun. Masih muda sih, tapi cukup aja kan buat jadi pengawal pribadi? Justru yang masih muda kan lebih kuat, hehehe." Jawab Yakira diselingi kekehannya yang terkesan canggung.
Shaka sudah mengira-ngira bahwa Yakira akan kebingungan menjawabnya, ia hanya mengangguk mengerti bagaimana posisi Yakira yang tidak tahu menahu bagaimana tentang Lintang, juga Shaka tidak berhak untuk terlalu banyak bertanya tentang kehidupan Yakira.
"Eh iya, Ka, gimana nanti kuliah lo?" Tanya Yakira, Shaka diam sejenak. Sejujurnya sudah banyak yang bertanya tentang dunia perkuliahan pada Shaka, Shaka sendiri bingung karena ia masih ragu dengan pilihannya.
"Soal kuliah, masih ragu. Tapi gue ada pilihan dua universitas yang kemungkinan besar gue pilih. Sejauh ini baru pikirin universitasnya aja udah bingung. Yakira, mau nggak 3 hari lagi dateng ke pertandingan basket gue? Ini pertandingan terakhir sebelum lulus." Kata Shaka.
"Gak bisa." Suara yang sangat familiar menengahi percakapan antara Yakira dan Shaka.
"Apa?!" Yakira meninggikan suaranya sedikit, bisa-bisanya Lintang tiba-tiba muncul dan berkata begitu di depan Shaka.
"Kalau nggak bisa, gak apa-apa." Ujar Shaka, Yakira menggelengkan kepalanya, "Bisa kok, Ka."
"Gak bisa." Tambah Lintang lagi, Lintang membuat Yakira sangat geram. Yakira menyangkal ucapan Lintang secara terus menerus, begitu juga sebaliknya. Shaka merasa sangat kebingungan sekarang.
"Yakira, gak usah dipaksain. Gue paham." Ucap Shaka.
Yakira mendengus kesal kepada Lintang, Lintang hanya tersenyum tipis, sangat tipis, karena merasa dirinya sudah menang. Apa iya sudah menang? Yakin?
Yakira mengusir Lintang namun Lintang tidak ingin pergi, apa boleh buat? Yakira memilih untuk menginjak kaki Lintang dengan embel embel 'tidak sengaja'. Wajah Yakira sungguh tidak bisa berbohong, ia memang terlihat sangat sengaja menginjak kaki Lintang. Di sisi lain, Shaka geleng-geleng kepala melihat tingkah Yakira.
"Jangan kayak gitu, malu. Diliatin tuh sama temen lo." Kata Lintang lalu pergi meninggalkan Yakira.
"KAK LINTANG!!" Teriak Yakira dengan nada merengek, menyebalkan! Lintang sungguh menyebalkan bagi Yakira.
Shaka terkekeh, dan berkata, "Lo lucu, makanya kenapa dia suka jahilin lo, karena lo lucu."
Yakira terdiam, berapa kali kata 'lucu' Shaka ulangi? Sepertinya lebih dari satu kali? Tanpa Yakira sadari wajahnya memerah, Yakira memilih berlari meninggalkan Shaka sebelum dirinya kehilangan kesadaran.
Shaka sendiri bingung kenapa secara tiba-tiba ia berkata seperti iti, tetapi perkataannya memang murni dari hati dan pikirannya sendiri. Lintang tampaknya sudah tahu bagaimana cara akrab dengan Yakira dengan sendirinya.
Walau sejauh ini Lintang dan Yakira merasa tidak sedekat itu, namun dimata Shaka mereka memiliki hubungan yang jauh dari kata dekat.
Nindy dan Ghea menatap Yakira dengan tatapan heran, Ghea membuka pembicaraan terlebih dahulu, "Kenapa lo, Yakira?" Tanya Ghea. Yakira tidak sanggup menjawab.
"Ini pasti ada hubungannya sama hati." Ucap Nindy melirik Ghea, Ghea hanya menyunggingkan senyumnya.
"Jatuh cinta lo? Sama siapa?" Tanya Ghea lagi.
Yakira menggeleng dan berkata, "Enggak ada, apa-apaan jatuh cinta. Mustahil."
"Terus kenapa lo tiba-tiba ngibrit ke sini sambil tutup wajah, badan lo juga kayak orang kejang-kejang tadi." Tambah Nindy, Yakira merasa malu. Sedangkan Ghea hanya menganggukkan kepalanya.
Ini memang aneh, Yakira juga tidak tahu dengan perasaannya sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi dengan diri Yakira? Yakira tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.
"Shaka atau Lintang?" Ucap Ghea, Yakira melotot.
"Yang bener aja, Ghe? Mereka sama aja hubungannya kayak kalian ke gue." Jawab Yakira.
"Catet ya, Nin tolong inget ucapan Yakira. Hubungannya sama aja kayak kalian ke gue. Akan gue inget terus ucapan lo tadi ya, Yakira." Kata Ghea dengan senyum meledek.
Raut wajah Yakira sungguh sangat memperlihatkan bahwa ia sedang merasa geram kepada Ghea, "Terserah!" Ucap Yakira kepada Ghea.
Ghea dan Nindy terus-terusan menggoda Yakira, membuat Yakira semakin resah dengan perasaannya sendiri. Yakira tidak pernah tahu apa itu jatuh cinta. Mungkin kalau untuk melihat sosok dengan paras yang tampan, ia pernah merasa kagum, bagaimana bisa ada manusia memiliki paras tidak manusiawi seperti itu? Tetapi, yang ia rasakan kali ini berbeda, ini bukan kagum, lalu apa?
"Enggak mungkin, dia cuma temen." Pikirannya terus bergelut, memikirkan ini dan itu, sama halnya seperti sosok yang baru saja kasmaran pada umumnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Rasa
Novela JuvenilLangkah Rasa, Semesta dan Yakira Paramitha. (Slow-update). Yakira Paramitha, gadis dengan hidup penuh kekangan yang diberikan oleh ayahnya. Lintang Saghara pun datang dalam kehidupannya menjadi seorang bodyguard pribadi. Sikap Lintang yang sang...